Memang tidak ada orang yang sempurna. Memang tidak ada manusia yang anti kesalahan. Memang melakukan kekeliruan itu adalah hal yang wajar. Namun hendaklah hal-hal tersebut tidak menjadi alasan bagi kita untuk tidak bisa menghasilkan kualitas kerja yang terbaik. Pernahkah kita membayangkan seandainya kita memberikan cukup toleransi untuk kesalahan dalam pekerjaan kita? Bahkan kesalahan yang hanya 0,1% pun bisa berakibat fatal. Kalau tidak percaya periksalah fakta-fakta berikut ini.
John C. Maxwell mengungkapkan, “Jika 99,9 % sudah cukup bagus, maka akan ada 811.000 gulungan yang salah dari film 35 mm akan dimuat tahun ini. 22.000 cek akan diambil dari rekening bank yang salah dalam 60 menit berikut, dan 12 bayi akan diberikan kepada orang tua yang salah pada hari ini saja.”
Renungan pada hari ini bukan bermaksud menjadikan kita sebagai manusia super yang anti salah. Tulisan ini hanya ingin membangun mentalitas kita agar mengerjakan segala sesuatunya dengan lebih sempurna dan tidak memakai alasan human error terus menerus sebagai legalitas saat kita berbuat salah. Saya pernah salah. Bahkan jika Anda mengamati dengan sangat teliti, kadangkala Anda akan menemukan kesalahan dalam Renungan Harian Spirit Motivator ini. Namun kami bertekad agar jangan sampai kesalahan yang sama terulang kembali. Dengan prinsip seperti ini, pencapaian akan kualitas yang lebih sempurna bisa terus tercapai.
Kesalahan dapat dihindari dengan banyak menambah pengetahuan. Itulah yang dikatakan Salomo. Ia pun menyatakan bahwa kesalahan seringkali berpangkal pada sifat tergesa-gesa. Karenanya, jika Anda saat ini sedang dirundung kekecewaan atau terlibat dalam masalah akibat kesalahan yang Anda perbuat, mari gunakan kesempatan ini untuk mengevaluasi apakah hal itu terjadi karena kita sering tergesa-gesa, bertindak tanpa pertimbangan yang matang dan tanpa memohon hikmat Tuhan?
Kesalahan dihindari dengan menambah pengetahuan dan tidak tergesa-gesa dalam bertindak.
BLOG ini saya buat, dengan tujuan untuk berbagi dengan sesama BLOGGER dan pembaca. Apa yang tertulis adalah berasal dari berbagai Referensi by Internet. Semoga Article-article yang ada dapat berguna bagi para pembaca. Selamat membaca, salam hangat dari saya
Jumat, 24 Juni 2011
JANGAN MENCARI KESALAHAN ORANG LAIN
Sebuah puisi menulis seperti ini : Jangan mencari kesalahan orang yang timpang Atau tersandung-sandung di sepanjang jalan kehidupan, Kecuali engkau sudah mengenakan sepatu yang dipakainya, Atau menanggung beban yang dipikulnya Mungkin ada paku dalam sepatunya yang melukai kakinya, Meski tersembunyi dari pandanganmu, beban yang ditanggungnya, bila kaupikul di punggungmu, mungkin ‘kan membuatmu tersandung pula. Jangan terlalu keras pada orang yang melakukan kesalahan Atau melempari dia dengan kayu atau batu Kecuali engkau yakin, ya, sangat yakin, Bahwa kau sendiri tak punya kesalahan. *
Saya memiliki kebiasaan buruk, yang hampir semua dari Anda memilikinya juga. Menilai orang lain dengan poin yang sangat rendah. Dengan mudah kita akan berkata, begitu saja tak bisa, tak becus, dasar o’on, bodoh, tolol dan perkataan menyakitkan lainnya. Saat melihat orang lain melakukan kesalahan, dengan mudahnya kita mengetokkan palu layaknya hakim dan menundingnya dengan sinis, tanpa kita pernah mau tahu apa alasannya atau hal-hal apa yang membuat ia melakukan hal itu.
Giliran kita mengalami apa yang ia alami. Atau merasakan apa yang ia rasa. Atau melakukan apa yang ia lakukan. Belum tentu kita bisa melakukannya dengan baik, atau jangan-jangan poin kita justru ada dibawahnya. Lihat saja para penonton bola yang bisanya cuma teriak-teriak dan memaki-maki pemain yang sedikit saja melakukan kesalahan. Sesekali turun ke lapangan dong, dan tunjukkan permainan bola Anda!, demikian saya akan menantangnya.
Tak perlu menilai orang lain, sebab kita tidak pernah tahu seperti apa kita seandainya berada di posisinya. Belajar memahami orang lain jauh lebih baik daripada kita mengecamnya. Kita bukan manusia yang anti kesalahan, lalu mengapa kita begitu mudah mencaci kesalahan orang? Paling tidak kita harus pernah mengalaminya sendiri lebih dulu, barulah kita boleh berkata-kata.
Stop menilai orang lain sebelum kita mengalaminya lebih dulu.
Saya memiliki kebiasaan buruk, yang hampir semua dari Anda memilikinya juga. Menilai orang lain dengan poin yang sangat rendah. Dengan mudah kita akan berkata, begitu saja tak bisa, tak becus, dasar o’on, bodoh, tolol dan perkataan menyakitkan lainnya. Saat melihat orang lain melakukan kesalahan, dengan mudahnya kita mengetokkan palu layaknya hakim dan menundingnya dengan sinis, tanpa kita pernah mau tahu apa alasannya atau hal-hal apa yang membuat ia melakukan hal itu.
Giliran kita mengalami apa yang ia alami. Atau merasakan apa yang ia rasa. Atau melakukan apa yang ia lakukan. Belum tentu kita bisa melakukannya dengan baik, atau jangan-jangan poin kita justru ada dibawahnya. Lihat saja para penonton bola yang bisanya cuma teriak-teriak dan memaki-maki pemain yang sedikit saja melakukan kesalahan. Sesekali turun ke lapangan dong, dan tunjukkan permainan bola Anda!, demikian saya akan menantangnya.
Tak perlu menilai orang lain, sebab kita tidak pernah tahu seperti apa kita seandainya berada di posisinya. Belajar memahami orang lain jauh lebih baik daripada kita mengecamnya. Kita bukan manusia yang anti kesalahan, lalu mengapa kita begitu mudah mencaci kesalahan orang? Paling tidak kita harus pernah mengalaminya sendiri lebih dulu, barulah kita boleh berkata-kata.
Stop menilai orang lain sebelum kita mengalaminya lebih dulu.
TIGA MACAM PEMBERI
Kita semua tentu pernah memberi persembahan untuk pekerjaan Tuhan. Hanya saja motivasi kita memberi itu berbeda-beda. Ada yang memberi karena ada pamrih terselubung. Ada juga yang memberi karena terpaksa. Tapi ada juga yang memberi karena ketulusan hati dan ekspresi kasih.
Ada tiga macam pemberi. Si batu api, si spon dan si sarang lebah. Untuk mendapatkan si batu api, Anda harus menghantam dia. Walau sudah dihantam, biasanya Anda hanya mendapat sedikit serpihan dan percikan bunga api. Pelit untuk memberi. Kalau pun mau memberi itu selalu dengan pertunjukan besar-besaran. Pemberi macam ini akan selalu menuntut kalau namanya harus diumumkan dan berharap semua orang tahu.
Ada si spon. Untuk mendapatkan sesuatu dari si spon, Anda harus memerasnya lebih dulu, kalau perlu dengan aksi mengancam segala. Barulah si spon mau memberi. Memberi karena terpaksa. Memberi bukan dari hati.
Yang terakhir adalah pemberi tipe sarang lebah. Sarang lebah senang memberi, tanpa tekanan dan tanpa harus menunggu lebih dulu seseorang merengek-rengek kepadanya. Dia membiarkan madu yang dihasilkan terus mengalir agar orang yang sedang membutuhkannya bisa mendapatkannya. Uniknya, sarang lebah tidak akan pernah kehabisan. Ia akan selalu memberi, memberi dan selalu ada saja madu yang diberikannya, seolah tidak ada habisnya. *
Bagaimana dengan kehidupan kita? Apakah kita pemberi macam bunga api yang selalu gembar-gembor ke sana ke mari untuk mengumumkan kedermawanan kita? Apakah kita pemberi macam spon yang menunggu ditekan dan dipaksa dulu? Ataukah kita seperti sarang lebah yang memberi karena ketulusan? Memberi karena ada iman bahwa yang telah mereka berikan akan segera diganti dengan baru. Berharap bahwa kita semua adalah orang Kristen yang suka memberi. Memberi karena ketulusan dan ekspresi kasih. Hal yang paling unik soal memberi adalah kita tidak akan pernah kekurangan di saat kita memberi. Tak pernah ada orang yang jatuh miskin karena ia memberi. Mengapa? Karena Tuhan selalu menggantinya dengan berkat yang selalu baru.
Apakah kita sudah menjadi pemberi yang tulus?
Ada tiga macam pemberi. Si batu api, si spon dan si sarang lebah. Untuk mendapatkan si batu api, Anda harus menghantam dia. Walau sudah dihantam, biasanya Anda hanya mendapat sedikit serpihan dan percikan bunga api. Pelit untuk memberi. Kalau pun mau memberi itu selalu dengan pertunjukan besar-besaran. Pemberi macam ini akan selalu menuntut kalau namanya harus diumumkan dan berharap semua orang tahu.
Ada si spon. Untuk mendapatkan sesuatu dari si spon, Anda harus memerasnya lebih dulu, kalau perlu dengan aksi mengancam segala. Barulah si spon mau memberi. Memberi karena terpaksa. Memberi bukan dari hati.
Yang terakhir adalah pemberi tipe sarang lebah. Sarang lebah senang memberi, tanpa tekanan dan tanpa harus menunggu lebih dulu seseorang merengek-rengek kepadanya. Dia membiarkan madu yang dihasilkan terus mengalir agar orang yang sedang membutuhkannya bisa mendapatkannya. Uniknya, sarang lebah tidak akan pernah kehabisan. Ia akan selalu memberi, memberi dan selalu ada saja madu yang diberikannya, seolah tidak ada habisnya. *
Bagaimana dengan kehidupan kita? Apakah kita pemberi macam bunga api yang selalu gembar-gembor ke sana ke mari untuk mengumumkan kedermawanan kita? Apakah kita pemberi macam spon yang menunggu ditekan dan dipaksa dulu? Ataukah kita seperti sarang lebah yang memberi karena ketulusan? Memberi karena ada iman bahwa yang telah mereka berikan akan segera diganti dengan baru. Berharap bahwa kita semua adalah orang Kristen yang suka memberi. Memberi karena ketulusan dan ekspresi kasih. Hal yang paling unik soal memberi adalah kita tidak akan pernah kekurangan di saat kita memberi. Tak pernah ada orang yang jatuh miskin karena ia memberi. Mengapa? Karena Tuhan selalu menggantinya dengan berkat yang selalu baru.
Apakah kita sudah menjadi pemberi yang tulus?
Macan dengan Nyali Tikus
Macan dengan Nyali Tikus
Salah satu alasan mengapa kita tidak bisa mengembangkan senyum lebih lebar adalah karena kita terlampau dicekam oleh ketakutan kita sendiri. Boleh percaya boleh tidak, namun fakta berkata bahwa ketakutan adalah seperti kanker ganas yang menggerogoti sukacita kita. Semakin kita mengijinkan ketakutan mempengaruhi kehidupan kita, maka semakin sulit kita merasakan sukacita.
Cerita lama dari India menceritakan tentang tikus yang ketakutan karena melihat seekor kucing. Itu sebabnya tikus tersebut pergi kepada tukang sihir untuk menyulapnya menjadi kucing. Setelah tikus tersebut jadi kucing, kembali lagi ia dicekam rasa takut karena melihat anjing. Maka segera saja ia kembali ke tukang sihir dan minta mengubahnya menjadi anjing. Setelah jadi anjing, lagi-lagi ia takut ketika bertemu dengan macan dan minta kepada tukang sihir untuk mengubahnya menjadi macan. Tetapi ketika ia datang lagi dengan keluhan bahwa ia bertemu dengan pemburu, si tukang sihir menolak membantu lagi, “Akan saya ubah kamu jadi tikus lagi, sebab, sekalipun badanmu macan, nyalimu masih tetap nyali tikus.”
Ketika kita percaya kepada Yesus, kita diubah menjadi manusia baru. Hanya sayang, kita seperti cerita klasik tersebut. Kita mengaku sudah menjadi manusia baru, tapi “nyali” kita tidak baru. Daripada mengijinkan Kristus menguasai kehidupan kita, kita lebih mengijinkan ketakutan yang menguasai kita. Bukan iman, tapi rasa kuatir. Bukan keberanian, tapi rasa cemas. Tak heran sukacita kita padam. Tak ada senyum. Tak ada keceriaan. Sebaliknya, kegelisahan dan ketakutanlah yang terpancar dari hidup kita.
Seandainya kita memiliki nyali Kristus, tentu kita bisa bersukacita dalam segala keadaan. Paulus memiliki nyali Kristus, itu sebabnya penjara tak bisa membendung sukacitanya. Demikian juga situasi dan kondisi yang paling buruk sekalipun tak akan pernah bisa memadamkan sukacita kita, seandainya kita memiliki nyali Kristus. Sungguh ironis kalau kita mengaku sebagai anak Tuhan tetapi tak mampu lagi bersukacita karena situasi dan keadaan yang menantang kita. Bukankah seharusnya kita berani menghadapi setiap tantangan hidup dengan optimisme dan sukacita? Kalau tak bisa tersenyum di tengah tantangan hidup, itu seperti seekor macan dengan nyali tikus.
Hadapilah semua tantangan hidup dengan optimisme dan sukacita
Salah satu alasan mengapa kita tidak bisa mengembangkan senyum lebih lebar adalah karena kita terlampau dicekam oleh ketakutan kita sendiri. Boleh percaya boleh tidak, namun fakta berkata bahwa ketakutan adalah seperti kanker ganas yang menggerogoti sukacita kita. Semakin kita mengijinkan ketakutan mempengaruhi kehidupan kita, maka semakin sulit kita merasakan sukacita.
Cerita lama dari India menceritakan tentang tikus yang ketakutan karena melihat seekor kucing. Itu sebabnya tikus tersebut pergi kepada tukang sihir untuk menyulapnya menjadi kucing. Setelah tikus tersebut jadi kucing, kembali lagi ia dicekam rasa takut karena melihat anjing. Maka segera saja ia kembali ke tukang sihir dan minta mengubahnya menjadi anjing. Setelah jadi anjing, lagi-lagi ia takut ketika bertemu dengan macan dan minta kepada tukang sihir untuk mengubahnya menjadi macan. Tetapi ketika ia datang lagi dengan keluhan bahwa ia bertemu dengan pemburu, si tukang sihir menolak membantu lagi, “Akan saya ubah kamu jadi tikus lagi, sebab, sekalipun badanmu macan, nyalimu masih tetap nyali tikus.”
Ketika kita percaya kepada Yesus, kita diubah menjadi manusia baru. Hanya sayang, kita seperti cerita klasik tersebut. Kita mengaku sudah menjadi manusia baru, tapi “nyali” kita tidak baru. Daripada mengijinkan Kristus menguasai kehidupan kita, kita lebih mengijinkan ketakutan yang menguasai kita. Bukan iman, tapi rasa kuatir. Bukan keberanian, tapi rasa cemas. Tak heran sukacita kita padam. Tak ada senyum. Tak ada keceriaan. Sebaliknya, kegelisahan dan ketakutanlah yang terpancar dari hidup kita.
Seandainya kita memiliki nyali Kristus, tentu kita bisa bersukacita dalam segala keadaan. Paulus memiliki nyali Kristus, itu sebabnya penjara tak bisa membendung sukacitanya. Demikian juga situasi dan kondisi yang paling buruk sekalipun tak akan pernah bisa memadamkan sukacita kita, seandainya kita memiliki nyali Kristus. Sungguh ironis kalau kita mengaku sebagai anak Tuhan tetapi tak mampu lagi bersukacita karena situasi dan keadaan yang menantang kita. Bukankah seharusnya kita berani menghadapi setiap tantangan hidup dengan optimisme dan sukacita? Kalau tak bisa tersenyum di tengah tantangan hidup, itu seperti seekor macan dengan nyali tikus.
Hadapilah semua tantangan hidup dengan optimisme dan sukacita
KISAH BAUT KECIL
Sebuah baut kecil bersama ribuan baut seukurannya dipasang untuk menahan lempengan-lempengan baja di lambung sebuah kapal besar. Saat melintasi samudera Hindia yang ganas, baut kecil itu terancam lepas. Hal itu membuat ribuan baut lain terancam lepas pula. Baut-baut kecil lain berteriak menguatkan, "Awas! Berpeganglah erat-erat! Jika kamu lepas kami juga akan lepas!" Teriakan itu didengar oleh lempengan-lempengan baja yang membuat mereka menyerukan hal yang sama. Bahkan seluruh bagian kapal turut memberi dorongan semangat pada satu baut kecil itu untuk bertahan. Mereka mengingatkan bahwa baut kecil itu sangat penting bagi keselamatan kapal. Jika ia menyerah dan melepaskan pegangannya, seluruh isi kapal akan tenggelam. Dukungan itu membuat baut kecil kembali menemukan arti penting dirinya di antara komponen kapal lainnya. Dengan sekuat tenaga, ia pun berusaha tetap bertahan demi keselamatan seisi kapal.
Sayang, dunia kerja seringkali berkebalikan dengan ilustrasi di atas. Kita malah cenderung girang melihat rekan sekerja "jatuh", bahkan kita akan merasa bangga apabila kita sendiri yang membuat rekan kerja gagal dalam tanggung jawabnya. Jika itu dibiarkan, artinya perpecahan sedang dimulai dan tanpa sadar kita menggali lubang kubur sendiri. Apa yang disebut gaya hidup seorang Kristen seakan tidak berlaku di tempat kerja. Padahal setiap tindakan yang kita lakukan akan selalu disorot oleh Sang Atasan.
Bagaimana sikap kita dengan rekan kerja? Mungkin saat rekan kerja menghadapi masalah, kita menganggap itu risiko yang harus ia hadapi sendiri. Tapi sebagai tim, kegagalan satu orang akan selalu membawa dampak pada keseluruhan. Jadi mengapa kita harus saling menjatuhkan? Bukankah hasilnya tentu jauh lebih baik jika kita saling mendukung dan bekerjasama menghadapi persoalan? Kristus mengajarkan bahwa kita adalah satu tubuh. Jika satu anggota mengalami masalah, yang lainnya harus mendorong dan menguatkannya. Jangan sampai masalah yang dialami rekan kerja malah membuat kita senang. Tapi baiklah kita berseru, "Berpeganglah erat-erat! Tanpa kamu, kami akan tenggelam!"
Sayang, dunia kerja seringkali berkebalikan dengan ilustrasi di atas. Kita malah cenderung girang melihat rekan sekerja "jatuh", bahkan kita akan merasa bangga apabila kita sendiri yang membuat rekan kerja gagal dalam tanggung jawabnya. Jika itu dibiarkan, artinya perpecahan sedang dimulai dan tanpa sadar kita menggali lubang kubur sendiri. Apa yang disebut gaya hidup seorang Kristen seakan tidak berlaku di tempat kerja. Padahal setiap tindakan yang kita lakukan akan selalu disorot oleh Sang Atasan.
Bagaimana sikap kita dengan rekan kerja? Mungkin saat rekan kerja menghadapi masalah, kita menganggap itu risiko yang harus ia hadapi sendiri. Tapi sebagai tim, kegagalan satu orang akan selalu membawa dampak pada keseluruhan. Jadi mengapa kita harus saling menjatuhkan? Bukankah hasilnya tentu jauh lebih baik jika kita saling mendukung dan bekerjasama menghadapi persoalan? Kristus mengajarkan bahwa kita adalah satu tubuh. Jika satu anggota mengalami masalah, yang lainnya harus mendorong dan menguatkannya. Jangan sampai masalah yang dialami rekan kerja malah membuat kita senang. Tapi baiklah kita berseru, "Berpeganglah erat-erat! Tanpa kamu, kami akan tenggelam!"
Rabu, 22 Juni 2011
Kamis, 16 Juni 2011
SYUKURLAH KALAU BEGITU.....
Paijp baru dua hari kerja di sebuah perusahaan asing, Paijo bermaksud menelpon ke bagian dapur sambil berteriak, '
Paijo : Ambilkan gue kopi... cepaaaaat!'
Ternyata jawaban dari balik telepon tidak kalah keras dan marahnya. '
DIRUT : HEII SIAPA INI... KAMU SALAH PENCET EXTENTION? KAMU TAHU DENGAN SIAPA KAMU BICARA?'
Paijo : 'TIDAKKKK.. ' sahut Tono.
DIRUT : 'Saya direktur utama perusahaan ini.
Saya pecat kamu nanti!' teriak Sang Dirut dan tak mau kalah teriak si Tono bales nyahut, '
Paijo : dan BAPAKKK TAHU SAYA TIDAKKK?'
DIRUT : 'Tidak.' jawab Boss.
Paijo : 'Syukurlah kalo gitu' sahut Paijo cuek sambil menutup telpon.
Sampai sekarang Si BOSS masih penasaran siapa yang bentak-bentak dia....
Paijo : Ambilkan gue kopi... cepaaaaat!'
Ternyata jawaban dari balik telepon tidak kalah keras dan marahnya. '
DIRUT : HEII SIAPA INI... KAMU SALAH PENCET EXTENTION? KAMU TAHU DENGAN SIAPA KAMU BICARA?'
Paijo : 'TIDAKKKK.. ' sahut Tono.
DIRUT : 'Saya direktur utama perusahaan ini.
Saya pecat kamu nanti!' teriak Sang Dirut dan tak mau kalah teriak si Tono bales nyahut, '
Paijo : dan BAPAKKK TAHU SAYA TIDAKKK?'
DIRUT : 'Tidak.' jawab Boss.
Paijo : 'Syukurlah kalo gitu' sahut Paijo cuek sambil menutup telpon.
Sampai sekarang Si BOSS masih penasaran siapa yang bentak-bentak dia....
PENJARA VS KANTOR
PENJARA
Kamu hidup di ruangan 8X10 m2.
KANTOR
Kamu hidup di ruangan 6X8 meter2.
PENJARADapat 3 kali makan, gratis.
KANTOR
Dapat 1 kali makan Gratis selanjutnya bayar sendiri(udah gitu
kantinnya pelit banget he..he..)
PENJARA
Untuk kebiasaan baik mendapat hadiah istirahat.
KANTOR
Untuk kebiasaan baik mendapat hadiah TAMBAHAN KERJAAN
he..he..
PENJARA
Penjaga akan membukakan pintu dan membuka & menguncikan
pintu untuk kamu.
KANTOR
Kamu harus membawa sendiri, membuka sendiri, menutup serta
mengunci sendiri semua pintu yang kamu punyai.
PENJARA
Kamu bisa nonton TV tiap hari.
KANTOR
Kamu bisa dipecat kalau nonton TV.
PENJARA
Kamu punya ruangan pribadi.
KANTOR
Kamu harus selalu bersama : Rudy,Arief etc he..he..
PENJARA
Diijinkan bertemu dengan keluarga untuk bersenda gurau.
KANTOR
Kamu sama sekali tidak diijinkan bersantai ria bersama
keluarga disini.
PENJARA
Semua pengeluaran ditanggung negara.
KANTOR
Kamu harus tanggung pengeluaran dirimu sendiri dan memotong
gajimu lewat pajak untuk menghidupi yang ada di penjara.
Jadi ?
Mana yang lebih baik ? he..he..
Kamu hidup di ruangan 8X10 m2.
KANTOR
Kamu hidup di ruangan 6X8 meter2.
PENJARADapat 3 kali makan, gratis.
KANTOR
Dapat 1 kali makan Gratis selanjutnya bayar sendiri(udah gitu
kantinnya pelit banget he..he..)
PENJARA
Untuk kebiasaan baik mendapat hadiah istirahat.
KANTOR
Untuk kebiasaan baik mendapat hadiah TAMBAHAN KERJAAN
he..he..
PENJARA
Penjaga akan membukakan pintu dan membuka & menguncikan
pintu untuk kamu.
KANTOR
Kamu harus membawa sendiri, membuka sendiri, menutup serta
mengunci sendiri semua pintu yang kamu punyai.
PENJARA
Kamu bisa nonton TV tiap hari.
KANTOR
Kamu bisa dipecat kalau nonton TV.
PENJARA
Kamu punya ruangan pribadi.
KANTOR
Kamu harus selalu bersama : Rudy,Arief etc he..he..
PENJARA
Diijinkan bertemu dengan keluarga untuk bersenda gurau.
KANTOR
Kamu sama sekali tidak diijinkan bersantai ria bersama
keluarga disini.
PENJARA
Semua pengeluaran ditanggung negara.
KANTOR
Kamu harus tanggung pengeluaran dirimu sendiri dan memotong
gajimu lewat pajak untuk menghidupi yang ada di penjara.
Jadi ?
Mana yang lebih baik ? he..he..
Selasa, 14 Juni 2011
MONYET VS BADAI
Di sebuah hutan, terdapat seekor monyet yang kuat dan ahli dalam memanjat. Suatu saat sang monyet memanjat pohon yang paling tinggi di hutan tersebut. Monyet itu akan mempelihatkan kekuatanya kepada banyak monyet yang sedang menatap dirinya.
Dengan cepat dan tangkas monyet itu memanjat pohon itu. Dari dahan ke dahan lainnya, monyet itu memanjat dan melompat dengan gerakan indah, hingga tidak membutuhkan waktu lama sang monyet untuk mencapai puncak pohon.
Dengan bangga sang monyet menepuk-nepuk dadanya, menunjukan bahwa dirinya adalah yang terhebat. Monyet-monyet lainnya pun berteriak-berteriak menunjukan bahwa mereka takjub dengan kemampunnya.
Pada saat itu juga, tiba-tiba cuaca yang tadinya cerah berubah menjadi galap dan mendung. Gemuruh langit terdengar, rintik-rintik hujan turun tak lama, langsung disusul lebatnya hujan badai. Para monyet belarian menuju sarang-sarang mereka untuk berteduh, kecuali satu monyet yang memanjat pohon, dia berpegang dengan erat batang pohon yang ia panjat. Menahan hujan badai yang terus saja menghantamnya, yang seolah-olah berusaha menjatuhkannya.
“Aku harus kuat, karna aku adalah monyet terkuat di hutan ini!” pikirnya sambil menahan kuatnya hembusan angin dan dinginnya hujan. Banyak pohon berjatuhan karena badai mematahkan batang-batangnya. Sang monyet beruntung karena berada di pohon yang tinggi dan kuat. Tak jarang sang monyet hampir jatuh karena pohon itu berayun-ayun dengan kuat, akan tetapi sang monyet sanggup bertahan.
Sejam telah berlalu, akhirnya badai reda. Cahaya matahari yang hangat mulai menyinari hutan kembali. Hewan-hewan pun sudah keluar dari sarangnya, termasuk para monyet yang keluar untuk melihat kondisi temannya yang sedang memanjat itu. Sungguh menajubkan, monyet itu masih bertahan di puncak pohon tertinggi tersebut. “Ha ha ha, memang aku monyet terkuat di hutan ini. Hujan badai saja tak sanggup menjatuhkanku. Ha ha ha…” Pekiknya dengan bangga sambil menepuk-nepuk dadanya.
Tak lama kemudian, angin sepoy-sepoy berhembus dengan hembusan lembut. Hembusan tersebut menyentuh seluruh badan sang monyet dengan halus dengan sinar matahari yang hangat. Sang monyet merasa nyaman dengan angin sepoy-sepoy hangat itu. Terasa bagaikan angin dari surga, setelah satu jam lamanya menahan hantaman hujan badai.Tak terasa, mata sang monyet mulai menyipit sedikit demi sedikit. Genggaman kuatnya tak tersasa mulai mengendur. Ototnya yang menegang, perlahan-lahan mulai melemah. Dan bisa ditebak, sang monyet itu langsung tertidur. Terjatuhlah dia…dan mati
Terkadang kita mampu menghadapi masalah / badai kehidupan yang besar, tetapi ketika kita mendapat kemudahan berupa kesenangan, harta, jabatan, seperti hembusan angin sepoy-sepoy hangat yang melenakan, sehingga membuat kita tertidur. Dan tanpa sadar kita ternyata sudah terjatuh.
Dengan cepat dan tangkas monyet itu memanjat pohon itu. Dari dahan ke dahan lainnya, monyet itu memanjat dan melompat dengan gerakan indah, hingga tidak membutuhkan waktu lama sang monyet untuk mencapai puncak pohon.
Dengan bangga sang monyet menepuk-nepuk dadanya, menunjukan bahwa dirinya adalah yang terhebat. Monyet-monyet lainnya pun berteriak-berteriak menunjukan bahwa mereka takjub dengan kemampunnya.
Pada saat itu juga, tiba-tiba cuaca yang tadinya cerah berubah menjadi galap dan mendung. Gemuruh langit terdengar, rintik-rintik hujan turun tak lama, langsung disusul lebatnya hujan badai. Para monyet belarian menuju sarang-sarang mereka untuk berteduh, kecuali satu monyet yang memanjat pohon, dia berpegang dengan erat batang pohon yang ia panjat. Menahan hujan badai yang terus saja menghantamnya, yang seolah-olah berusaha menjatuhkannya.
“Aku harus kuat, karna aku adalah monyet terkuat di hutan ini!” pikirnya sambil menahan kuatnya hembusan angin dan dinginnya hujan. Banyak pohon berjatuhan karena badai mematahkan batang-batangnya. Sang monyet beruntung karena berada di pohon yang tinggi dan kuat. Tak jarang sang monyet hampir jatuh karena pohon itu berayun-ayun dengan kuat, akan tetapi sang monyet sanggup bertahan.
Sejam telah berlalu, akhirnya badai reda. Cahaya matahari yang hangat mulai menyinari hutan kembali. Hewan-hewan pun sudah keluar dari sarangnya, termasuk para monyet yang keluar untuk melihat kondisi temannya yang sedang memanjat itu. Sungguh menajubkan, monyet itu masih bertahan di puncak pohon tertinggi tersebut. “Ha ha ha, memang aku monyet terkuat di hutan ini. Hujan badai saja tak sanggup menjatuhkanku. Ha ha ha…” Pekiknya dengan bangga sambil menepuk-nepuk dadanya.
Tak lama kemudian, angin sepoy-sepoy berhembus dengan hembusan lembut. Hembusan tersebut menyentuh seluruh badan sang monyet dengan halus dengan sinar matahari yang hangat. Sang monyet merasa nyaman dengan angin sepoy-sepoy hangat itu. Terasa bagaikan angin dari surga, setelah satu jam lamanya menahan hantaman hujan badai.Tak terasa, mata sang monyet mulai menyipit sedikit demi sedikit. Genggaman kuatnya tak tersasa mulai mengendur. Ototnya yang menegang, perlahan-lahan mulai melemah. Dan bisa ditebak, sang monyet itu langsung tertidur. Terjatuhlah dia…dan mati
Terkadang kita mampu menghadapi masalah / badai kehidupan yang besar, tetapi ketika kita mendapat kemudahan berupa kesenangan, harta, jabatan, seperti hembusan angin sepoy-sepoy hangat yang melenakan, sehingga membuat kita tertidur. Dan tanpa sadar kita ternyata sudah terjatuh.
Senin, 13 Juni 2011
LUCIFER
Dalam bahasa Arab nama Iblis berasal dari kata balasa بَلَسَ, meaning yang artinya menyesal. Maka nama Iblis diartikan "Yang akan terus menyesal di dunia dan di akhirat". Iblis dahulunya beribadah kepada Allah SWT, berwajah tampan dan berpenampilan baik. Namun setelah Allah SWT menciptakan Adam sebagai khalifah, maka iblis mengingkarinya. sejak saat itu iblis menjadi musuh utama yang sebenar-benarnya bagi anak cucu Adam ( semua umat manusia). Wajahnya menjadi buruk rupa dan menjadi mahluk yang pertama kali berbohong di alam semesta ini.
Dalam bahasa Ibrani (ץבלץש), Iblis memiliki arti yaitu Pendakwa atau Jaksa. Dari dalam Alkitab dapat dipahami hal-ihwal keseluruhan mengenai mahluk yang disebut Iblis ini, baik dari penjelasan para Nabi-nabi/Rasul-rasul dari zaman belum terciptanya Bumi sampai berakhirnya zaman.
Iblis menurut pandangan Kristen
Riwayat Awal Kejahatan Iblis menurut menurut Alkitab
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Malaikat yang jatuh
Iblis awalnya bukan ciptaan yang jahat, sebab semua yang diciptakan Tuhan itu baik adanya. Sebagaimana manusia, Iblis juga mempunyai kehendak bebas. Dan ternyata dia menggunakan kehendak bebas itu secara salah, karena ingin menjadi sama seperti Tuhan sendiri, sehingga jatuhlah Iblis ke dalam dosa.
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Kitab Henokh
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Dosa
Bagi banyak orang asal mula dosa dan alasan keberadaannya merupakan suatu sumber kebingungan besar. Mereka melihat pekerjaan si jahat dengan akibat-akibatnya, bencana dan kehancuran yang mengerikan, dan mereka bertanya-tanya bagaimana semua ini bisa terjadi di bawah pemerintahan dan kedaulatan Allah yang tak terbatas dalam hikmat, dalam kuasa, dan dalam kasih. Dan awal mula dosa terjadi menurut Alkitab jauh sebelum Bumi beserta isinya dan Manusia diciptakan. Tidak ada yang lebih jelas diajarkan di dalam Alkitab selain bahwa Allah dalam hal apapun tidak bertanggung jawab bagi masuknya dosa; bahwa tidak ada penarikan sewenang-wenang rahmat Ilahi, tidak ada kekurangan dalam pemerintahan Ilahi yang memberikan kesempatan timbulnya pemberontakan.
Dosa menurut pengertian Alkitab
adalah pengacau dan penggangu, sehingga tidak ada alasan untuk membiarkan keberadaanya dan kehadirannya;
adalah sesuatu yang misterius dan yang tidak dapat diterangkan dan dipertanggungjawabkan; memaafkannya berarti mempertahankanya;
dan satu-satunya yang didefinisikan dalam Firman Allah, dosa adalah Pelanggaran kepada Hukum Ilahi.
Lahirnya Kejahatan
________________________________________
Kejahatan adalah tindakan melawan hukum Allah, suatu pelanggaran yang dilahirkan akibat memanjakan dosa. Sebelum masuknya kejahatan, damai dan kesukaan memenuhi alam semesta. Semuanya selaras dengan kehendak Pencipta.
Yang dijelaskan dalam sebuah firman; "Di dalam Dialah telah diciptakan segala sesuatu, yang ada di Surga dan yang ada di Bumi, yang kelihatan dan yang tidak kelihatan baik singgasana maupun kerajaan, baik pemerintah maupun penguasa,"(Kolose 1:16), dan kepada Kristus sama dengan kepada Bapa, segenap Surga menunjukkan kesetiaan mereka.Tetapi ada seseorang yang menyalahgunakan kebebasan ini. Dosa bermula dari dia yang setelah Kristus, paling dihormati Allah dan yang berkuasa paling tinggi dan yang paling mulia dari antara penghuni Surga.
Sebelum kejatuhannya ke dalam dosa, Lucifer adalah yang terutama dari para Kerub yang berjaga. Kerub yang suci dan yang tidak bercacat cela.
Yang di jelaskan di dalam firman Allah: "Gambar dari kesempurnaan engkau, penuh hikmat dan maha indah. Engkau di Taman Eden, yaitu Taman Allah penuh segala batu permata yang berharga"."Kuberikan tempatmu dekat Kerub yang berjaga (engkau adalah Kerub yang menaungi - tejemahan langsung), di gunung kudus Allah engkau berada dan berjalan-jalan, di tengah-tengah batu-batu yang bercahaya-cahaya. Engkau tidak bercela di dalam tingkah lakumu sejak dari penciptaanmu sampai terdapat kecurangan padamu".
(Yehezkiel 28:12-15).
Sebenarnya Lucifer bisa saja tetap berkenan kepada kepada Allah dikasihi dan dihormati oleh seluruh Malaikat Surga, dan menjalankan kuasanya yang mulia untuk memberkati yang lain-lain serta memuliakan PenciptaNya.
Yang dijelaskan di dalam firman Allah; Tetapi kata nabi itu,"Engkau sombong karena kecantikanmu, hikmatmu kau musnahkan demi semarakmu". (Yehezkiel 28:17).
Kejahatan Awal yang dilakukan Lucifer
Kejahatan awal yang dilakukan oleh Lucifer adalah ingin, yang merupakan 10 Hukum Taurat yang di turunkan Allah kepada umat manusia di gunung Sinai.Sedikit demi sedikit Lucifer memanjakan suatu keinginan untuk meninggikan diri sendiri.
Yang dijelaskan dalam Kitab Yehezkiel; "Karena hatimu menempatkan diri sama dengan Allah". Gantinya berusaha membuat Allah yang tertinggi dalam kasih dan kesetiaan mahluk-mahluk ciptaanNya, Lucifer berusaha untuk memenangkan pelayanan dan penghargaan mereka untuk dirinya sendiri.
• Dengan menginginkan kehormatan yang dikaruniakan Allah kepada AnakNya-Mesias, Lucifer menginginkan kuasa yang hanya Mesias saja memiliki Hak Prerogatif itu. Kejahatan yag akhirnya merusak keharmonisan surgawi.
• Pelayanan dan meninggikan diri sendiri yang bertentangan dengan rencana Pencipta, membangkitkan suatu pertanda jahat, yang seharusnya kemuliaan Allah adalah tertinggi baginya. Majelis Surgawi membujuk Lucifer. Anak Allah - Mesias mengemukakan di hadapanya kebesaran, kebaikan dan keadilan Pencipta dan sifat hukumNya yang kudus dan yang tidak berubah itu. Tetapi amaran yang diberikan dalam kasih dan belas kasihan yang tak terbatas hanya membangkitkan roh penolakan. Lucifer membiarkan iri hati terhadap Mesias menguasai dirinya, sehingga ia lebih berketetapan dalam dirinya.
Kejatuhan Lucifer, ilustrasi oleh Gustave Doré untuk buku Paradise Lost karangan John Milton.
Gelar Iblis
________________________________________
Gelar Iblis adalah sebuah julukan atau nama pemberian kepada Lucifer yang ada di Alkitab.Berikut ini adalah nama atau julukan lain dari Satan atau Iblis:
• Wahyu 9:11, Naga Besar, Si Ular Tua, Penyesat Seluruh Dunia;
• 1 Yohanes 5:19, Si Jahat;
• Yohanes 8:44, Pembunuh Manusia dan Si Pendusta;
• 2 Korintus 4:3-4, Ilah Zaman ini;
• Yohanes 12:31, Penguasa Dunia ini;
• Efesus 2:2, Penguasa Kerajaan Angkasa;
• 1 Tesalonika 3:5, Si Penggoda;
• Injil, Bapak segala Dosa, Si Penyesat.
Iblis juga sering disebut Lucifer. Kata Lucifer tidak ada dalam Alkitab bahasa Indonesia karena sudah diterjemahkan sebagai Bintang Timur, Putra Fajar.
Kerajaan Iblis
________________________________________
Kerajaan Iblis adalah suatu pemerintahan dalam tatanan organisasi yang didirikan oleh Lucifer di bumi, sebagai perlawanan/pemberontakan terhadap Kerajaan Surga. Dalam menjalankan pemerintahannya Iblis memiliki suatu tatanan organisasi (Efesus 6:12), yaitu:
• Lucifer, sebagai raja kegelapan;
• Pemerintah-pemerintah, pemimipin-pemimpin tertinggi dalam suatu kerajaan ( malaikat-malaikat yang jatuh dan menjadi Setan yang disembah sebagai Dewa Matahari, Dewa Bulan, Beelzebul, Molokh, dll = lihat penjelasannya di Kitab Henokh dan Alkitab);
• Penguasa-penguasa, makhluk yang menerima kuasa dan menjalankan kehendak atasannya (Jin sebagai sesembahan bangsa Timur Tengah pada waktu itu = lihat penjelasannya di Perjanjian Lama);
• Penghulu-penghulu, pemimpin-pemimpin (manusia jahat yang melakukan kehendak Iblis= di Alkitab disebut sebagai anak iblis);
• roh-roh jahat, roh-roh yang durhaka (legion,roh percabulan,roh keserakahan, dll = penjelasan lihat Alkitab).
Misi Iblis Menurut Pandangan Alkitab
________________________________________
Misi Iblis adalah tujuan yang menjadi pekerjaan Iblis terhadap waktu singkat yang diberikan Allah dalam keberadaanya di dunia ini, menurut sumber Alkitab:
• Wahyu 12:9, menyesatkan seluruh dunia;
• Ayub 1:11-22; 2:4-7,mendatangkan kerugian fisik dan harta;
• Wahyu 12:10, mendakwa siang dan malam;
• Yohanes 10:10, mencuri, membunuh dan membinasakan;
• 2 Korintus 4:3-4, membutakan pikiran;
• 2 Korintus 11:13-15, menyamar sebagai Malaikat Terang dan menyusupkan roh-rohnya ke dalam umat Allah, dengan menyamar sebagai pelayan kebenaran.
Riwayat Pemberotakan Iblis menurut Alkitab
________________________________________
Awal Pemberontakan di Surga
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Mesias
Awal Pemberontakan di Surga adalah awal pertama kali Iblis mengunkapkan pendakwaan atas ketidakpuasan akan pemerintahan dan hukum Allah. Dakwaan Lucifer kepada Mesias yang adalah Penguasa Surga yang diakui, serta memiliki satu kuasa dan wewenang dengan Allah yang dikarenakan dalam semua konsultasi Allah, Mesias selalu turut di dalamnya, sementara Lucifer tidak diizinkan untuk ikut dalam maksud-maksud Ilahi.
Dengan meninggalkan tempatnya di hadapan Allah, Lucifer pergi untuk menyebarkan roh ketidakpuasan di antara malaikat-malaikat. Lucifer membangkitkan roh ketidakpuasan terhadap hukum-hukum yang mengatur mahluk-mahluk surgawi, dengan mengatakan bahwa mereka dibebani dengan pembatasan-pembatasan yang tidak perlu. Oleh karena alamiah mereka adalah suci ia mendorong malaikat-malaikat itu untuk mengambil kehendak hati mereka sendiri. Ia berusaha mendapatkan simpati para Malaikat, dengan mengatakan Allah telah tidak adil dengan memberikan penghormatan tertinggi bagi Mesias. Ia mengatakan bahwa dalam cita-citanya untuk memperoleh kuasa dan penghormatan yang lebih besar bukan karena bercita-cita mau meninggikan diri, tetapi untuk memperoleh kebebasan bagi segenap penghuni surga, agar dengan begitu mereka memperoleh eksistensi yang lebih tinggi.
Allah di dalam hikmatNya, membiarkan Lucifer meneruskan roh kebenciannya matang untuk mengadakan pemberontakan. Dalam pandangan Allah, adalah perlu bagi rencana-rencana Lucifer itu untuk benar-benar berkembang, agar sifat dan kecenderungan sebenarnya dapat dilihat semua oleh seluruh umat alam semesta.
Pemerintahan Allah bukan saja atas penduduk surga, tetapi atas semua dunia-dunia yang dijadikanNya; dan Setan berpikir bahwa jika ia dapat membawa malaikat-malaikat surga bersamanya memberontak, maka ia juga dapat membawa dunia-dunia lain bersamanya. Dengan liciknya ia menggunakan argumentasi palsu dan penipuan untuk mencapai tujuan-tujuannya.
Yesus, diyakini oleh umat Kristiani sebagai Mesias
Penanganan Awal terhadap Dosa di Surga
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Dosa
Untuk menangani dosa, Allah hanya dapat menggunakan keadilan dan kebenaran. Sedangkan Lucifer menggunakan apa yang Allah tidak mau gunakan yaitu sanjungan yang berlebihan dan penipuan atau kecurangan. Lucifer memalsukan firman Allah dan telah menyalah-tafsirkan rencana pemerintahan Allah di hadapan malaikat-malaikat dengan mengatakan bahwa Allah tidak adil dalam memberikan hukum-hukum dan peraturan-peraturan atas penghuni surga. Seluruh alam semesta harus melihat penipu itu dibuka kedoknya, sampai ia diputuskan tidak boleh lagi tinggal di surga, Allah tidak membinasakan Lucifer dan Setan (malaikat-malaikat yang jatuh).Oleh karena pelayanan kasih saja yang berkenan kepada Allah, maka kesetiaan mahluk-mahluk ciptaanNya harus didasarkan atas keyakinan kepada keadilan dan kebajikanNya, sebab apabila Lucifer dan Setan segera dihapuskan keberadaannya, maka seluruh alam semesta akan memuliakan Allah dengan ketakutan, bukan dengan cinta dan kasih.
Allah membiarkan Lucifer dan Setan mengembangkan prinsip-prinsipnya dengan lebih sempurna, agar dakwaannya kepada pemerintahan Allah dapat dilihat dalam terangnya yang benar oleh semua mahluk ciptaan - bahwa keadilan dan kemurahan Allah serta keteguhan hukumNya - tidak akan dipertanyakan lagi selama-lamanya.
[sunting] Pertentangan/Pertarungan Besar di Surga
________________________________________
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Lucifer
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Malaikat yang jatuh
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Kitab Henokh
Pertentangan/Pertarungan Besar di Surga adalah perlawanan yang dilakukan Lucifer yang didukung para malaikat-malaikat jahat (Setan) atas segala hasil dakwaannya yang berujung pada teguran Mesias terhadapnya.
Hingga pada akhir pertentangan surga, diumumkanlah bahwa Lucifer bersama simpatisannya (Setan) harus dikeluarkan dan diusir dari tempat tinggal yang penuh kebahagiaan itu. Kemudian pemimpin pemberontak itu dengan lancang menyatakan penghinaannya terhadap hukum Allah. Ia mengulangi tuntutannya bahwa malaikat-malaikat tidak perlu dikendalikan, dan harus dibiarkan menurut kehendak mereka sendiri, yang senantiasa menuntun mereka dengan benar. Lucifer dengan bala tentaranya (para malaikat jahat Setan) bersepakat mempersalahkan pemberontakan mereka itu seluruhnya kepada Mesias, dan menyatakan bahwa jika seandainya mereka tidak ditegur, mereka tidak akan memberontak. Dengan demikian ketidaksetiaan mereka yang penuh pembangkangan dan keras kepala itu berusaha menumbangkan pemerintahan Allah dengan sia-sia, dengan berdalih dan mengatakan bahwa mereka adalah korban yang tidak bersalah dari kekuasaan yang menindas. Sehingga pada akhirnya kepala pemberontak dan simpatisannya di usir dari surga. Lihat Wahyu 12:7-9.
Dalam pengusiran Iblis dan Setan dari Surga, Allah menyatakan keadilanNya, dan mempertahankan kemuliaan takhtaNya.
Kejatuhan Manusia: Bemalte Flachdecke der Hildesheimer Benediktiner-Klosterkirche St. Michel mit »Wurzel Jesse«, Detail: Adam und Eva.
Permusuhan antara Manusia dan Iblis menurut Alkitab
________________________________________
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Adam
Permusuhan antara Manusia dan Setan adalah peristiwa dimana Adam dan Hawa melakukan pelanggaran akan firman dan hukum Allah agar tidak memakan buah terlarang. Ditenggarai oleh penggodaan Iblis (menyamar sebagai ular) terhadap Hawa untuk membangkitkan rasa ingin Hawa untuk sama seperti Allah dalam pengetahuan yang baik dan yang jahat. Sehingga Allah menurunkan firman, yag tertulis di dalam Alkitab:
Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau dan perempuan itu, antara keturunanmu dengan keturunannya; keturunannya akan meremukkan kepalamu dan engkau akan meremukkan tumitnya. Kejadian 3:15.
Pada waktu manusia melanggar hukum Ilahi, maka sifat alamiahnya menjadi jahat, dan menjadi tidak berbeda dengan Iblis dan Setan yang condong untuk berbuat dosa. Secara alamiah, tidak ada lagi pertentangan antara manusia yang berdosa dengan yang memulai dosa itu (Iblis dan Setan).
Campur Tangan Allah dan Mesias
Seandainya Allah tidak campur tangan, Iblis dan Manusia di dalam dosa akan bersekutu melawan surga, dan gantinya bermusuhan melawan Setan, segenap Manusia akan bersatu melawan Allah. Iblis menggoda Manusia supaya berdosa, sebagaimana ia menyebabkan malaikat-malaikat jahat (Setan) memberontak, agar dengan demikian ia mendapatkan kerjasama dalam peperangannya melawan surga. Tidak ada perselisihan antara dirinya dengan malaikat-malaikat yang sudah jatuh, dalam hubungannya dengan kebencian mereka kepada Mesias, sementara dalam hal lain ada pertentangan. Mereka teguh bersatu melawan kekuasaan Penguasa alam semesta.
Tetapi pada waktu Setan mendengar adanya deklarasi (firman Allah) permusuhan antara keturunannya dengan keturunan perempuan (Hawa) itu, maka ia mengetahui bahwa usahanya untuk merusak sifat manusia akan terhalang;
Karena melalui Kristus/Mesias, manusia adalah tujuan kasih Allah. Lucifer ingin menggagalkan rencana Ilahi di dalam janji Kristus/Mesiasuntuk menebus manusia, dan mendatangkan kehinaan kepada Allah dengan menodai dan mencemarkan perbuatan tanganNya (Manusia). Setan menyebabkan kedukaan di Surga, dan memenuhi dunia ini dengan kesukaran dan kesusahan. Dan mengatakan semua kejahatan itu sebagai akibat pekerjaan Allah dalam menciptakan manusia.
Kedatangan Mesias sebagai Manusia/Yesus Kristus
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Kelahiran Yesus
Kedatangan Mesias sebagai Manusia/Yesus Kristus adalah kedatangan dalam misi penebusan/penyelamatan seluruh umat manusia dari sebab pelanggaran upah dosa yaitu kematian kekal (Lautan Api). Pertentangan yang terjadi antara Roh Mesias(Roh Kudus) dan Roh Lucifer(roh-roh jahat) diperagakan dengan cara mencolok dalam penerimaan dunia akan Mesias dalam kelahiran Yesus Kristus sebagai misi penebusan dosa umat manusia. Kemunculan Yesus Kristus tidak begitu menarik perhatian dunia, sebab Ia muncul tanpa kekayaan, kemegahan atau kebesaran duniawi, sehingga orang Yahudi cenderung menolak Dia. Mereka melihat Dia memiliki kuasa yang lebih sekadar mencukupkan kekurangan keuntungan-keuntungan lahiriah, tetapi kemurnian dan kesucian Kristus mengundang kebencian kepadaNya dari orang-orang fasik/kafir. KehidupanNya yang penuh dengan penyangkalan diri dan pengabdianNya yang tidak berdosa merupakan teguran yang terus-menerus kepada orang-orang yang sombong dan yang penuh hawa nafsu. Hal inilah yang membangkitkan permusuhan melawan Anak Allah/Mesias. Setan dan malaikat-malaikat jahat bergabung dengan orang-orang jahat. Segenap kekuatan kemurtadan bergabung melawan Penghulu Kebenaran.
Permusuhan Iblis terhadap Pengikut Kristus
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Yesus
Permusuhan yang sama juga ditunjukkan kepada pengikut-pengikut Kristussebagaimana yang di tunjukkan kepada Guru mereka. Siapa saja yang melihat sifat dosa itu menjijikkan, dan dengan kekuatan dari atas melawan penggodaan, maka dengan pasti akan menimbulkan kemarahan setan dan pengikut -pengikutnya (ini dapat dideteksi bila mana manusia memiliki roh yang menentang Roh Mesias yang akan melawatnya). Pengikut-pengikut Kristus dan budak-budak setan tidak bisa hidup secara harmonis. Perlawanan yang didengungkan iblis terhadap salib belum berakhir.
"Memang setiap orang yang mau hidup di dalam Yesus Kristus akan menderita aniaya." (2 Timotius 3:12)
Sementara setan terus berupaya membutakan pikiran mereka kepada fakta, biarlah orang-orang Kristen tidak lupa bahwa
"perjuangan kita bukanlah melawan darah dan daging, tetapi melawan pemerintah-pemerintah, melawan penguasa-penguasa, melawan penghulu-penghulu dunia yang gelap ini, melawan roh-roh jahat di udara. (Efesus 6:12). Amaran yang diilhami ini diserukan berabad-abad sampai ke zaman kita: "Sadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanmu si iblis berjalan berkeliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya." (1 Petrus 5:8). "Kenakanlah seluruh perlengkapan senjata Allah, supaya kamu dapat bertahan melawan tipu muslihat iblis." (Efesus 6:11).
Dalam bahasa Ibrani (ץבלץש), Iblis memiliki arti yaitu Pendakwa atau Jaksa. Dari dalam Alkitab dapat dipahami hal-ihwal keseluruhan mengenai mahluk yang disebut Iblis ini, baik dari penjelasan para Nabi-nabi/Rasul-rasul dari zaman belum terciptanya Bumi sampai berakhirnya zaman.
Iblis menurut pandangan Kristen
Riwayat Awal Kejahatan Iblis menurut menurut Alkitab
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Malaikat yang jatuh
Iblis awalnya bukan ciptaan yang jahat, sebab semua yang diciptakan Tuhan itu baik adanya. Sebagaimana manusia, Iblis juga mempunyai kehendak bebas. Dan ternyata dia menggunakan kehendak bebas itu secara salah, karena ingin menjadi sama seperti Tuhan sendiri, sehingga jatuhlah Iblis ke dalam dosa.
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Kitab Henokh
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Dosa
Bagi banyak orang asal mula dosa dan alasan keberadaannya merupakan suatu sumber kebingungan besar. Mereka melihat pekerjaan si jahat dengan akibat-akibatnya, bencana dan kehancuran yang mengerikan, dan mereka bertanya-tanya bagaimana semua ini bisa terjadi di bawah pemerintahan dan kedaulatan Allah yang tak terbatas dalam hikmat, dalam kuasa, dan dalam kasih. Dan awal mula dosa terjadi menurut Alkitab jauh sebelum Bumi beserta isinya dan Manusia diciptakan. Tidak ada yang lebih jelas diajarkan di dalam Alkitab selain bahwa Allah dalam hal apapun tidak bertanggung jawab bagi masuknya dosa; bahwa tidak ada penarikan sewenang-wenang rahmat Ilahi, tidak ada kekurangan dalam pemerintahan Ilahi yang memberikan kesempatan timbulnya pemberontakan.
Dosa menurut pengertian Alkitab
adalah pengacau dan penggangu, sehingga tidak ada alasan untuk membiarkan keberadaanya dan kehadirannya;
adalah sesuatu yang misterius dan yang tidak dapat diterangkan dan dipertanggungjawabkan; memaafkannya berarti mempertahankanya;
dan satu-satunya yang didefinisikan dalam Firman Allah, dosa adalah Pelanggaran kepada Hukum Ilahi.
Lahirnya Kejahatan
________________________________________
Kejahatan adalah tindakan melawan hukum Allah, suatu pelanggaran yang dilahirkan akibat memanjakan dosa. Sebelum masuknya kejahatan, damai dan kesukaan memenuhi alam semesta. Semuanya selaras dengan kehendak Pencipta.
Yang dijelaskan dalam sebuah firman; "Di dalam Dialah telah diciptakan segala sesuatu, yang ada di Surga dan yang ada di Bumi, yang kelihatan dan yang tidak kelihatan baik singgasana maupun kerajaan, baik pemerintah maupun penguasa,"(Kolose 1:16), dan kepada Kristus sama dengan kepada Bapa, segenap Surga menunjukkan kesetiaan mereka.Tetapi ada seseorang yang menyalahgunakan kebebasan ini. Dosa bermula dari dia yang setelah Kristus, paling dihormati Allah dan yang berkuasa paling tinggi dan yang paling mulia dari antara penghuni Surga.
Sebelum kejatuhannya ke dalam dosa, Lucifer adalah yang terutama dari para Kerub yang berjaga. Kerub yang suci dan yang tidak bercacat cela.
Yang di jelaskan di dalam firman Allah: "Gambar dari kesempurnaan engkau, penuh hikmat dan maha indah. Engkau di Taman Eden, yaitu Taman Allah penuh segala batu permata yang berharga"."Kuberikan tempatmu dekat Kerub yang berjaga (engkau adalah Kerub yang menaungi - tejemahan langsung), di gunung kudus Allah engkau berada dan berjalan-jalan, di tengah-tengah batu-batu yang bercahaya-cahaya. Engkau tidak bercela di dalam tingkah lakumu sejak dari penciptaanmu sampai terdapat kecurangan padamu".
(Yehezkiel 28:12-15).
Sebenarnya Lucifer bisa saja tetap berkenan kepada kepada Allah dikasihi dan dihormati oleh seluruh Malaikat Surga, dan menjalankan kuasanya yang mulia untuk memberkati yang lain-lain serta memuliakan PenciptaNya.
Yang dijelaskan di dalam firman Allah; Tetapi kata nabi itu,"Engkau sombong karena kecantikanmu, hikmatmu kau musnahkan demi semarakmu". (Yehezkiel 28:17).
Kejahatan Awal yang dilakukan Lucifer
Kejahatan awal yang dilakukan oleh Lucifer adalah ingin, yang merupakan 10 Hukum Taurat yang di turunkan Allah kepada umat manusia di gunung Sinai.Sedikit demi sedikit Lucifer memanjakan suatu keinginan untuk meninggikan diri sendiri.
Yang dijelaskan dalam Kitab Yehezkiel; "Karena hatimu menempatkan diri sama dengan Allah". Gantinya berusaha membuat Allah yang tertinggi dalam kasih dan kesetiaan mahluk-mahluk ciptaanNya, Lucifer berusaha untuk memenangkan pelayanan dan penghargaan mereka untuk dirinya sendiri.
• Dengan menginginkan kehormatan yang dikaruniakan Allah kepada AnakNya-Mesias, Lucifer menginginkan kuasa yang hanya Mesias saja memiliki Hak Prerogatif itu. Kejahatan yag akhirnya merusak keharmonisan surgawi.
• Pelayanan dan meninggikan diri sendiri yang bertentangan dengan rencana Pencipta, membangkitkan suatu pertanda jahat, yang seharusnya kemuliaan Allah adalah tertinggi baginya. Majelis Surgawi membujuk Lucifer. Anak Allah - Mesias mengemukakan di hadapanya kebesaran, kebaikan dan keadilan Pencipta dan sifat hukumNya yang kudus dan yang tidak berubah itu. Tetapi amaran yang diberikan dalam kasih dan belas kasihan yang tak terbatas hanya membangkitkan roh penolakan. Lucifer membiarkan iri hati terhadap Mesias menguasai dirinya, sehingga ia lebih berketetapan dalam dirinya.
Kejatuhan Lucifer, ilustrasi oleh Gustave Doré untuk buku Paradise Lost karangan John Milton.
Gelar Iblis
________________________________________
Gelar Iblis adalah sebuah julukan atau nama pemberian kepada Lucifer yang ada di Alkitab.Berikut ini adalah nama atau julukan lain dari Satan atau Iblis:
• Wahyu 9:11, Naga Besar, Si Ular Tua, Penyesat Seluruh Dunia;
• 1 Yohanes 5:19, Si Jahat;
• Yohanes 8:44, Pembunuh Manusia dan Si Pendusta;
• 2 Korintus 4:3-4, Ilah Zaman ini;
• Yohanes 12:31, Penguasa Dunia ini;
• Efesus 2:2, Penguasa Kerajaan Angkasa;
• 1 Tesalonika 3:5, Si Penggoda;
• Injil, Bapak segala Dosa, Si Penyesat.
Iblis juga sering disebut Lucifer. Kata Lucifer tidak ada dalam Alkitab bahasa Indonesia karena sudah diterjemahkan sebagai Bintang Timur, Putra Fajar.
Kerajaan Iblis
________________________________________
Kerajaan Iblis adalah suatu pemerintahan dalam tatanan organisasi yang didirikan oleh Lucifer di bumi, sebagai perlawanan/pemberontakan terhadap Kerajaan Surga. Dalam menjalankan pemerintahannya Iblis memiliki suatu tatanan organisasi (Efesus 6:12), yaitu:
• Lucifer, sebagai raja kegelapan;
• Pemerintah-pemerintah, pemimipin-pemimpin tertinggi dalam suatu kerajaan ( malaikat-malaikat yang jatuh dan menjadi Setan yang disembah sebagai Dewa Matahari, Dewa Bulan, Beelzebul, Molokh, dll = lihat penjelasannya di Kitab Henokh dan Alkitab);
• Penguasa-penguasa, makhluk yang menerima kuasa dan menjalankan kehendak atasannya (Jin sebagai sesembahan bangsa Timur Tengah pada waktu itu = lihat penjelasannya di Perjanjian Lama);
• Penghulu-penghulu, pemimpin-pemimpin (manusia jahat yang melakukan kehendak Iblis= di Alkitab disebut sebagai anak iblis);
• roh-roh jahat, roh-roh yang durhaka (legion,roh percabulan,roh keserakahan, dll = penjelasan lihat Alkitab).
Misi Iblis Menurut Pandangan Alkitab
________________________________________
Misi Iblis adalah tujuan yang menjadi pekerjaan Iblis terhadap waktu singkat yang diberikan Allah dalam keberadaanya di dunia ini, menurut sumber Alkitab:
• Wahyu 12:9, menyesatkan seluruh dunia;
• Ayub 1:11-22; 2:4-7,mendatangkan kerugian fisik dan harta;
• Wahyu 12:10, mendakwa siang dan malam;
• Yohanes 10:10, mencuri, membunuh dan membinasakan;
• 2 Korintus 4:3-4, membutakan pikiran;
• 2 Korintus 11:13-15, menyamar sebagai Malaikat Terang dan menyusupkan roh-rohnya ke dalam umat Allah, dengan menyamar sebagai pelayan kebenaran.
Riwayat Pemberotakan Iblis menurut Alkitab
________________________________________
Awal Pemberontakan di Surga
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Mesias
Awal Pemberontakan di Surga adalah awal pertama kali Iblis mengunkapkan pendakwaan atas ketidakpuasan akan pemerintahan dan hukum Allah. Dakwaan Lucifer kepada Mesias yang adalah Penguasa Surga yang diakui, serta memiliki satu kuasa dan wewenang dengan Allah yang dikarenakan dalam semua konsultasi Allah, Mesias selalu turut di dalamnya, sementara Lucifer tidak diizinkan untuk ikut dalam maksud-maksud Ilahi.
Dengan meninggalkan tempatnya di hadapan Allah, Lucifer pergi untuk menyebarkan roh ketidakpuasan di antara malaikat-malaikat. Lucifer membangkitkan roh ketidakpuasan terhadap hukum-hukum yang mengatur mahluk-mahluk surgawi, dengan mengatakan bahwa mereka dibebani dengan pembatasan-pembatasan yang tidak perlu. Oleh karena alamiah mereka adalah suci ia mendorong malaikat-malaikat itu untuk mengambil kehendak hati mereka sendiri. Ia berusaha mendapatkan simpati para Malaikat, dengan mengatakan Allah telah tidak adil dengan memberikan penghormatan tertinggi bagi Mesias. Ia mengatakan bahwa dalam cita-citanya untuk memperoleh kuasa dan penghormatan yang lebih besar bukan karena bercita-cita mau meninggikan diri, tetapi untuk memperoleh kebebasan bagi segenap penghuni surga, agar dengan begitu mereka memperoleh eksistensi yang lebih tinggi.
Allah di dalam hikmatNya, membiarkan Lucifer meneruskan roh kebenciannya matang untuk mengadakan pemberontakan. Dalam pandangan Allah, adalah perlu bagi rencana-rencana Lucifer itu untuk benar-benar berkembang, agar sifat dan kecenderungan sebenarnya dapat dilihat semua oleh seluruh umat alam semesta.
Pemerintahan Allah bukan saja atas penduduk surga, tetapi atas semua dunia-dunia yang dijadikanNya; dan Setan berpikir bahwa jika ia dapat membawa malaikat-malaikat surga bersamanya memberontak, maka ia juga dapat membawa dunia-dunia lain bersamanya. Dengan liciknya ia menggunakan argumentasi palsu dan penipuan untuk mencapai tujuan-tujuannya.
Yesus, diyakini oleh umat Kristiani sebagai Mesias
Penanganan Awal terhadap Dosa di Surga
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Dosa
Untuk menangani dosa, Allah hanya dapat menggunakan keadilan dan kebenaran. Sedangkan Lucifer menggunakan apa yang Allah tidak mau gunakan yaitu sanjungan yang berlebihan dan penipuan atau kecurangan. Lucifer memalsukan firman Allah dan telah menyalah-tafsirkan rencana pemerintahan Allah di hadapan malaikat-malaikat dengan mengatakan bahwa Allah tidak adil dalam memberikan hukum-hukum dan peraturan-peraturan atas penghuni surga. Seluruh alam semesta harus melihat penipu itu dibuka kedoknya, sampai ia diputuskan tidak boleh lagi tinggal di surga, Allah tidak membinasakan Lucifer dan Setan (malaikat-malaikat yang jatuh).Oleh karena pelayanan kasih saja yang berkenan kepada Allah, maka kesetiaan mahluk-mahluk ciptaanNya harus didasarkan atas keyakinan kepada keadilan dan kebajikanNya, sebab apabila Lucifer dan Setan segera dihapuskan keberadaannya, maka seluruh alam semesta akan memuliakan Allah dengan ketakutan, bukan dengan cinta dan kasih.
Allah membiarkan Lucifer dan Setan mengembangkan prinsip-prinsipnya dengan lebih sempurna, agar dakwaannya kepada pemerintahan Allah dapat dilihat dalam terangnya yang benar oleh semua mahluk ciptaan - bahwa keadilan dan kemurahan Allah serta keteguhan hukumNya - tidak akan dipertanyakan lagi selama-lamanya.
[sunting] Pertentangan/Pertarungan Besar di Surga
________________________________________
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Lucifer
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Malaikat yang jatuh
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Kitab Henokh
Pertentangan/Pertarungan Besar di Surga adalah perlawanan yang dilakukan Lucifer yang didukung para malaikat-malaikat jahat (Setan) atas segala hasil dakwaannya yang berujung pada teguran Mesias terhadapnya.
Hingga pada akhir pertentangan surga, diumumkanlah bahwa Lucifer bersama simpatisannya (Setan) harus dikeluarkan dan diusir dari tempat tinggal yang penuh kebahagiaan itu. Kemudian pemimpin pemberontak itu dengan lancang menyatakan penghinaannya terhadap hukum Allah. Ia mengulangi tuntutannya bahwa malaikat-malaikat tidak perlu dikendalikan, dan harus dibiarkan menurut kehendak mereka sendiri, yang senantiasa menuntun mereka dengan benar. Lucifer dengan bala tentaranya (para malaikat jahat Setan) bersepakat mempersalahkan pemberontakan mereka itu seluruhnya kepada Mesias, dan menyatakan bahwa jika seandainya mereka tidak ditegur, mereka tidak akan memberontak. Dengan demikian ketidaksetiaan mereka yang penuh pembangkangan dan keras kepala itu berusaha menumbangkan pemerintahan Allah dengan sia-sia, dengan berdalih dan mengatakan bahwa mereka adalah korban yang tidak bersalah dari kekuasaan yang menindas. Sehingga pada akhirnya kepala pemberontak dan simpatisannya di usir dari surga. Lihat Wahyu 12:7-9.
Dalam pengusiran Iblis dan Setan dari Surga, Allah menyatakan keadilanNya, dan mempertahankan kemuliaan takhtaNya.
Kejatuhan Manusia: Bemalte Flachdecke der Hildesheimer Benediktiner-Klosterkirche St. Michel mit »Wurzel Jesse«, Detail: Adam und Eva.
Permusuhan antara Manusia dan Iblis menurut Alkitab
________________________________________
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Adam
Permusuhan antara Manusia dan Setan adalah peristiwa dimana Adam dan Hawa melakukan pelanggaran akan firman dan hukum Allah agar tidak memakan buah terlarang. Ditenggarai oleh penggodaan Iblis (menyamar sebagai ular) terhadap Hawa untuk membangkitkan rasa ingin Hawa untuk sama seperti Allah dalam pengetahuan yang baik dan yang jahat. Sehingga Allah menurunkan firman, yag tertulis di dalam Alkitab:
Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau dan perempuan itu, antara keturunanmu dengan keturunannya; keturunannya akan meremukkan kepalamu dan engkau akan meremukkan tumitnya. Kejadian 3:15.
Pada waktu manusia melanggar hukum Ilahi, maka sifat alamiahnya menjadi jahat, dan menjadi tidak berbeda dengan Iblis dan Setan yang condong untuk berbuat dosa. Secara alamiah, tidak ada lagi pertentangan antara manusia yang berdosa dengan yang memulai dosa itu (Iblis dan Setan).
Campur Tangan Allah dan Mesias
Seandainya Allah tidak campur tangan, Iblis dan Manusia di dalam dosa akan bersekutu melawan surga, dan gantinya bermusuhan melawan Setan, segenap Manusia akan bersatu melawan Allah. Iblis menggoda Manusia supaya berdosa, sebagaimana ia menyebabkan malaikat-malaikat jahat (Setan) memberontak, agar dengan demikian ia mendapatkan kerjasama dalam peperangannya melawan surga. Tidak ada perselisihan antara dirinya dengan malaikat-malaikat yang sudah jatuh, dalam hubungannya dengan kebencian mereka kepada Mesias, sementara dalam hal lain ada pertentangan. Mereka teguh bersatu melawan kekuasaan Penguasa alam semesta.
Tetapi pada waktu Setan mendengar adanya deklarasi (firman Allah) permusuhan antara keturunannya dengan keturunan perempuan (Hawa) itu, maka ia mengetahui bahwa usahanya untuk merusak sifat manusia akan terhalang;
Karena melalui Kristus/Mesias, manusia adalah tujuan kasih Allah. Lucifer ingin menggagalkan rencana Ilahi di dalam janji Kristus/Mesiasuntuk menebus manusia, dan mendatangkan kehinaan kepada Allah dengan menodai dan mencemarkan perbuatan tanganNya (Manusia). Setan menyebabkan kedukaan di Surga, dan memenuhi dunia ini dengan kesukaran dan kesusahan. Dan mengatakan semua kejahatan itu sebagai akibat pekerjaan Allah dalam menciptakan manusia.
Kedatangan Mesias sebagai Manusia/Yesus Kristus
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Kelahiran Yesus
Kedatangan Mesias sebagai Manusia/Yesus Kristus adalah kedatangan dalam misi penebusan/penyelamatan seluruh umat manusia dari sebab pelanggaran upah dosa yaitu kematian kekal (Lautan Api). Pertentangan yang terjadi antara Roh Mesias(Roh Kudus) dan Roh Lucifer(roh-roh jahat) diperagakan dengan cara mencolok dalam penerimaan dunia akan Mesias dalam kelahiran Yesus Kristus sebagai misi penebusan dosa umat manusia. Kemunculan Yesus Kristus tidak begitu menarik perhatian dunia, sebab Ia muncul tanpa kekayaan, kemegahan atau kebesaran duniawi, sehingga orang Yahudi cenderung menolak Dia. Mereka melihat Dia memiliki kuasa yang lebih sekadar mencukupkan kekurangan keuntungan-keuntungan lahiriah, tetapi kemurnian dan kesucian Kristus mengundang kebencian kepadaNya dari orang-orang fasik/kafir. KehidupanNya yang penuh dengan penyangkalan diri dan pengabdianNya yang tidak berdosa merupakan teguran yang terus-menerus kepada orang-orang yang sombong dan yang penuh hawa nafsu. Hal inilah yang membangkitkan permusuhan melawan Anak Allah/Mesias. Setan dan malaikat-malaikat jahat bergabung dengan orang-orang jahat. Segenap kekuatan kemurtadan bergabung melawan Penghulu Kebenaran.
Permusuhan Iblis terhadap Pengikut Kristus
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Yesus
Permusuhan yang sama juga ditunjukkan kepada pengikut-pengikut Kristussebagaimana yang di tunjukkan kepada Guru mereka. Siapa saja yang melihat sifat dosa itu menjijikkan, dan dengan kekuatan dari atas melawan penggodaan, maka dengan pasti akan menimbulkan kemarahan setan dan pengikut -pengikutnya (ini dapat dideteksi bila mana manusia memiliki roh yang menentang Roh Mesias yang akan melawatnya). Pengikut-pengikut Kristus dan budak-budak setan tidak bisa hidup secara harmonis. Perlawanan yang didengungkan iblis terhadap salib belum berakhir.
"Memang setiap orang yang mau hidup di dalam Yesus Kristus akan menderita aniaya." (2 Timotius 3:12)
Sementara setan terus berupaya membutakan pikiran mereka kepada fakta, biarlah orang-orang Kristen tidak lupa bahwa
"perjuangan kita bukanlah melawan darah dan daging, tetapi melawan pemerintah-pemerintah, melawan penguasa-penguasa, melawan penghulu-penghulu dunia yang gelap ini, melawan roh-roh jahat di udara. (Efesus 6:12). Amaran yang diilhami ini diserukan berabad-abad sampai ke zaman kita: "Sadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanmu si iblis berjalan berkeliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya." (1 Petrus 5:8). "Kenakanlah seluruh perlengkapan senjata Allah, supaya kamu dapat bertahan melawan tipu muslihat iblis." (Efesus 6:11).
Jumat, 10 Juni 2011
SEPASANG SEPATU
"Pasangan TERBAIK" Itu Seperti "SEPASANG SEPATU".
*Walau Bentuknya Tak Persis Sama Namun "SERASI".
*Saat Berjalan, Tak Selalu bersama, Tp TUJUAN UTAMANYA SAMA
*Walau Tak Pernah Bisa Ganti Posisi, Namun "SALING MELENGKAPI".
*Selalu SEDERAJAT, Tak Ada "Yg Lebih Rendah/Tinggi".
*Dan Bila Yg 1 HILANG, yg Lain TAK MEMILIKI ARTI.... (EFESUS 5 :22 - 25)
*Walau Bentuknya Tak Persis Sama Namun "SERASI".
*Saat Berjalan, Tak Selalu bersama, Tp TUJUAN UTAMANYA SAMA
*Walau Tak Pernah Bisa Ganti Posisi, Namun "SALING MELENGKAPI".
*Selalu SEDERAJAT, Tak Ada "Yg Lebih Rendah/Tinggi".
*Dan Bila Yg 1 HILANG, yg Lain TAK MEMILIKI ARTI.... (EFESUS 5 :22 - 25)
Rabu, 08 Juni 2011
Dampak Perceraian terhadap Anak
1. Reaksi berbeda
a. Reaksi anak berbeda-beda terhadap pereceraian orang tuanya. Semua tergantung umur, intensitas, serta lamanya konflik yang berlangsung sebelum terjadinya perceraian. Setiap anak menanggung kadar yang berbeda-beda.
b. Anak yang yang orang tuanya bercerai, terutama yang sudah berusia sekolah atau remaja biasanya merasa ikut bersalah dan bertanggung jawab atas kejadian itu.
c. Bagi anak-anak perceraian merupakan kehancuran keluarga yang akan mengacaukan kehidupan mereka munculnya rasa cemas masa kini dan masa depannya anak merasa menderita
2. Akibat emosional
a. Dalam suatu perceraian orang tua mencurahkan seluruh waktu dan uangnya untuk saling bertikai.
b. Mereka hanya memiliki waktu atau usaha untuk mengurangi akibat emosional yang menimpa anak-anaknya.
3. Sampai dua tahun
a. Dua tahun pertama setelah terjadinya perceraian merupakan masa-masa yang amat sulit bagi anak. Mereka biasanya kehilangan minat untuk pergi dan mengerjakan tugas-tugas sekolah, bersikap bermusuhan, agresif depresi, dan dalam beberapa kasus ada yang bunuh diri (Bugeiski dan Graziano) (dalam www.kompas.com).
b. Anak-anak yang orang tuanya bercerai menampakkan beberapa gejala fisik dan stress akibat perceraian tersebut, seperti insomnia, kehilangan nafsu makan, dan beberapa penyakit kulit.
4. Takut menjalin hubungan
a. Tidak pede dan takut menjalin kedekatan (intimacy) dengan lawan jenis karena menganggapnya sama dengan ayah dan ibunya yang telah menghancurkan keluarganya pacaran—putus, pacaran—putus.
b. Anak menjadi apatis menarik diri atau sebaliknya
c. Self-esteem anak turun. rasa bersalah sangat besar, dendam pada orang tuanya narkoba, alcohol, dan yang ekstrem, muncul pikiran untuk bunuh diri.
5. Anak merendahkan salah satu orang tua
a. Tidak ada rasa percaya pada orang tua.
b. Terlalu mengidentifikasi salah satu orang tua.
Tinjauan Psikologis
Tumbuh kembang anak seutuhnya dipengaruhi oleh empat factor yang saling berinteraksi satu dengan yang lainnya (Hawari, 1997), yaitu:
1. Faktor organobiologik
Perkembangan mental intelektual dan mental emosional
Pada kasus perceraian orang tua faktor ini kurang terpenuhi pada anak.
2. Faktor psiko- edukatif
Unsur utamanya adalah kasih sayang
Anak yang dibesarkan dalam keluarga yang mengalami disfungsi keluarga mempunyai risiko lebih besar untuk terganggu tumbuhkembang jiwanya karena kurangnya curahan kasih sayang orang tua karena perceraian.
3. Faktor social-budaya
Dampak anti social anak atas perceraian orang tua mereka hal ini sangat bertolak belakang dengan poin ini.
4. Faktor spiritual
Orang tua mempunyai tanggung jawab besar terhadap tumbuh kembang anak agar bila dewasa kelak berilmu dan beriman.
Perceraian senantiasa memberi dampak yang negatif. Berawal dari hal tersebut, maka perlu dicari usaha-usaha untuk menanggulanginya.
Hal-hal sebaiknya dilakukan orangtua yang akan atau telah bercerai agar tak terlalu berdampak negatif pada anak:
1. Sejak awal, kalau bisa libatkan anak dalam proses perceraian. Paling tidak, anak akan merasa didengarkan, tidak hanya menerima perceraian orangtuanya secara tiba-tiba.
2. Jika perceraian terjadi, usahakan me-maintain rutinitas keluarga tetap seperti sediakala. Misalnya, tetap berkumpul bersama. Usahakan situasi tidak hilang begitu atau berubah total. Buatlah masa-masa transisi yang smooth, supaya anak juga bisa merasakan, 'Oh, mereka sudah tidak bersatu lagi tapi mereka masih sayang sama saya, saya juga masih bisa mendapatkan apa yang saya butuhkan dari mereka.'
3. Jangan ingkar janji. Kalau memang pernah berjanji untuk tetap selalu bertemu anak setelah perceraian, penuhi itu. Ini akan membangun rasa percaya (trust) anak pada orangtua. Ingat, tidak ada yang namanya bekas anak atau bekas orangtua.
4. Sebisa mungkin lebih terlibat dengan kegiatan sekolah anak, serta memberi dukungan yang dibutuhkan anak. Mungkin anak punya ketakutan, 'Wah nanti saya enggak bisa dijemput Papa-Mama lagi,' dan sebagainya.
5. Hindari pertentangan. Anak-anak sudah cukup menderita karena perceraian orangtuanya, jadi jangan tambah beban mereka dengan menentang mereka. Misalnya, salah satu orangtua merasa anak malah membela salah satu pihak, dan kemudian menyalahkan anak. Rasa marah, tak setuju, kecewa, itu merupakan proses anak dalam menghadapi perceraian orangtuanya. Justru anak harus dibantu mengungkapkan itu secara positif supaya tidak salah mengungkapkan.
6. Kalau memang perlu, libatkan dukungan pihak ketiga, misalnya kakek-nenek dalam masa transisi. Dan kalau memang merasa tak mampu mengatasi sendiri, berkonsultasilah dengan profesional.
(Hasto Prianggoro) (dalam www.tabloidnova.com)
Beberapa hal yang sebaiknya dilakukan (sikap) orangtua orangtua agar anak sukses beradaptasi, jika perpisahan atau perceraian terpaksa dilakukan (dalam www.ums.ac.id) adalah :
1. Begitu perceraian sudah menjadi rencana orangtua, segeralah memberi tahu anak bahwa akan terjadi perubahan dalam hidupnya, bahwa nanti anak tidak lagi tinggal bersama mama dan papa, tapi hanya dengan salah satunya.
2. Sebelum berpisah, ajaklah anak untuk melihat tempat tinggal yang baru (jika harus pindah rumah). Kalau anak akan tinggal bersama kakek dan nenek, maka kunjungan ke kakek dan nenek mulai dipersering. Kalau ayah/ibu keluar dari rumah dan tinggal sendiri, anak juga bisa mulai diajak untuk melihat calon rumah baru ayah/ibunya.
3. Di luar perubahan yang terjadi karena perceraian, usahakan agar sisi-sisi lain dan kegiatan rutin sehari-hari si anak tidak berubah. Misalnya, tetap mengantar anak ke sekolah atau mengajak pergi jalan-jalan.
4. Jelaskan kepada anak tentang perceraian tersebut. Jangan menganggap anak sebagai anak kecil yang tidak tahu apa-apa, jelaskan dengan menggunakan bahasa sederhana. Penjelasan ini mungkin perlu diulang ketika anak bertambah besar.
5. Jelaskan kepada anak bahwa perceraian yang terjadi bukan salah si anak.
6. Anak perlu selalu diyakinkan bahwa sekalipun orangtua bercerai tapi mereka tetap mencintai anak. Ini sangat penting dilakukan terutama dari orangtua yang pergi, dengan cara berkunjung, menelepon, mengirim surat atau kartu. Buatlah si anak tahu bahwa dirinya selalu diingat dan ada di hati orangtuanya.
7. Orangtua yang pergi, meyakinkan anak kalau ia menyetujui anak tinggal dengan orangtua yang tinggal, dan menyemangati anak agar menyukai tinggal bersama orangtuanya itu.
8. Orangtua yang tinggal bersama anak, memperbolehkan anak bertemu dengan orangtua yang pergi, meyakinkan anak bahwa dia menyetujui pertemuan tersebut dan menyemangati anak untuk menyukai pertemuan tersebut.
9. Kedua orangtua, merancang rencana pertemuan yang rutin, pasti, terprediksi dan konsisten antara anak dan orangtua yang pergi. Kalau anak sudah mulai beradaptasi dengan perceraian, jadwal pertemuan bisa dibuat dengan fleksibel. Penting buat anak untuk tetap bisa bertemu dengan kedua orangtuanya. Tetap bertemu dengan kedua orangtua membuat anak percaya bahwa ia dikasihi dan diinginkan. Kebanyakan anak yang membawa hingga dewasa perasaan-perasaan ditolak dan tidak berharga adalah akibat kehilangan kontak dengan orangtua yang pergi.
10. Tidak saling mengkritik atau menjelekkan salah satu pihak orangtua di depan anak.
11. Tidak menempatkan anak di tengah-tengah konflik. Misalnya dengan menjadikan anak sebagai pembawa pesan antar-kedua orangtua, menyuruh anak berbohong kepada salah satu orangtua, menyuruh anak untuk memihak pada satu orangtua saja. Anak menyayangi kedua orangtuanya, menempatkannya di tengah konflik akan membuatnya bingung, cemas dan mengalami konflik kesetiaan.
12. Tidak menjadikan anak sebagai senjata untuk menekan pihak lain demi membela dan mempertahankan diri sendiri. Misalnya mengancam pihak yang pergi untuk tidak boleh lagi bertemu dengan anak kalau tidak memberikan tunjangan; atau tidak diperbolehkan untuk bertemu dengan anak supaya pihak yang pergi merasa sakit hati, sebagai usaha membalas dendam.
13. Tetap mengasuh anak bersama-sama dengan mengenyampingkan perselisihan.
14. Memperkenankan anak untuk mengekspresikan emosinya. Beresponslah terhadap emosi anak dengan kasih sayang, bukan dengan kemarahan atau celaan. Anak mungkin bingung dan bertanya, biarkan mereka bertanya, jawablah pertanyaan tersebut baik-baik, dan bukan mengatakan "anak kecil mau tahu saja urusan ayah-ibu"
a. Reaksi anak berbeda-beda terhadap pereceraian orang tuanya. Semua tergantung umur, intensitas, serta lamanya konflik yang berlangsung sebelum terjadinya perceraian. Setiap anak menanggung kadar yang berbeda-beda.
b. Anak yang yang orang tuanya bercerai, terutama yang sudah berusia sekolah atau remaja biasanya merasa ikut bersalah dan bertanggung jawab atas kejadian itu.
c. Bagi anak-anak perceraian merupakan kehancuran keluarga yang akan mengacaukan kehidupan mereka munculnya rasa cemas masa kini dan masa depannya anak merasa menderita
2. Akibat emosional
a. Dalam suatu perceraian orang tua mencurahkan seluruh waktu dan uangnya untuk saling bertikai.
b. Mereka hanya memiliki waktu atau usaha untuk mengurangi akibat emosional yang menimpa anak-anaknya.
3. Sampai dua tahun
a. Dua tahun pertama setelah terjadinya perceraian merupakan masa-masa yang amat sulit bagi anak. Mereka biasanya kehilangan minat untuk pergi dan mengerjakan tugas-tugas sekolah, bersikap bermusuhan, agresif depresi, dan dalam beberapa kasus ada yang bunuh diri (Bugeiski dan Graziano) (dalam www.kompas.com).
b. Anak-anak yang orang tuanya bercerai menampakkan beberapa gejala fisik dan stress akibat perceraian tersebut, seperti insomnia, kehilangan nafsu makan, dan beberapa penyakit kulit.
4. Takut menjalin hubungan
a. Tidak pede dan takut menjalin kedekatan (intimacy) dengan lawan jenis karena menganggapnya sama dengan ayah dan ibunya yang telah menghancurkan keluarganya pacaran—putus, pacaran—putus.
b. Anak menjadi apatis menarik diri atau sebaliknya
c. Self-esteem anak turun. rasa bersalah sangat besar, dendam pada orang tuanya narkoba, alcohol, dan yang ekstrem, muncul pikiran untuk bunuh diri.
5. Anak merendahkan salah satu orang tua
a. Tidak ada rasa percaya pada orang tua.
b. Terlalu mengidentifikasi salah satu orang tua.
Tinjauan Psikologis
Tumbuh kembang anak seutuhnya dipengaruhi oleh empat factor yang saling berinteraksi satu dengan yang lainnya (Hawari, 1997), yaitu:
1. Faktor organobiologik
Perkembangan mental intelektual dan mental emosional
Pada kasus perceraian orang tua faktor ini kurang terpenuhi pada anak.
2. Faktor psiko- edukatif
Unsur utamanya adalah kasih sayang
Anak yang dibesarkan dalam keluarga yang mengalami disfungsi keluarga mempunyai risiko lebih besar untuk terganggu tumbuhkembang jiwanya karena kurangnya curahan kasih sayang orang tua karena perceraian.
3. Faktor social-budaya
Dampak anti social anak atas perceraian orang tua mereka hal ini sangat bertolak belakang dengan poin ini.
4. Faktor spiritual
Orang tua mempunyai tanggung jawab besar terhadap tumbuh kembang anak agar bila dewasa kelak berilmu dan beriman.
Perceraian senantiasa memberi dampak yang negatif. Berawal dari hal tersebut, maka perlu dicari usaha-usaha untuk menanggulanginya.
Hal-hal sebaiknya dilakukan orangtua yang akan atau telah bercerai agar tak terlalu berdampak negatif pada anak:
1. Sejak awal, kalau bisa libatkan anak dalam proses perceraian. Paling tidak, anak akan merasa didengarkan, tidak hanya menerima perceraian orangtuanya secara tiba-tiba.
2. Jika perceraian terjadi, usahakan me-maintain rutinitas keluarga tetap seperti sediakala. Misalnya, tetap berkumpul bersama. Usahakan situasi tidak hilang begitu atau berubah total. Buatlah masa-masa transisi yang smooth, supaya anak juga bisa merasakan, 'Oh, mereka sudah tidak bersatu lagi tapi mereka masih sayang sama saya, saya juga masih bisa mendapatkan apa yang saya butuhkan dari mereka.'
3. Jangan ingkar janji. Kalau memang pernah berjanji untuk tetap selalu bertemu anak setelah perceraian, penuhi itu. Ini akan membangun rasa percaya (trust) anak pada orangtua. Ingat, tidak ada yang namanya bekas anak atau bekas orangtua.
4. Sebisa mungkin lebih terlibat dengan kegiatan sekolah anak, serta memberi dukungan yang dibutuhkan anak. Mungkin anak punya ketakutan, 'Wah nanti saya enggak bisa dijemput Papa-Mama lagi,' dan sebagainya.
5. Hindari pertentangan. Anak-anak sudah cukup menderita karena perceraian orangtuanya, jadi jangan tambah beban mereka dengan menentang mereka. Misalnya, salah satu orangtua merasa anak malah membela salah satu pihak, dan kemudian menyalahkan anak. Rasa marah, tak setuju, kecewa, itu merupakan proses anak dalam menghadapi perceraian orangtuanya. Justru anak harus dibantu mengungkapkan itu secara positif supaya tidak salah mengungkapkan.
6. Kalau memang perlu, libatkan dukungan pihak ketiga, misalnya kakek-nenek dalam masa transisi. Dan kalau memang merasa tak mampu mengatasi sendiri, berkonsultasilah dengan profesional.
(Hasto Prianggoro) (dalam www.tabloidnova.com)
Beberapa hal yang sebaiknya dilakukan (sikap) orangtua orangtua agar anak sukses beradaptasi, jika perpisahan atau perceraian terpaksa dilakukan (dalam www.ums.ac.id) adalah :
1. Begitu perceraian sudah menjadi rencana orangtua, segeralah memberi tahu anak bahwa akan terjadi perubahan dalam hidupnya, bahwa nanti anak tidak lagi tinggal bersama mama dan papa, tapi hanya dengan salah satunya.
2. Sebelum berpisah, ajaklah anak untuk melihat tempat tinggal yang baru (jika harus pindah rumah). Kalau anak akan tinggal bersama kakek dan nenek, maka kunjungan ke kakek dan nenek mulai dipersering. Kalau ayah/ibu keluar dari rumah dan tinggal sendiri, anak juga bisa mulai diajak untuk melihat calon rumah baru ayah/ibunya.
3. Di luar perubahan yang terjadi karena perceraian, usahakan agar sisi-sisi lain dan kegiatan rutin sehari-hari si anak tidak berubah. Misalnya, tetap mengantar anak ke sekolah atau mengajak pergi jalan-jalan.
4. Jelaskan kepada anak tentang perceraian tersebut. Jangan menganggap anak sebagai anak kecil yang tidak tahu apa-apa, jelaskan dengan menggunakan bahasa sederhana. Penjelasan ini mungkin perlu diulang ketika anak bertambah besar.
5. Jelaskan kepada anak bahwa perceraian yang terjadi bukan salah si anak.
6. Anak perlu selalu diyakinkan bahwa sekalipun orangtua bercerai tapi mereka tetap mencintai anak. Ini sangat penting dilakukan terutama dari orangtua yang pergi, dengan cara berkunjung, menelepon, mengirim surat atau kartu. Buatlah si anak tahu bahwa dirinya selalu diingat dan ada di hati orangtuanya.
7. Orangtua yang pergi, meyakinkan anak kalau ia menyetujui anak tinggal dengan orangtua yang tinggal, dan menyemangati anak agar menyukai tinggal bersama orangtuanya itu.
8. Orangtua yang tinggal bersama anak, memperbolehkan anak bertemu dengan orangtua yang pergi, meyakinkan anak bahwa dia menyetujui pertemuan tersebut dan menyemangati anak untuk menyukai pertemuan tersebut.
9. Kedua orangtua, merancang rencana pertemuan yang rutin, pasti, terprediksi dan konsisten antara anak dan orangtua yang pergi. Kalau anak sudah mulai beradaptasi dengan perceraian, jadwal pertemuan bisa dibuat dengan fleksibel. Penting buat anak untuk tetap bisa bertemu dengan kedua orangtuanya. Tetap bertemu dengan kedua orangtua membuat anak percaya bahwa ia dikasihi dan diinginkan. Kebanyakan anak yang membawa hingga dewasa perasaan-perasaan ditolak dan tidak berharga adalah akibat kehilangan kontak dengan orangtua yang pergi.
10. Tidak saling mengkritik atau menjelekkan salah satu pihak orangtua di depan anak.
11. Tidak menempatkan anak di tengah-tengah konflik. Misalnya dengan menjadikan anak sebagai pembawa pesan antar-kedua orangtua, menyuruh anak berbohong kepada salah satu orangtua, menyuruh anak untuk memihak pada satu orangtua saja. Anak menyayangi kedua orangtuanya, menempatkannya di tengah konflik akan membuatnya bingung, cemas dan mengalami konflik kesetiaan.
12. Tidak menjadikan anak sebagai senjata untuk menekan pihak lain demi membela dan mempertahankan diri sendiri. Misalnya mengancam pihak yang pergi untuk tidak boleh lagi bertemu dengan anak kalau tidak memberikan tunjangan; atau tidak diperbolehkan untuk bertemu dengan anak supaya pihak yang pergi merasa sakit hati, sebagai usaha membalas dendam.
13. Tetap mengasuh anak bersama-sama dengan mengenyampingkan perselisihan.
14. Memperkenankan anak untuk mengekspresikan emosinya. Beresponslah terhadap emosi anak dengan kasih sayang, bukan dengan kemarahan atau celaan. Anak mungkin bingung dan bertanya, biarkan mereka bertanya, jawablah pertanyaan tersebut baik-baik, dan bukan mengatakan "anak kecil mau tahu saja urusan ayah-ibu"
Apa kata Alkitab mengenai perceraian dan pernikahan kembali?
Pertama-tama, apapun pandangan mengenai perceraian, adalah penting untuk mengingat kata-kata Alkitab dalam Maleakhi 2:16a: “Sebab Aku membenci perceraian, firman TUHAN, Allah Israel.” Menurut Alkitab, kehendak Allah adalah pernikahan sebagai komimen seumur hidup. “Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu. Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia" (Matius 19:6). Meskipun demikian, Allah menyadari bahwa karena pernikahan melibatkan dua manusia yang berdosa, perceraian akan terjadi. Dalam Perjanjian Lama Tuhan menetapkan beberapa hukum untuk melindungi hak-hak dari orang yang bercerai, khususnya wanita (Ulangan 24:1-4). Yesus menunjukkan bahwa hukum-hukum ini diberikan karena ketegaran hati manusia, bukan karena rencana Tuhan (Matius 19:8).
Kontroversi mengenai apakah perceraian dan pernikahan kembali diizinkan oleh Alkitab berkisar pada kata-kata Yesus dalam Matius 5:32 dan 19:9. Frasa “kecuali karena zinah” adalah satu-satunya alasan dalam Alkitab di mana Tuhan memberikan izin untuk perceraian dan pernikahan kembali. Banyak penafsir Alkitab yang memahami “klausa pengecualian” ini sebagai merujuk pada “perzinahan” yang terjadi pada masa “pertunangan.” Dalam tradisi Yahudi, laki-laki dan perempuan dianggap sudah menikah walaupun mereka masih “bertunangan.” Percabulan dalam masa “pertunangan” ini dapat merupakan satu-satunya alasan untuk bercerai.
Namun demikian, kata Bahasa Yunani yang diterjemahkan “perzinahan” bisa berarti bermacam bentuk percabulan. Kata ini bisa berarti perzinahan, pelacuran dan penyelewengan seks, dll. Yesus mungkin mengatakan bahwa perceraian diperbolehkan kalau terjadi perzinahan. Hubungan seksual adalah merupakan bagian integral dari ikatan penikahan, “keduanya menjadi satu daging” (Kejadian 2:24; Matius 19:5; Efesus 5:31). Oleh sebab itu, memutuskan ikatan itu melalui hubungan seks di luar pernikahan dapat menjadi alasan untuk bercerai. Jika demikian, dalam ayat ini, Yesus juga memikirkan tentang pernikahan kembali. Frasa “kawin dengan perempuan lain” (Matius 19:9) mengindikasikan bahwa perceraian dan pernikahan kembali diizinkan dalam kerangka klausa pengecualian, bagaimanapun itu ditafsirkan. Penting untuk diperhatikan bahwa hanya pasangan yang tidak bersalah yang diizinkan untuk menikah kembali. Meskipun tidak disebutkan dalam ayat tsb, izin untuk menikah kembali setelah perceraian adalah kemurahan Tuhan kepada pasangan yang tidak bersalah, bukan kepada pasangan yang berbuat zinah. Mungkin saja ada contoh-contoh di mana “pihak yang bersalah” diizinkan untuk menikah kembali, namun konsep tsb tidak ditemukan dalam ayat ini.
Sebagian orang memahami 1 Korintus 7:15 sebagai “pengecualian” lainnya, di mana pernikahan kembali diizinkan jikalau pasangan yang belum percaya menceraikan pasangan yang percaya. Namun demikian, konteks ayat ini tidak menyinggung soal pernikahan kembali dan hanya mengatakan bahwa orang percaya tidak terikat dalam pernikahan kalau pasangan yang belum percaya mau bercerai. Orang-orang lainnya mengklaim bahwa perlakuan sewenang-wenang (terhadap pasangan yang satu atau terhadap anak) adalah alasan yang sah untuk bercerai sekalipun Alkitab tidak mencantumkan hal itu. Walaupun ini mungkin saja, namun tidaklah pantas untuk menebak Firman Tuhan.
Kadang-kadang hal yang dilupakan dalam perdebatan mengenai klausa pengecualian adalah kenyataan bahwa apapun jenis penyelewengan dalam pernikahan, itu hanyalah merupakan izin untuk bercerai dan bukan keharusan untuk bercerai. Bahkan ketika terjadi perzinahan, dengan anugrah Tuhan, pasangan yang satu dapat mengampuni dan membangun kembali pernikahan mereka. Tuhan telah terlebih dahulu mengampuni banyak dosa-dosa kita. Kita tentu dapat mengikuti teladanNya dan mengampuni dosa perzinahan (Efesus 4:32). Namun, dalam banyak kasus, pasangan yang bersalah tidak bertobat dan terus hidup dalam percabulan. Di sinilah kemungkinanan Matius 19:9 dapat diterapkan. Demikian pula banyak yang terlalu cepat menikah kembali setelah bercerai padahal Tuhan mungkin menghendaki mereka untuk tetap melajang. Kadang-kadang Tuhan memanggil orang untuk melajang supaya perhatian mereka tidak terbagi-bagi (1 Korintus 7:32-35). Menikah kembali setelah bercerai mungkin merupakan pilihan dalam keadaan-keadaan tertentu, namun tidak selalu merupakan satu-satunya pilihan.
Adalah menyedihkan bahwa tingkat perceraian di kalangan orang-orang yang mengaku Kristen hampir sama tingginya dengan orang-orang yang tidak percaya. Alkitab sangat jelas bahwa Allah membenci perceraian (Maleakhi 2:16) dan bahwa pengampunan dan rekonsiliasi seharusnya menjadi tanda-tanda kehidupan orang percaya (Lukas 11:4; Efesus 4:32). Tuhan mengetahui bahwa perceraian dapat terjadi, bahkan di antara anak-anakNya. Orang percaya yang bercerai dan/atau menikah kembali jangan merasa kurang dikasihi oleh Tuhan bahkan sekalipun perceraian dan pernikahan kembali tidak tercakup dalam kemungkinan klausa pengecualian dari Matius 19:9. Tuhan sering kali menggunakan bahwa ketidaktaatan orang-orang Kristen untuk mencapai hal-hal yang baik.
Tinjauan :
1Matius 1:19Karena Yusuf suaminya, seorang yang tulus hati dan tidak mau mencemarkan nama isterinya di muka umum, ia bermaksud menceraikannya dengan diam-diam.
2Matius 5:31Telah difirmankan juga: Siapa yang menceraikan isterinya harus memberi surat cerai kepadanya.
3Matius 5:32Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang menceraikan isterinya kecuali karena zinah, ia menjadikan isterinya berzinah; dan siapa yang kawin dengan perempuan yang diceraikan, ia berbuat zinah.
4Matius 12:30Siapa tidak bersama Aku, ia melawan Aku dan siapa tidak mengumpulkan bersama Aku, ia mencerai-beraikan.
5Matius 19:3Maka datanglah orang-orang Farisi kepada-Nya untuk mencobai Dia. Mereka bertanya: "Apakah diperbolehkan orang menceraikan isterinya dengan alasan apa saja?"
6Matius 19:6Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu. Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia."
7Matius 19:7Kata mereka kepada-Nya: "Jika demikian, apakah sebabnya Musa memerintahkan untuk memberikan surat cerai jika orang menceraikan isterinya?"
8Matius 19:8Kata Yesus kepada mereka: "Karena ketegaran hatimu Musa mengizinkan kamu menceraikan isterimu, tetapi sejak semula tidaklah demikian.
9Matius 19:9Tetapi Aku berkata kepadamu: Barangsiapa menceraikan isterinya, kecuali karena zinah, lalu kawin dengan perempuan lain, ia berbuat zinah."
10Matius 26:31Maka berkatalah Yesus kepada mereka: "Malam ini kamu semua akan tergoncang imanmu karena Aku. Sebab ada tertulis: Aku akan membunuh gembala dan kawanan domba itu akan tercerai-berai.
11Markus 10:2Maka datanglah orang-orang Farisi, dan untuk mencobai Yesus mereka bertanya kepada-Nya: "Apakah seorang suami diperbolehkan menceraikan isterinya?"
12Markus 10:4Jawab mereka: "Musa memberi izin untuk menceraikannya dengan membuat surat cerai."
13Markus 10:9Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia."
14Markus 10:11Lalu kata-Nya kepada mereka: "Barangsiapa menceraikan isterinya lalu kawin dengan perempuan lain, ia hidup dalam perzinahan terhadap isterinya itu.
15Markus 10:12Dan jika si isteri menceraikan suaminya dan kawin dengan laki-laki lain, ia berbuat zinah."
16Markus 14:27Lalu Yesus berkata kepada mereka: "Kamu semua akan tergoncang imanmu. Sebab ada tertulis: Aku akan memukul gembala dan domba-domba itu akan tercerai-berai.
17Lukas 1:51Ia memperlihatkan kuasa-Nya dengan perbuatan tangan-Nya dan mencerai-beraikan orang-orang yang congkak hatinya;
18Lukas 11:23Siapa tidak bersama Aku, ia melawan Aku dan siapa tidak mengumpulkan bersama Aku, ia mencerai-beraikan."
19Lukas 16:18Setiap orang yang menceraikan isterinya, lalu kawin dengan perempuan lain, ia berbuat zinah; dan barangsiapa kawin dengan perempuan yang diceraikan suaminya, ia berbuat zinah."
20Yohanes 10:12sedangkan seorang upahan yang bukan gembala, dan yang bukan pemilik domba-domba itu sendiri, ketika melihat serigala datang, meninggalkan domba-domba itu lalu lari, sehingga serigala itu menerkam dan mencerai-beraikan domba-domba itu.
21Yohanes 11:52dan bukan untuk bangsa itu saja, tetapi juga untuk mengumpulkan dan mempersatukan anak-anak Allah yang tercerai-berai.
22Yohanes 16:32Lihat, saatnya datang, bahkan sudah datang, bahwa kamu diceraiberaikan masing-masing ke tempatnya sendiri dan kamu meninggalkan Aku seorang diri. Namun Aku tidak seorang diri, sebab Bapa menyertai Aku.
23Kisah Para Rasul 5:36Sebab dahulu telah muncul si Teudas, yang mengaku dirinya seorang istimewa dan ia mempunyai kira-kira empat ratus orang pengikut; tetapi ia dibunuh dan cerai-berailah seluruh pengikutnya dan lenyap.
24Kisah Para Rasul 5:37Sesudah dia, pada waktu pendaftaran penduduk, muncullah si Yudas, seorang Galilea. Ia menyeret banyak orang dalam pemberontakannya, tetapi ia juga tewas dan cerai-berailah seluruh pengikutnya.
251 Korintus 7:10Kepada orang-orang yang telah kawin aku--tidak, bukan aku, tetapi Tuhan--perintahkan, supaya seorang isteri tidak boleh menceraikan suaminya.
261 Korintus 7:11Dan jikalau ia bercerai, ia harus tetap hidup tanpa suami atau berdamai dengan suaminya. Dan seorang suami tidak boleh menceraikan isterinya.
271 Korintus 7:12Kepada orang-orang lain aku, bukan Tuhan, katakan: kalau ada seorang saudara beristerikan seorang yang tidak beriman dan perempuan itu mau hidup bersama-sama dengan dia, janganlah saudara itu menceraikan dia.
281 Korintus 7:13Dan kalau ada seorang isteri bersuamikan seorang yang tidak beriman dan laki-laki itu mau hidup bersama-sama dengan dia, janganlah ia menceraikan laki-laki itu.
291 Korintus 7:15Tetapi kalau orang yang tidak beriman itu mau bercerai, biarlah ia bercerai; dalam hal yang demikian saudara atau saudari tidak terikat. Tetapi Allah memanggil kamu untuk hidup dalam damai sejahtera.
301 Korintus 7:27Adakah engkau terikat pada seorang perempuan? Janganlah engkau mengusahakan perceraian! Adakah engkau tidak terikat pada seorang perempuan? Janganlah engkau mencari seorang!
311 Timotius 5:11Tolaklah pendaftaran janda-janda yang lebih muda. Karena apabila mereka sekali digairahkan oleh keberahian yang menceraikan mereka dari Kristus, mereka itu ingin kawin
Kontroversi mengenai apakah perceraian dan pernikahan kembali diizinkan oleh Alkitab berkisar pada kata-kata Yesus dalam Matius 5:32 dan 19:9. Frasa “kecuali karena zinah” adalah satu-satunya alasan dalam Alkitab di mana Tuhan memberikan izin untuk perceraian dan pernikahan kembali. Banyak penafsir Alkitab yang memahami “klausa pengecualian” ini sebagai merujuk pada “perzinahan” yang terjadi pada masa “pertunangan.” Dalam tradisi Yahudi, laki-laki dan perempuan dianggap sudah menikah walaupun mereka masih “bertunangan.” Percabulan dalam masa “pertunangan” ini dapat merupakan satu-satunya alasan untuk bercerai.
Namun demikian, kata Bahasa Yunani yang diterjemahkan “perzinahan” bisa berarti bermacam bentuk percabulan. Kata ini bisa berarti perzinahan, pelacuran dan penyelewengan seks, dll. Yesus mungkin mengatakan bahwa perceraian diperbolehkan kalau terjadi perzinahan. Hubungan seksual adalah merupakan bagian integral dari ikatan penikahan, “keduanya menjadi satu daging” (Kejadian 2:24; Matius 19:5; Efesus 5:31). Oleh sebab itu, memutuskan ikatan itu melalui hubungan seks di luar pernikahan dapat menjadi alasan untuk bercerai. Jika demikian, dalam ayat ini, Yesus juga memikirkan tentang pernikahan kembali. Frasa “kawin dengan perempuan lain” (Matius 19:9) mengindikasikan bahwa perceraian dan pernikahan kembali diizinkan dalam kerangka klausa pengecualian, bagaimanapun itu ditafsirkan. Penting untuk diperhatikan bahwa hanya pasangan yang tidak bersalah yang diizinkan untuk menikah kembali. Meskipun tidak disebutkan dalam ayat tsb, izin untuk menikah kembali setelah perceraian adalah kemurahan Tuhan kepada pasangan yang tidak bersalah, bukan kepada pasangan yang berbuat zinah. Mungkin saja ada contoh-contoh di mana “pihak yang bersalah” diizinkan untuk menikah kembali, namun konsep tsb tidak ditemukan dalam ayat ini.
Sebagian orang memahami 1 Korintus 7:15 sebagai “pengecualian” lainnya, di mana pernikahan kembali diizinkan jikalau pasangan yang belum percaya menceraikan pasangan yang percaya. Namun demikian, konteks ayat ini tidak menyinggung soal pernikahan kembali dan hanya mengatakan bahwa orang percaya tidak terikat dalam pernikahan kalau pasangan yang belum percaya mau bercerai. Orang-orang lainnya mengklaim bahwa perlakuan sewenang-wenang (terhadap pasangan yang satu atau terhadap anak) adalah alasan yang sah untuk bercerai sekalipun Alkitab tidak mencantumkan hal itu. Walaupun ini mungkin saja, namun tidaklah pantas untuk menebak Firman Tuhan.
Kadang-kadang hal yang dilupakan dalam perdebatan mengenai klausa pengecualian adalah kenyataan bahwa apapun jenis penyelewengan dalam pernikahan, itu hanyalah merupakan izin untuk bercerai dan bukan keharusan untuk bercerai. Bahkan ketika terjadi perzinahan, dengan anugrah Tuhan, pasangan yang satu dapat mengampuni dan membangun kembali pernikahan mereka. Tuhan telah terlebih dahulu mengampuni banyak dosa-dosa kita. Kita tentu dapat mengikuti teladanNya dan mengampuni dosa perzinahan (Efesus 4:32). Namun, dalam banyak kasus, pasangan yang bersalah tidak bertobat dan terus hidup dalam percabulan. Di sinilah kemungkinanan Matius 19:9 dapat diterapkan. Demikian pula banyak yang terlalu cepat menikah kembali setelah bercerai padahal Tuhan mungkin menghendaki mereka untuk tetap melajang. Kadang-kadang Tuhan memanggil orang untuk melajang supaya perhatian mereka tidak terbagi-bagi (1 Korintus 7:32-35). Menikah kembali setelah bercerai mungkin merupakan pilihan dalam keadaan-keadaan tertentu, namun tidak selalu merupakan satu-satunya pilihan.
Adalah menyedihkan bahwa tingkat perceraian di kalangan orang-orang yang mengaku Kristen hampir sama tingginya dengan orang-orang yang tidak percaya. Alkitab sangat jelas bahwa Allah membenci perceraian (Maleakhi 2:16) dan bahwa pengampunan dan rekonsiliasi seharusnya menjadi tanda-tanda kehidupan orang percaya (Lukas 11:4; Efesus 4:32). Tuhan mengetahui bahwa perceraian dapat terjadi, bahkan di antara anak-anakNya. Orang percaya yang bercerai dan/atau menikah kembali jangan merasa kurang dikasihi oleh Tuhan bahkan sekalipun perceraian dan pernikahan kembali tidak tercakup dalam kemungkinan klausa pengecualian dari Matius 19:9. Tuhan sering kali menggunakan bahwa ketidaktaatan orang-orang Kristen untuk mencapai hal-hal yang baik.
Tinjauan :
1Matius 1:19Karena Yusuf suaminya, seorang yang tulus hati dan tidak mau mencemarkan nama isterinya di muka umum, ia bermaksud menceraikannya dengan diam-diam.
2Matius 5:31Telah difirmankan juga: Siapa yang menceraikan isterinya harus memberi surat cerai kepadanya.
3Matius 5:32Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang menceraikan isterinya kecuali karena zinah, ia menjadikan isterinya berzinah; dan siapa yang kawin dengan perempuan yang diceraikan, ia berbuat zinah.
4Matius 12:30Siapa tidak bersama Aku, ia melawan Aku dan siapa tidak mengumpulkan bersama Aku, ia mencerai-beraikan.
5Matius 19:3Maka datanglah orang-orang Farisi kepada-Nya untuk mencobai Dia. Mereka bertanya: "Apakah diperbolehkan orang menceraikan isterinya dengan alasan apa saja?"
6Matius 19:6Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu. Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia."
7Matius 19:7Kata mereka kepada-Nya: "Jika demikian, apakah sebabnya Musa memerintahkan untuk memberikan surat cerai jika orang menceraikan isterinya?"
8Matius 19:8Kata Yesus kepada mereka: "Karena ketegaran hatimu Musa mengizinkan kamu menceraikan isterimu, tetapi sejak semula tidaklah demikian.
9Matius 19:9Tetapi Aku berkata kepadamu: Barangsiapa menceraikan isterinya, kecuali karena zinah, lalu kawin dengan perempuan lain, ia berbuat zinah."
10Matius 26:31Maka berkatalah Yesus kepada mereka: "Malam ini kamu semua akan tergoncang imanmu karena Aku. Sebab ada tertulis: Aku akan membunuh gembala dan kawanan domba itu akan tercerai-berai.
11Markus 10:2Maka datanglah orang-orang Farisi, dan untuk mencobai Yesus mereka bertanya kepada-Nya: "Apakah seorang suami diperbolehkan menceraikan isterinya?"
12Markus 10:4Jawab mereka: "Musa memberi izin untuk menceraikannya dengan membuat surat cerai."
13Markus 10:9Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia."
14Markus 10:11Lalu kata-Nya kepada mereka: "Barangsiapa menceraikan isterinya lalu kawin dengan perempuan lain, ia hidup dalam perzinahan terhadap isterinya itu.
15Markus 10:12Dan jika si isteri menceraikan suaminya dan kawin dengan laki-laki lain, ia berbuat zinah."
16Markus 14:27Lalu Yesus berkata kepada mereka: "Kamu semua akan tergoncang imanmu. Sebab ada tertulis: Aku akan memukul gembala dan domba-domba itu akan tercerai-berai.
17Lukas 1:51Ia memperlihatkan kuasa-Nya dengan perbuatan tangan-Nya dan mencerai-beraikan orang-orang yang congkak hatinya;
18Lukas 11:23Siapa tidak bersama Aku, ia melawan Aku dan siapa tidak mengumpulkan bersama Aku, ia mencerai-beraikan."
19Lukas 16:18Setiap orang yang menceraikan isterinya, lalu kawin dengan perempuan lain, ia berbuat zinah; dan barangsiapa kawin dengan perempuan yang diceraikan suaminya, ia berbuat zinah."
20Yohanes 10:12sedangkan seorang upahan yang bukan gembala, dan yang bukan pemilik domba-domba itu sendiri, ketika melihat serigala datang, meninggalkan domba-domba itu lalu lari, sehingga serigala itu menerkam dan mencerai-beraikan domba-domba itu.
21Yohanes 11:52dan bukan untuk bangsa itu saja, tetapi juga untuk mengumpulkan dan mempersatukan anak-anak Allah yang tercerai-berai.
22Yohanes 16:32Lihat, saatnya datang, bahkan sudah datang, bahwa kamu diceraiberaikan masing-masing ke tempatnya sendiri dan kamu meninggalkan Aku seorang diri. Namun Aku tidak seorang diri, sebab Bapa menyertai Aku.
23Kisah Para Rasul 5:36Sebab dahulu telah muncul si Teudas, yang mengaku dirinya seorang istimewa dan ia mempunyai kira-kira empat ratus orang pengikut; tetapi ia dibunuh dan cerai-berailah seluruh pengikutnya dan lenyap.
24Kisah Para Rasul 5:37Sesudah dia, pada waktu pendaftaran penduduk, muncullah si Yudas, seorang Galilea. Ia menyeret banyak orang dalam pemberontakannya, tetapi ia juga tewas dan cerai-berailah seluruh pengikutnya.
251 Korintus 7:10Kepada orang-orang yang telah kawin aku--tidak, bukan aku, tetapi Tuhan--perintahkan, supaya seorang isteri tidak boleh menceraikan suaminya.
261 Korintus 7:11Dan jikalau ia bercerai, ia harus tetap hidup tanpa suami atau berdamai dengan suaminya. Dan seorang suami tidak boleh menceraikan isterinya.
271 Korintus 7:12Kepada orang-orang lain aku, bukan Tuhan, katakan: kalau ada seorang saudara beristerikan seorang yang tidak beriman dan perempuan itu mau hidup bersama-sama dengan dia, janganlah saudara itu menceraikan dia.
281 Korintus 7:13Dan kalau ada seorang isteri bersuamikan seorang yang tidak beriman dan laki-laki itu mau hidup bersama-sama dengan dia, janganlah ia menceraikan laki-laki itu.
291 Korintus 7:15Tetapi kalau orang yang tidak beriman itu mau bercerai, biarlah ia bercerai; dalam hal yang demikian saudara atau saudari tidak terikat. Tetapi Allah memanggil kamu untuk hidup dalam damai sejahtera.
301 Korintus 7:27Adakah engkau terikat pada seorang perempuan? Janganlah engkau mengusahakan perceraian! Adakah engkau tidak terikat pada seorang perempuan? Janganlah engkau mencari seorang!
311 Timotius 5:11Tolaklah pendaftaran janda-janda yang lebih muda. Karena apabila mereka sekali digairahkan oleh keberahian yang menceraikan mereka dari Kristus, mereka itu ingin kawin
Senin, 06 Juni 2011
WE ARE THE REASON
As little children we'd dream of Christmas morn
And all the gifts and toys we knew we’d find
But we never realized a baby born one blessed night
Gave us the greatest gift of our lives
We are the reason that He gave His life
We were the reason that He suffered and died
To a world that was lost He gave all He could give
To show us the reason to live
As the years went by we learned more of our gifts
The giving of ourselves and what that means
On a dark and cloudy day a man hung crying in the rain
Because of love
Because of love
I finally found the reason for living
It’s in giving every part of my heart to Him (every part to Him)
And all that I do every word that I say (you know I’ll be saying)
I will give all my life just for Him, just for Him (every thing for Him)
We are the reason that He gave His life
We are the reason that He suffered and died
To a world that was lost He gave all He could give (all that he could give all)
To show us the reason to live
#He is the reason to live
(don’t you know do you know the reason
that he came, oh he came to save us
when he gave his life for us) he suffered and died
To a world that was lost He gave everything (everything that He had He gave)
To show us the reason to live
Don’t know how I could thank Jesus all that he had all..
And all the gifts and toys we knew we’d find
But we never realized a baby born one blessed night
Gave us the greatest gift of our lives
We are the reason that He gave His life
We were the reason that He suffered and died
To a world that was lost He gave all He could give
To show us the reason to live
As the years went by we learned more of our gifts
The giving of ourselves and what that means
On a dark and cloudy day a man hung crying in the rain
Because of love
Because of love
I finally found the reason for living
It’s in giving every part of my heart to Him (every part to Him)
And all that I do every word that I say (you know I’ll be saying)
I will give all my life just for Him, just for Him (every thing for Him)
We are the reason that He gave His life
We are the reason that He suffered and died
To a world that was lost He gave all He could give (all that he could give all)
To show us the reason to live
#He is the reason to live
(don’t you know do you know the reason
that he came, oh he came to save us
when he gave his life for us) he suffered and died
To a world that was lost He gave everything (everything that He had He gave)
To show us the reason to live
Don’t know how I could thank Jesus all that he had all..
MENGASIHI berarti MENGAMPUNI
Ketika Karol Wojtyla dulu masih mengajar di sebuah universitas di Polandia, ia mempunyai mahasiswa yang sangat dekat dengannya yang bernama Adam Zielinski. Ia tidak menyadari/ curiga bahwa sebenarnya muridnya itu adalah mata-mata dikirim oleh Partai Komunis di pemerintahan Polandia baru pasca rezim Nazi, untuk mencari-cari kesalahan yang bisa dipakai untuk menangkapnya. Namun, disepanjang pengamatan spionase-nya itu, Zielinski tidak menemukan hal-hal subversif yang dilakukan Wojtyla yang cukup sebagai bukti untuk menjadikannya tersangka dalam keadaan politik yang belum menentu di negara itu. Yang terjadi sebaliknya, ia justru makin mengenal Wojtyla sebagai seorang hamba Tuhan yang sungguh mendedikasikan hidupnya untuk Tuhan, juga bagi bangsa dan negaranya. Akhirnya Zielinski meminta maaf dihadapan gurunya itu.
Melihat dan mendengar pengakuan Zielinski yang mengakui kesalahannya dengan menyesal dan hancur hati, Wojtyla mengatakan "if you made mistakes, you already paid for them", maksudnya, penyesalannya yang diungkapkan itu sudah cukup untuk membayar kesalahannya. Wojtyla, dengan gampang sekali mengampuninya, ia sama sekali tidak bertanya mengapa ia melakukan perbuatan jahat kepadanya, apa latar belakangnya, ataupun jengkel, marah dan dendam. Zielinski tak pernah menduga bahwa ia mendapatkan maaf dan ampun dari gurunya segampang itu, padahal dialah yang selama ini menyebabkan gurunya itu menderita kesulitan akibat tekanan-tekanan partai komunis. Mengapa Wojtyla begitu mudah mengampuninya? Sebab, harga dari jiwa yang menyesal itu lebih mahal, dan rasa dendam sama sekali tidak sebanding dengan indahnya pertobatan.
Ini salah satu kisah yang diceritakan dalam film "Karol: A Man Who Became Pope", kisah hidup Pope John Paul II, yang diperankan sangat bagus oleh aktor Polandia Piotr Adamczyk. Dan juga musik latar yang bagus dari salah satu komposer terbaik Ennio Morricone. Dan film ini cocok sebagai wujud penghormatan/ tribute bagi salah seorang pemimpin terbaik Gereja, bahkan salah seorang pemimpin terbaik dunia, yang banyak kita kenal keteladanan pribadinya.
Pengampunan dosa adalah misi utama Tuhan kita Yesus Kristus. Ia telah mengajar kita untuk senantiasa mengampuni kesalahan sesama kita. Petrus pernah bertanya kepada Yesus, berapa kali sebaiknya pengampunan itu dilakukan?, selengkapnya kita baca sbb :
* Matius 18:21-35 Perumpamaan tentang pengampunan
18:21 Kemudian datanglah Petrus dan berkata kepada Yesus: "Tuhan, sampai berapa kali aku harus mengampuni saudaraku jika ia berbuat dosa terhadap aku? Sampai tujuh kali?"
18:22 Yesus berkata kepadanya: "Bukan! Aku berkata kepadamu: Bukan sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali.
18:23 Sebab hal Kerajaan Sorga seumpama seorang raja yang hendak mengadakan perhitungan dengan hamba-hambanya.
18:24 Setelah ia mulai mengadakan perhitungan itu, dihadapkanlah kepadanya seorang yang berhutang sepuluh ribu talenta.
18:25 Tetapi karena orang itu tidak mampu melunaskan hutangnya, raja itu memerintahkan supaya ia dijual beserta anak isterinya dan segala miliknya untuk pembayar hutangnya.
18:26 Maka sujudlah hamba itu menyembah dia, katanya: Sabarlah dahulu, segala hutangku akan kulunaskan.
18:27 Lalu tergeraklah hati raja itu oleh belas kasihan akan hamba itu, sehingga ia membebaskannya dan menghapuskan hutangnya.
18:28 Tetapi ketika hamba itu keluar, ia bertemu dengan seorang hamba lain yang berhutang seratus dinar kepadanya. Ia menangkap dan mencekik kawannya itu, katanya: Bayar hutangmu!
18:29 Maka sujudlah kawannya itu dan memohon kepadanya: Sabarlah dahulu, hutangku itu akan kulunaskan.
18:30 Tetapi ia menolak dan menyerahkan kawannya itu ke dalam penjara sampai dilunaskannya hutangnya.
18:31 Melihat itu kawan-kawannya yang lain sangat sedih lalu menyampaikan segala yang terjadi kepada tuan mereka.
18:32 Raja itu menyuruh memanggil orang itu dan berkata kepadanya: Hai hamba yang jahat, seluruh hutangmu telah kuhapuskan karena engkau memohonkannya kepadaku.
18:33 Bukankah engkau pun harus mengasihani kawanmu seperti aku telah mengasihani engkau?
18:34 Maka marahlah tuannya itu dan menyerahkannya kepada algojo-algojo, sampai ia melunaskan seluruh hutangnya.
18:35 Maka Bapa-Ku yang di sorga akan berbuat demikian juga terhadap kamu, apabila kamu masing-masing tidak mengampuni saudaramu dengan segenap hatimu."
Petrus bertanya, sampai sejauh mana pengampunan itu harus diberikan apabila seorang itu melakukan kesalahan terus menerus? Sampai tujuh kali kah? Petrus menganggap ini lebih baik dari tradisi Yahudi. Dalam Taurat juga ditetapkan peraturan pembalasan yang setimpal (lihat, Keluaran 21:24 dan Matius 5:38 ). Sangkanya, pengampunan sebanyak 7 kali sudahlah hebat dan cukup. Angka 7 adalah angka favorit dalam Alkitab. Dalam pemahaman orang Yahudi melambangkan perjanjian kekudusan dan pengudusan. Kandil (menorah/ kaki dian) memiliki "tujuh" lampu. Tindakan pendamaian dan pentahiran diselesaikan dengan "tujuh" kali percikan. Pengukuhan Sabat Yahudi termasuk Tahun Sabat, dan Tahun Yobel berdasarkan perhitungan angka "tujuh". Angka 7 adalah lambang kesempurnaan.
Namun, Yesus mengangkat permasalahan itu melampaui perhitungan praktis dengan mengatakan "tujuh puluh kali tujuh kali". Ia mengkoreksi apa yang yang dikatakan Petrus. Namun, jumlah ini sebaiknya tidak diartikan secara harfiah = 490kali. Maksud Yesus adalah, bahwa murid Tuhan tidak mempunyai hak menentukan batas untuk mengampuni. Hal ini selaras dengan apa yang pernah dikatakan Yesus dalam doa yang diajarkanNya tentang pengampunan : dan ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami (Matius 6:12). Dengan kata lain, kesediaan Allah untuk mengampuni kita tergantung pada kesediaan kita mengampuni orang lain :
"Karena jikalau kamu mengampuni kesalahan orang, Bapamu yang di sorga akan mengampuni kamu juga. Tetapi jikalau kamu tidak mengampuni orang, Bapamu juga tidak akan mengampuni kesalahanmu." (Matius 6:14-15)
Selanjutnya, Tuhan Yesus memberikan perumpamaan tentang pengampunan. Dikatakan bahwa ada seorang yang berhutang kepada raja sebanyak 10,000 Talenta. Pada umumnya satu Talenta bernilai 60 Mina atau 6,000 Dirham. 1 Dinar adalah 2 Dirham.
1 Dinar adalah upah pekerja 1 hari (Matius 20:2,13). Katakanlah upah kerja minimum sekarang ini ± Rp. 25,000.-- per hari. Maka uang Rp 25.000,-- setara dengan 1 Dinar Romawi, 1 Dirham adalah setengah Dinar, jadi 1 Dirham yaitu Rp 12,500.--.
1 Mina bernilai 100 Dirham atau Rp 1,250,000.-- .
Maka, 1 Talenta adalah mata uang dengan nilai 60 Mina atau 60 x Rp 1,250,000.-- = Rp 75,000,000.--.
Dengan demikian, hutang yang dimaksud dalam Matius 18:24 di atas menurut pengandaian ini adalah sebesar 10,000 x Rp 75,000,000.-- = Rp 750,000,000,000.-- (tujuh ratus lima puluh milyar). Sebuah jumlah yang sangat besar. dan hamba itu mendapat mengampunan hutang dari Raja sebesar nilai itu.
Namun, dilain pihak, hamba yang telah diampuni hutangnya itu gagal memahami contoh dari Raja. Hamba itu tidak kenal belas kasihan, ia menuntut pelunasan hutang dari sesamanya yang berhutang kepadanya sebesar 100 Dinar (kira-kira Rp. 2,500,000.--), jumlah yang sangat kecil jika dibandingkan dengan 10,000 Talenta (Rp. 750 milyar). Akhirnya, sikap yang tidak berbelas kasihan ini mengucilkan ia dari belas kasihan Allah.
Seorang yang ingin menerima belas kasihan dari Allah harus menunjukkan belas kasihan terhadap orang lain. Orang yang telah mengalami pengampunan dari Allah bertanggungjawab mengampuni orang lain. Inilah patokan dalam Kerajaan Surga. Raja itu menuntut seorang yang telah dikasihani dengan menghapus hutangnya, harus juga menunjukkan sikap yang sama, khususnya karena pelanggaran yang dilakukan sesamanya itu tidak ada artinya jika dibandingkan hutang manusia kepada Allah. Pengampunan yang dimaksudkan oleh Yesus harus juga tidak ada batasnya, Inti dari perumpamaan ini jelas bahwa orang yang tidak mengampuni tidak menerima pengampunan dari Allah.
Menyambung kisah Karol Wojtyla diatas, ketika sudah menjadi Paus, ia juga melakukan pengampunan yang dicatat dalam sejarah, seorang pemuda Turki Mehmet Ali Agca pada 13 Mei 1981, menembaknya di lapangan Santo Petrus. Setelah sembuh dari lukanya, ia bergegas menemui pemuda itu. Ia merangkul dan memaafkan orang yang berniat membunuhnya itu.
Seorang yang telah mendapat pengampunan dari Allah karena apa yang dilakukan oleh Kristus, wajib membuktikan terima-kasihnya dan ketergantungannya kepada Dia dalam perlakuannya terhadap orang yang lain. Seorang pengikut Kristus yang baik menandai dirinya dengan kerelaan saling mengampuni.
Sabarlah kamu seorang terhadap yang lain, dan ampunilah seorang akan yang lain apabila yang seorang menaruh dendam terhadap yang lain, sama seperti Tuhan telah mengampuni kamu, kamu perbuat jugalah demikian. (Kolose 3:13)
Dari kisah di atas kita dapat belajar : Ekspresi dari Kasih yang paling sulit adalah Mengampuni, Jika kita tidak bisa mengampuni maka kita sudah dapat menilai diri kita sendiri bahwa kita tidak mengasihi. Jika kita berani Mengasihi berarti kita berani tersakiti, karena untuk itulah Pengampunan ada, yaitu untuk menyatakan Kasih yang sebenarnya...
Melihat dan mendengar pengakuan Zielinski yang mengakui kesalahannya dengan menyesal dan hancur hati, Wojtyla mengatakan "if you made mistakes, you already paid for them", maksudnya, penyesalannya yang diungkapkan itu sudah cukup untuk membayar kesalahannya. Wojtyla, dengan gampang sekali mengampuninya, ia sama sekali tidak bertanya mengapa ia melakukan perbuatan jahat kepadanya, apa latar belakangnya, ataupun jengkel, marah dan dendam. Zielinski tak pernah menduga bahwa ia mendapatkan maaf dan ampun dari gurunya segampang itu, padahal dialah yang selama ini menyebabkan gurunya itu menderita kesulitan akibat tekanan-tekanan partai komunis. Mengapa Wojtyla begitu mudah mengampuninya? Sebab, harga dari jiwa yang menyesal itu lebih mahal, dan rasa dendam sama sekali tidak sebanding dengan indahnya pertobatan.
Ini salah satu kisah yang diceritakan dalam film "Karol: A Man Who Became Pope", kisah hidup Pope John Paul II, yang diperankan sangat bagus oleh aktor Polandia Piotr Adamczyk. Dan juga musik latar yang bagus dari salah satu komposer terbaik Ennio Morricone. Dan film ini cocok sebagai wujud penghormatan/ tribute bagi salah seorang pemimpin terbaik Gereja, bahkan salah seorang pemimpin terbaik dunia, yang banyak kita kenal keteladanan pribadinya.
Pengampunan dosa adalah misi utama Tuhan kita Yesus Kristus. Ia telah mengajar kita untuk senantiasa mengampuni kesalahan sesama kita. Petrus pernah bertanya kepada Yesus, berapa kali sebaiknya pengampunan itu dilakukan?, selengkapnya kita baca sbb :
* Matius 18:21-35 Perumpamaan tentang pengampunan
18:21 Kemudian datanglah Petrus dan berkata kepada Yesus: "Tuhan, sampai berapa kali aku harus mengampuni saudaraku jika ia berbuat dosa terhadap aku? Sampai tujuh kali?"
18:22 Yesus berkata kepadanya: "Bukan! Aku berkata kepadamu: Bukan sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali.
18:23 Sebab hal Kerajaan Sorga seumpama seorang raja yang hendak mengadakan perhitungan dengan hamba-hambanya.
18:24 Setelah ia mulai mengadakan perhitungan itu, dihadapkanlah kepadanya seorang yang berhutang sepuluh ribu talenta.
18:25 Tetapi karena orang itu tidak mampu melunaskan hutangnya, raja itu memerintahkan supaya ia dijual beserta anak isterinya dan segala miliknya untuk pembayar hutangnya.
18:26 Maka sujudlah hamba itu menyembah dia, katanya: Sabarlah dahulu, segala hutangku akan kulunaskan.
18:27 Lalu tergeraklah hati raja itu oleh belas kasihan akan hamba itu, sehingga ia membebaskannya dan menghapuskan hutangnya.
18:28 Tetapi ketika hamba itu keluar, ia bertemu dengan seorang hamba lain yang berhutang seratus dinar kepadanya. Ia menangkap dan mencekik kawannya itu, katanya: Bayar hutangmu!
18:29 Maka sujudlah kawannya itu dan memohon kepadanya: Sabarlah dahulu, hutangku itu akan kulunaskan.
18:30 Tetapi ia menolak dan menyerahkan kawannya itu ke dalam penjara sampai dilunaskannya hutangnya.
18:31 Melihat itu kawan-kawannya yang lain sangat sedih lalu menyampaikan segala yang terjadi kepada tuan mereka.
18:32 Raja itu menyuruh memanggil orang itu dan berkata kepadanya: Hai hamba yang jahat, seluruh hutangmu telah kuhapuskan karena engkau memohonkannya kepadaku.
18:33 Bukankah engkau pun harus mengasihani kawanmu seperti aku telah mengasihani engkau?
18:34 Maka marahlah tuannya itu dan menyerahkannya kepada algojo-algojo, sampai ia melunaskan seluruh hutangnya.
18:35 Maka Bapa-Ku yang di sorga akan berbuat demikian juga terhadap kamu, apabila kamu masing-masing tidak mengampuni saudaramu dengan segenap hatimu."
Petrus bertanya, sampai sejauh mana pengampunan itu harus diberikan apabila seorang itu melakukan kesalahan terus menerus? Sampai tujuh kali kah? Petrus menganggap ini lebih baik dari tradisi Yahudi. Dalam Taurat juga ditetapkan peraturan pembalasan yang setimpal (lihat, Keluaran 21:24 dan Matius 5:38 ). Sangkanya, pengampunan sebanyak 7 kali sudahlah hebat dan cukup. Angka 7 adalah angka favorit dalam Alkitab. Dalam pemahaman orang Yahudi melambangkan perjanjian kekudusan dan pengudusan. Kandil (menorah/ kaki dian) memiliki "tujuh" lampu. Tindakan pendamaian dan pentahiran diselesaikan dengan "tujuh" kali percikan. Pengukuhan Sabat Yahudi termasuk Tahun Sabat, dan Tahun Yobel berdasarkan perhitungan angka "tujuh". Angka 7 adalah lambang kesempurnaan.
Namun, Yesus mengangkat permasalahan itu melampaui perhitungan praktis dengan mengatakan "tujuh puluh kali tujuh kali". Ia mengkoreksi apa yang yang dikatakan Petrus. Namun, jumlah ini sebaiknya tidak diartikan secara harfiah = 490kali. Maksud Yesus adalah, bahwa murid Tuhan tidak mempunyai hak menentukan batas untuk mengampuni. Hal ini selaras dengan apa yang pernah dikatakan Yesus dalam doa yang diajarkanNya tentang pengampunan : dan ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami (Matius 6:12). Dengan kata lain, kesediaan Allah untuk mengampuni kita tergantung pada kesediaan kita mengampuni orang lain :
"Karena jikalau kamu mengampuni kesalahan orang, Bapamu yang di sorga akan mengampuni kamu juga. Tetapi jikalau kamu tidak mengampuni orang, Bapamu juga tidak akan mengampuni kesalahanmu." (Matius 6:14-15)
Selanjutnya, Tuhan Yesus memberikan perumpamaan tentang pengampunan. Dikatakan bahwa ada seorang yang berhutang kepada raja sebanyak 10,000 Talenta. Pada umumnya satu Talenta bernilai 60 Mina atau 6,000 Dirham. 1 Dinar adalah 2 Dirham.
1 Dinar adalah upah pekerja 1 hari (Matius 20:2,13). Katakanlah upah kerja minimum sekarang ini ± Rp. 25,000.-- per hari. Maka uang Rp 25.000,-- setara dengan 1 Dinar Romawi, 1 Dirham adalah setengah Dinar, jadi 1 Dirham yaitu Rp 12,500.--.
1 Mina bernilai 100 Dirham atau Rp 1,250,000.-- .
Maka, 1 Talenta adalah mata uang dengan nilai 60 Mina atau 60 x Rp 1,250,000.-- = Rp 75,000,000.--.
Dengan demikian, hutang yang dimaksud dalam Matius 18:24 di atas menurut pengandaian ini adalah sebesar 10,000 x Rp 75,000,000.-- = Rp 750,000,000,000.-- (tujuh ratus lima puluh milyar). Sebuah jumlah yang sangat besar. dan hamba itu mendapat mengampunan hutang dari Raja sebesar nilai itu.
Namun, dilain pihak, hamba yang telah diampuni hutangnya itu gagal memahami contoh dari Raja. Hamba itu tidak kenal belas kasihan, ia menuntut pelunasan hutang dari sesamanya yang berhutang kepadanya sebesar 100 Dinar (kira-kira Rp. 2,500,000.--), jumlah yang sangat kecil jika dibandingkan dengan 10,000 Talenta (Rp. 750 milyar). Akhirnya, sikap yang tidak berbelas kasihan ini mengucilkan ia dari belas kasihan Allah.
Seorang yang ingin menerima belas kasihan dari Allah harus menunjukkan belas kasihan terhadap orang lain. Orang yang telah mengalami pengampunan dari Allah bertanggungjawab mengampuni orang lain. Inilah patokan dalam Kerajaan Surga. Raja itu menuntut seorang yang telah dikasihani dengan menghapus hutangnya, harus juga menunjukkan sikap yang sama, khususnya karena pelanggaran yang dilakukan sesamanya itu tidak ada artinya jika dibandingkan hutang manusia kepada Allah. Pengampunan yang dimaksudkan oleh Yesus harus juga tidak ada batasnya, Inti dari perumpamaan ini jelas bahwa orang yang tidak mengampuni tidak menerima pengampunan dari Allah.
Menyambung kisah Karol Wojtyla diatas, ketika sudah menjadi Paus, ia juga melakukan pengampunan yang dicatat dalam sejarah, seorang pemuda Turki Mehmet Ali Agca pada 13 Mei 1981, menembaknya di lapangan Santo Petrus. Setelah sembuh dari lukanya, ia bergegas menemui pemuda itu. Ia merangkul dan memaafkan orang yang berniat membunuhnya itu.
Seorang yang telah mendapat pengampunan dari Allah karena apa yang dilakukan oleh Kristus, wajib membuktikan terima-kasihnya dan ketergantungannya kepada Dia dalam perlakuannya terhadap orang yang lain. Seorang pengikut Kristus yang baik menandai dirinya dengan kerelaan saling mengampuni.
Sabarlah kamu seorang terhadap yang lain, dan ampunilah seorang akan yang lain apabila yang seorang menaruh dendam terhadap yang lain, sama seperti Tuhan telah mengampuni kamu, kamu perbuat jugalah demikian. (Kolose 3:13)
Dari kisah di atas kita dapat belajar : Ekspresi dari Kasih yang paling sulit adalah Mengampuni, Jika kita tidak bisa mengampuni maka kita sudah dapat menilai diri kita sendiri bahwa kita tidak mengasihi. Jika kita berani Mengasihi berarti kita berani tersakiti, karena untuk itulah Pengampunan ada, yaitu untuk menyatakan Kasih yang sebenarnya...
BELAJAR dari BIJI MANGGA
Suatu hari, Ada seorang pemuda sedang berlibur ke rumah neneknya di desa. Saat tiba di sana, setelah melepas rindu dan beristirahat sejenak, neneknya menghidangkan sepiring irisan buah mangga yang menggiurkan warna dan aromanya.
"Wah, mangganya harum dan manis sekali nek, sedang musim ya. Saya sudah lama sekali tidak menjenguk nenek, sehingga tidak tahu kalau nenek menanam pohon mangga yang berbuah lebat dan seenak ini rasanya" ujar si pemuda sambil terus melahap mangga itu.
dengan tersenyum nenek menjawab, "makanya, sering-sering lah menjenguk nenek, nenek rindu cucu nenek yang nakal dulu. Pohon mangga itu sebenarnya bukan nenek yang menanam. Kamu mungkin lupa, waktu kecil dulu, setelah menyantap buah mangga, kamulah yang bermain melempar-lempar biji mangga yang telah kamu makan. Nah, ini hasil kenakalanmu itu, telah bertumbuh menjadi pohon mangga dan sekarang sedang kau nikmati buahnya"
"Sungguh nek? Buah mangga ini hasil kenakalan waktu kecilku dulu yang tidak disengaja? Wah, hebat sekali. Aku tidak merasa pernah menanam, tetapi hasilnya tetap bisa aku nikmati setelah sekian tahun kemudian, benar-benar sulit dipercaya" si pemuda tertawa gembira sambil menyantap dengan nikmat mangga dihadapannya.
Nenek melanjutkan berkata, "Cucuku, walaupun engkau tidak sengaja melempar biji mangga di halaman itu, tetapi bila tanah lahannya subur dan terpelihara, dia tetap akan bertumbuh. Dan sesuai hukum alam, saat musim buah tiba, dia pasti akan berbuah. Sedangkan rasa buahnya manis atau tidak adalah sesuai dengan bibit yang kita tanam".
Malam hari, si pemuda merenungkan percakapan dengan neneknya. Karena merasa penasaran, diambilnya biji buah mangga sisa di meja dan dibelahnya menjadi 2, dia ingin tahu sebenarnya apa yang ada di dalam biji buah mangga itu sehingga bisa menghasilkan rasa manis yang membedakan dengan biji buah mangga yang lain. Ternyata dia tidak menemukan perbedaan apapun. Melihat tingkah si cucu.
sang nenek menyela "Cucuku, semua biji buah, tampaknya dari luar sama semua. Tetapi sesungguhnya, unsur yang ada di setiap biji buah itu berbeda, perbedaan itulah yang akan menghasilkan rasa, aroma dan warna setiap pohon mangga berbeda pula. Semuanya tergantung inti buahnya. Cucuku, Demikian pula dengan manusia, tampak luar, setiap manusia adalah sama tetapi yang menentukan dia bisa berhasil atau tidak adalah kualitas unsur-unsur yang ada di dalamnya. Nah, ternyata alam mengajarkan banyak kepada kita. Bila ingin hasil yang baik, harus memiliki unsur kualitas yang baik pula, apakah kamu mengerti?". "Terima kasih nek, saya sungguh bersyukur memutuskan datang kesini, semua ucapan nenek akan saya jadikan bekal untuk lebih giat belajar dan membenahi diri agar hidup saya lebih berkualitas". Ucapnya sambil memeluk tubuh rapuh sang nenek.
Pembaca yang luar biasa...
Hukum alam pada kisah nenek dan cucuknya tadi mengajarkan pada kita 2 hal.
1. Apa yang telah kita tabur, entah disengaja atau tidak, diingat atau dilupakan, entah kapanpun juga. Hukum alam mengajarkan, apa yang kita tabur pasti akan kita tuai hasilnya.
2. Bahwa manusia mempunyai kemiripan dengan inti biji buah mangga, tampak luar sama, tetapi kualitas unsur yang ada di dalam inti buahnya (hati manusia)yang membedakan rasa, aroma dan warna si buah mangga. Demikian juga dengan manusia, Kualitas mental yang didalamlah yang membedakan dan menentukan keberhasilan manusia di masa depan.
reference : http://www.kaskus.us/showthread.php?t=6487321
"Wah, mangganya harum dan manis sekali nek, sedang musim ya. Saya sudah lama sekali tidak menjenguk nenek, sehingga tidak tahu kalau nenek menanam pohon mangga yang berbuah lebat dan seenak ini rasanya" ujar si pemuda sambil terus melahap mangga itu.
dengan tersenyum nenek menjawab, "makanya, sering-sering lah menjenguk nenek, nenek rindu cucu nenek yang nakal dulu. Pohon mangga itu sebenarnya bukan nenek yang menanam. Kamu mungkin lupa, waktu kecil dulu, setelah menyantap buah mangga, kamulah yang bermain melempar-lempar biji mangga yang telah kamu makan. Nah, ini hasil kenakalanmu itu, telah bertumbuh menjadi pohon mangga dan sekarang sedang kau nikmati buahnya"
"Sungguh nek? Buah mangga ini hasil kenakalan waktu kecilku dulu yang tidak disengaja? Wah, hebat sekali. Aku tidak merasa pernah menanam, tetapi hasilnya tetap bisa aku nikmati setelah sekian tahun kemudian, benar-benar sulit dipercaya" si pemuda tertawa gembira sambil menyantap dengan nikmat mangga dihadapannya.
Nenek melanjutkan berkata, "Cucuku, walaupun engkau tidak sengaja melempar biji mangga di halaman itu, tetapi bila tanah lahannya subur dan terpelihara, dia tetap akan bertumbuh. Dan sesuai hukum alam, saat musim buah tiba, dia pasti akan berbuah. Sedangkan rasa buahnya manis atau tidak adalah sesuai dengan bibit yang kita tanam".
Malam hari, si pemuda merenungkan percakapan dengan neneknya. Karena merasa penasaran, diambilnya biji buah mangga sisa di meja dan dibelahnya menjadi 2, dia ingin tahu sebenarnya apa yang ada di dalam biji buah mangga itu sehingga bisa menghasilkan rasa manis yang membedakan dengan biji buah mangga yang lain. Ternyata dia tidak menemukan perbedaan apapun. Melihat tingkah si cucu.
sang nenek menyela "Cucuku, semua biji buah, tampaknya dari luar sama semua. Tetapi sesungguhnya, unsur yang ada di setiap biji buah itu berbeda, perbedaan itulah yang akan menghasilkan rasa, aroma dan warna setiap pohon mangga berbeda pula. Semuanya tergantung inti buahnya. Cucuku, Demikian pula dengan manusia, tampak luar, setiap manusia adalah sama tetapi yang menentukan dia bisa berhasil atau tidak adalah kualitas unsur-unsur yang ada di dalamnya. Nah, ternyata alam mengajarkan banyak kepada kita. Bila ingin hasil yang baik, harus memiliki unsur kualitas yang baik pula, apakah kamu mengerti?". "Terima kasih nek, saya sungguh bersyukur memutuskan datang kesini, semua ucapan nenek akan saya jadikan bekal untuk lebih giat belajar dan membenahi diri agar hidup saya lebih berkualitas". Ucapnya sambil memeluk tubuh rapuh sang nenek.
Pembaca yang luar biasa...
Hukum alam pada kisah nenek dan cucuknya tadi mengajarkan pada kita 2 hal.
1. Apa yang telah kita tabur, entah disengaja atau tidak, diingat atau dilupakan, entah kapanpun juga. Hukum alam mengajarkan, apa yang kita tabur pasti akan kita tuai hasilnya.
2. Bahwa manusia mempunyai kemiripan dengan inti biji buah mangga, tampak luar sama, tetapi kualitas unsur yang ada di dalam inti buahnya (hati manusia)yang membedakan rasa, aroma dan warna si buah mangga. Demikian juga dengan manusia, Kualitas mental yang didalamlah yang membedakan dan menentukan keberhasilan manusia di masa depan.
reference : http://www.kaskus.us/showthread.php?t=6487321
Minggu, 05 Juni 2011
PARA MARTIR KRISTEN MULA-MULA (Bagian XII ) Penganiayaan Terhadap Martin Luther (1517-1546)
Martin Luther (1483-1546)
Martin Luther, anak penambang Saxon, dilahirkan di Eisleben, Saxony, pada 10 November 1483. Luther muda belajar di Magdeburg dan Eisenach kemudian masuk Universitas Erfurt. Ketika ia lulus pad a 1505, ia mulai belajar hukum karena dorongan ayahnya, tetapi pada bulan Juli ia meninggalkan studi hukumnya, meninggalkan dunia, dan masuk biara Para Pertapa Augustinian di Erfurt. Ia mengatakan bahwa keputusannya yang tiba-tiba ini ia ambil setelah ia terperangkap dalam badai guntur dan terjatub ke tanah karena tersambar petir. Ketika ia terbaring di tanah dengan ketakutan, ia menyadari bahwa hidupnya yang sementara hanya sedikit nilainya, dan yang penting hanyalah kehidupan jiwa yang kekal.
Pada 1508, Luther ditahbiskan di biara, dan pada 1509, dikirim ke Universitas Wittenberg temp at ia me1anjutkan studinya dan mengajar filsafat moral. Pada 1510, Luther berkunjung ke Roma karena urusan ordonya dan kaget ketika melihat korupsi yang terbuka di antara para pejabat gereja yang terkemuka. Pada 1511, ia menerima gelar doktor teologi dan diangkat menjadi profesor Alkitab di Wittenberg.
Meskipun Luther sangat mengenal teologi skolastik Gereja Roma, keseriusannya dalam kekristenan dan kondisi jiwanya menuntunnya pada krisis pribadi yang parah. Dalam teologi yang diajarkan kepadanya, ia tidak bisa menemukan jawaban untuk pergumulannya yang makin meningkat ten tang apakah mungkin memperdamaikan tuntutan hukum Allah dengan ketidakmampuan manusia untuk menjalani hukum tersebut. Untuk menemukan jawabannya ia menjadikan studi Alkitab sebagai pusat pekerjaannya dan dalam studinya yang dipus atkan pada surat-surat Rasul Paulus, terutama surat Paulus kepada jemaat di Roma. Di sanalah ia menemukan jawabannya.
Dalam kematian Kristus di kayu salib, Allah telah memperdamaikan manusia dengan diri- Nya sendiri. Kristus sekarang merupakan satu-satunya perantara antara Allah dengan manusia, dan pengampunan dosa serta keselamatan dihasilkan melalui kasih karunia Allah semata yang diterima melalui iman. Oleh karena itu yang dibutuhkan bukanlah ketaatan seseorang yang ketat pada hukum atau pemenuhan kewajiban agama, melainkan respons iman untuk menerima hal yang telah dikerjakan Allah melalui karya Kristus yang sudah lengkap. Pada saat iman semacam itu matang, respons iman akan menuntun pada ketaatan yang tidak dida sarkan pada rasa takut akan hukuman, melainkan pada kasih.
Pad a saat Luther melanjutkan studinya, ia menyadari bahwa doktrin Paulus secara radikal berbeda dari keyakinan tradisional dan ajaran Gereja Roma. Hal ini memengaruhi pengajaran pribadi Luther, dan mereka secara bertahap segera berpaling dari keyakinan dan doktrin itu. Tidak lama sesudahnya ia sarna sekali menentang teologi skolastik Roma yang menekankan peran manusia untuk mendapatkan keselamatannya sendiri dan menentang banyak praktik gereja yang menekankan pembenaran melalui perbuatan baik. Pemahamannya yang baru ten tang Injil yang sejati dan karya Kristus yang sudah lengkap segera mengakibatkan konflik antara ia dengan pejabat gereja.
Pada 1517, Luther mengalami konfrontasi langsung pertama dengan gerejanya tentang penjualan surat pengampunan dosa. Untuk menggalang dana untuk membangun Basilika St. Petrus di Roma, Paus Leo X mulai menjual surat pengampunan dosa kepada penganut Gereja Roma. Surat itu menjanjikan pengurangan sebagian jumlah waktu yang harus diderita seseorang, entah pembeli surat pengampunan itu sendiri atau orang yang ia kasihi, di api penyucian atas dosa-dosa mereka. Segera setelah itu, imam yang cerdik melihat penjualan sur at pengampunan dosa sebagai cara mendapatkan uang untuk gereja lokal atau untuk diri mereka sendiri. Luther meman dang dirinya sebagai imam Roma yang baik, tetapi ia menolak praktik ini dengan keras karena hal ini tidak alkitabiah dan merendahkan kasih karunia- Nya yang memberikan pengampunan juga merendahkan penderitaan dan penyaliban Yesus Kristus.
Luther dan Paus Leo segera bertikai atas hal ini, tetapi Paus Leo memandang keberatan Luther tidak berdampak apa-apa karena ia memandang rendah Luther. Jadi pada 31 Oktober 1517, Luther memakukan satu daftar berisi 95 dalil atau tesis di pintu utama gereja istana di Wittenberg. Isinya antara lain penyangkalan atas hak paus untuk mengampuni dosa dengan penjualan surat pengampunan dosa. Hampir seketika daftar tersebut beredar luas diJerman sehingga menyebabkan kontroversi besar. Di pihak gereja, biarawan, dan imam di seluruh wilayah itu mulai menyerang Luther dan ajarannya melalui khotbah dan tulisan mereka. Satu di antaranya berkata, "Luther adalah pengikut bidat dan pantas dihukum dengan api." Ia kemudian membakar beberapa tulisan dan khotbah Luther sebagai simbol pembakaran Luther.
Image
"Martin Luther's 95 Theses - 95 Dalil Luther" Lihat di http://www.sarapanpagi.org/martin-luthe ... .html#p3617
Segera setelah itu, Maximian, kaisar Jerman, Charles V, kaisar Roma yang Kudus dan raja Spanyol sebagai Charles I, serta Paus, menghubungi Frederick III, Duke of Saxony dan meminta agar ia membungkam Luther. Frederick tidak bergerak segera, tetapi berkonsultasi dengan banyak orang yang berpendidikan tinggi tentang masalah itu, termasuk Erasmus[1]. Erasmus menjawab Duke dengan mengatakan bahwa Luther melakukan dua kesalahan besar: ia menyentuh perut imam dan ia akan menyentuh mahkota paus. Yang lebih serius, teolog itu memberi tahu Duke bahwa Luther benar dalam keinginannya untuk memperbaiki kesalahan di gereja. Ia kemudian menambahkan peneguhannya ini: "Dampak doktrin Luther itu benar."
Belakangan pada tahun itu, Erasmus menulis surat kepada Uskup Agung Mentz. Dalam suratnya, ia menyatakan, :
"Dunia ini dibebani oleh institusi manusia dan dengan tirani biarawan yang senang menuntut. Dulu orang yang menentang Injil dipandang sebagai bidat. Namun, sekarang orang yang tidak seperti biarawan dianggap bidat dan apa pun yang tidak mereka pahami mereka anggap kesesatan. Mengetahui bahasa Yunani itu kebidatan, atau berbicara lebih baik daripada mereka,juga dianggap kebidatan."
Pada tanggal 7 Agustus 1518, Hierome, Uskup Ascoli, mengeluarkan surat kutipan yang meminta Luther untuk muncul di Roma. Duke Frederick dan Universitas Wittenberg mewakili Luther, menulis surat kepada Paus. Mereka menulis sur at yang sama kepada Carolus Miltitius, bendahara paus, orang percaya kelahiran Jerman yang mereka nilai cukup bersimpati pada Luther. Dalam surat-surat mereka, mereka meminta supaya Luther didengarkan oleh Kardinal Cajetan di Augsburg, bukan di Roma. Paus menjawab dengan memberi tahu Cajetan untuk memanggil Luther ke hadapannya di Augsburg dan segera membawanya ke Roma, jika perlu dengan paksa.
Pada Oktober 1518, Martin Luther pergi ke Augsburg sebagai respons terhadap perintah kardinal. Ia membawa beberapa surat penghargaan bersamanya. Ia menunggu di Augsburg selama tiga hari sampai ada jaminan keamanan yang ia peroleh dari Kaisar Maximillian. Luther kemudian muncul di depan Kardinal Cajetan, yang menuntut tiga hal kepadanya:
1. Supaya ia bertobat dan menarik kembali kesalahannya;
2. Supaya ia tidak mengulang kembali kesalahannya itu;
3. Supaya ia menahan diri dari segala sesuatu yang mungkin menyebabkan kesulitan pada gereja.
Ketika Martin Luther bertanya kepada kardinal apakah kesalahannya yang spesifik, kardinal menunjukkan kepadanya salinan bulla Gereja Roma Paus Leo tentang surat pengampunan dosa dan pengampunan dosa yang dihasilkannya serta menyatakan bahwa iman tidak diperlukan untuk seseorang yang menerima sakramen serta paus tidak mungkin salah dalam semua masalah iman.
Dalam jawabannya secara tertulis, Luther berkata bahwa paus bisa berbuat salah, dan hanya ditaati sejauh hal yang ia katakan sesuai dengan Alkitab, dan siapa pun orang Kristen yang setia memiliki hak untuk tidak setuju dengannya, terutama untuk menunjukkan kesalahan paus dari firman Allah. Ia juga menyatakan bahwa tidak ada seorang pun yang benar, dan manusia tidak bisa dibenarkan dengan melakukan perbuatan baik serta setiap orang yang menerima sakramen harus memiliki iman kepada karya Kristus yang sudah selesai. Dalam setiap hal, Luther mengutip ayat Alkitab yang sesuai untuk meneguhkan kata-katanya,
Namun, kardinal tidak ingin mendengar ayat Alkitab dikutip untuknya dalam masalah ini. Ia mengabaikan argumen Luther yang Alkitabiah dan menjawab dengan doktrin intelektual dan tradisional dari kepalanya sendiri, bukan dari Alkitab. Ia kemudian menyuruh Luther pergi sampai ia siap untuk bertobat. Luther tinggal di Augsburg selama tiga hari kemudian mengirim surat kepada kardinal, yang memberitahukan kepadanya bahwa ia akan berdiam diri terhadap syarat, dan pengampunan yang ditawarkan kepadanya jika musuh-musuhnya melakukan hal yang sarna. Ia juga meminta agar semua masalah kontroversi tersebut dirujuk kepada paus untuk meminta keputusannya. Ia kemudian menunggu selama tiga hari lagi, tetapi ia tidak menerima jawaban dari kardinal. Oleh nasihat teman-temannya, ia meninggalkan Augsburg lalu kembali ke Wittenberg. Sebelum ia berangkat, ia mengirim penjelasan kepada kardinal, dan permohonan kepada Paus, yang ia taruh di temp at umum sebelum ia pergi.
Sebagai respons terhadap permohonan Luther kepadanya, Paus mengeluarkan keputusan baru. Ia menyatakan bahwa surat pengampunan dosa merupakan bagian dari doktrin "Induk Gereja Roma yang kudus, putra mahkota semua gereja" serta menyatakan bahwa paus adalah penerus Petrus, dan akibatnya, mereka adalah wakil Kristus. Ia menyatakan lebih lanjut bahwa mereka memiliki kuasa, dan otoritas untuk melepaskan seseorang dari dosa, dan melakukan pengampunan dosa, terutama untuk memberikan surat pengampunan dosa kepada orang yang masih hidup maupun sudah mati - yaitu orang-orang yang masih ada di api penyucian. Ia mengatakan bahwa doktrin ini harus diterima oleh semua pengikut Kristus yang setia, dan memperingatkan penganut Gereja Roma bahwa jika mereka tidak menerima, dan mempraktikkan doktrin ini, mereka akan mengalami penderitaan akibat kutukan yang dahsyat, termasuk perpisahan sama sekali dari gereja.
Luther menjawabnya dengan mengimbau diadakannya sidang umum Gereja Roma, dan memprotes surat keputusan Paus. Ketika Paus Leo X mengetahui keluhan Luther kepada sidang umum, ia mengutus bendaharanya, seorang kelahiran Jerman, Carolus Miltitius dengan mawar emas untuk diberikan kepada Duke Frederick. Miltitius juga membawa surat rahasia dari Paus untuk bangsawan lain di wilayah itu. Surat-surat itu menyatakan dukungan mereka terhadap kepentingan Paus, dan penolakan mereka terhadap dukungan Duke terhadap Luther.
Namun, sebelum Miltitius sampai di Jerman, Kaisar Roma yang Kudus Maximillian I meninggal (Januari 1519). Dua pemimpin penting lainnya, segera bertikai untuk memperebutkan takhta yang kosong: Francis I, raja Prancis; dan Charles I, raja Spanyol. Pada akhir Agustus, Charles telah dipilih menjadi raja Jerman, dan sekaligus kaisar Roma yang Kudus, sebagai Charles V, menggantikan Maximillian, yang merupakan kakeknya dari pihak ayah.
Selama musim panas 1519, kontroversi tentang Luther dan ajarannya terus berlanjut. Debat publik secara formal berlangsung di Leipsic, sebuah kota dalam kekuasaan George, Duke of Saxon, paman Duke Frederick. Debat itu terjadi antara biarawan bernama John Eckius dan doktor dari Wittenberg bernama Andreas Carolostadt. Eckius te1ah menyerang ajaran tertentu yang diberikan Luther, terutama yang berkaitan dengan pengampunan dosa oleh paus. Pada sisi lainnya, Carolostadt membela Luther dengan kuat. Duke George menjanjikan keamanan kepada para peserta dan audiens mereka. Martin Luther memutuskan untuk hadir dalam acara debat itu, tetapi tidak ikut ambil bagian, melainkan sekadar mendengarkan hal yang dikatakan.
Meskipun awalnya tidak mau ikut terlibat perdebatan, Luther akhirnya terpaksa berdebat dengan Eckius. Masalah khusus yang mereka bahas adalah otoritas paus. Luther mengambil posisi yang sudah dikenal tentang keputusan Paus. Ia menyatakan bahwa jika keputusan Paus tidak didukung oleh Alkitab, itu tidak sah.
Eckius mengambil posisi garis gereja tradisional dengan mengatakan bahwa paus merupakan penerus St. Petrus, oleh karena itu, mereka memiliki otoritas rohani sepenuhnya atas gereja sebab mereka adalah wakil Kristus di bumi. Ia dengan tegas menyatakan bahwa Uskup yang diberi otoritas Roma secara kokoh didasarkan pada hukum Allah.
Debat berlanjut selama lima hari. Eckius seorang yang kasar, senang menentang, dan penuh tipu muslihat dalam pendekatannya. Ia ingin menyerahkan musuhnya ke dalam tangan paus. Ia menyatakan alasannya dengan cara berikut: "Seperti halnya gereja, sebagai satu tubuh sipil, tidak bisa ada tanpa kepala karena ia berdiri dengan hukum Allah, resimen sipillainnya seharusnya tidak melepaskan kepalanya; demikian juga hukum Allah mewajibkan agar paus menjadi kepala gereja Kristus secara universal.
Martin Luther menentang argumen ini dengan mengatakan bahwa gereja memiliki kepala - yaitu Yesus Kristus sendiri. Ia mengatakan bahwa Yesus adalah satu-satunya kepala gereja. Ia berkata, "Gereja tidak membutuhkan kepala yang lain karena gereja adalah lembaga rohani, bukan lembaga yang temporal."
Kemudian Eckius mengutip kata-kata Yesus seperti tercatat dalam Injil Matius, "Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat- Ku." (Matius 16:18).
Luther menjelaskan bahwa ayat ini merupakan pengakuan iman dan Petrus mewakili gereja universal, bukan hanya ia sendiri. Batu karang itu adalah Yesus Kristus dan firman-Nya, bukan Petrus.
(lihat artikel : BATU DASAR JEMAAT, di http://www.sarapanpagi.org/batu-dasar-jemaat-vt381.html )
Dalam usaha mendapatkan ayat Alkitab lainnya untuk mendukung argumennya, Eckius mengutip kata-kata Yesus dalam Injil Yohanes, "Gembalakanlah domba-dombaKu." (Yohanes 21: 16). Ia berkata bahwa kata-kata ini dikatakan Tuhan hanya kepada Petrus sendiri.
Martin Luther menunjukkan bahwa setelah Yesus mengucapkan kata-kata ini kepada Petrus, otoritas yang sama diberikan kepada semua rasul dan Yesus memerintahkan kepada mereka untuk menerima Roh Kudus dan Sang Guru melanjutkan dengan berkata, "Jikalau kamu mengampuni dosa orang, dosanya diampuni" (Yohanes 20:23).
Mencari sumber otoritas lainnya untuk meneguhkan posisinya, Eckius menunjukkan keputusan Konsili Constance. Ia mengutip keputusan mereka untuk berpaut pada paus, yang menurut konsili, adalah "kepala gereja tertinggi." Ia berkata bahwa konsili umum tidak mungkin salah dalam masalah sepenting itu.
Luther berkata bahwa keputusan tertentu dan otoritas Konsili Constance harus dihargai, tetapi hal-hal lain yang berkaitan dengan sidang masih harus dipertanyakan karena itu sekadar keputusan manusia. Ia berkata, "Ini merupakan hal yang paling pasti, bahwa tidak ada sidang yang memiliki kuasa untuk membuat artikel iman yang baru."
Laporan ten tang deb at ini, yang tidak menghasilkan kesimpulan khusus, beredar luas di seluruh Eropa. Eckius tetap yakin akan posisinya, sementara Luther berpegang erat pada keyakinannya tentang pembenaran oleh iman serta Alkitab merupakan peraturan iman dan praktik yang paling utama.
Pada 1520, Luther menyelesaikan tiga bukunya, yang di dalamnya ia menyatakan pandangannya. Buku pertama berjudul Address to the Christian Nobility of the German Nation, ia mendorong pangeran di Jerman untuk mengambil reformasi gereja dalam tangan mereka sendiri. Buku kedua adalah A Prelude Concerning the Babylonian Captivity of the Church, dan di dalamnya ia menyerang Gereja Roma dan teologi sakramennya. Buku ketiga adalah On the Freedom of a Christian Man, di situ ia menjelaskan posisi pembenaran dan perbuatan baik. Biarawan dan doktor Louvian serta Cologne mengutuk buku-buku Luther sebagai bidat. Luther menjawab kutukan itu dengan menyerang imam yang terlibat itu keras kepala, kejam,jahat, dan tidak beriman. Pada tanggal 15 Juni 1520, Paus Leo X mengeluarkan bulla, Exsurge Domine, yang mernberikan kesempatan 60 hari kepada Luther untuk mencabut pandangannya, tetapi bulla itu tidak memberikan dampak apa-apa pada dirinya dan doktrinnya.
Dalam bukunya yang pertama kepada bangsawan Jerman, Luther menentang tiga premis paus, yaitu:
1. Tidak ada hakim sementara atau non-religius yang memiliki kuasa atas kerohanian, tetapi orang-orang ini memiliki kuasa at as yang lainnya.
2. Jika ada ayat Alkitab, yang diperdebatkan, yang harus diputuskan, tidak ada manusia yang menjelaskan Alkitab, atau menjadi hakim atasnya, tetapi hanya paus.
3. Tidak ada seorang pun yang memiliki otoritas untuk mengadakan sidang kecuali paus.
Ia juga membahas beberapa masalah lain dalam bukunya:
1. Kesombongan Paus tidak boleh didiamkan,
2 Terlalu banyak uang yang dikirimkan dari Jerman ke Paus,
3. Imam-imam seharusnya diizinkan memiliki istri,
4. Seharusnya tidak ada larangan untuk memakan daging,
5. Kemiskinan yang disengaja seharusnya dihapuskan,
6. Kaisar Sigismund seharusnya mendukung John Huss dan Jerome,
7. Bidat seharusnya diyakinkan dengan firman Allah, bukan dengan api,
8. Ajaran pertama untuk anak-anak harus difokuskan pada Injil Yesus Kristus; bukan pada tradisi Gereja Roma.
Setelah Charles V dimahkotai menjadi raja Jerman, dan Kaisar Roma yang Kudus di Aix-la-Chapelle, Paus Leo mengutus dua kardinal kepada Duke Frederick. Misi mereka adalah untuk meyakinkan Duke untuk mengambil tindakan menentang Luther. Kedua kardinal itu pertama berusaha mendapatkan perkenan Duke dengan memuji kebangsawanan, kepemimpinan, garis keluarga, dan kebajikannya lainnya. Kemudian mereka mengajukan dua permintaan khusus demi nama Paus - yaitu untuk membakar semua buku Luther dan mengirim Luther ke Roma atau mengeksekusinya.
Duke menjawab mereka dengan berkata bahwa bendahara paus sendiri telah berkata bahwa Luther harus tetap berada di wilayahnya sehingga ia tidak bisa memengamhi Gereja Roma di negara lainnya. Ia kemudian meminta agar kedua kardinal itu memohon kepada Paus untuk memberikan izin agar teolog dan doktor yang terpelajar memeriksa tulisan-tulisan dan ajaran Luther untuk menentukan apakah ia seorang bidat. Jika ia memang terbukti bidat dan tidak mau mencabut pendapatnya, Duke tidak akan melindunginya lagi, tetapi sementara itu ia masih bertekad melindunginya.
Sebelum kardinal itu kembali ke Roma, mereka mengumpulkan buku Luther sebanyak mungkin yang bisa mereka temukan dan membakarnya di muka umum. Ketika Luther mendengarnya, ia mengumpulkan banyak muridnya dan pengurus fakultas di Universitas Wittenberg lalu mengadakan pembakaran keputusan Paus dan bulla yang dikeluarkan untuk menentangnya di muka umum. Pembakaran dokumen ini terjadi pada 10 Desember 1520.
Pada Januari 1521, Paus Leo X mengutuk Luther sebagai bidat dan mengeluarkan Bulla Pengucilan[2], Decet Romanum Pontificem, menentang Luther dan memerintahkan Kaisar Charles V untuk melaksanakannya. Namun, Kaisar justru memanggil "diet", atau sidang, di Worms; dan pada April 1521, memanggil Luther untuk muncul di hadapannya.
Audiensi pribadi dengan Kaisar dan beberapa bangsawan lainnya dijadwalkan di istana Earl Palatine. Luther secara diam-diam dikawal ke sana, tetapi kemunculannya di depan Kaisar tidak bisa dirahasiakan lagi. Orang banyak datang ke istana untuk melihat Luther yang misterius. Pengawal istana tidak mampu menahan mereka dan banyak orang memanjat balkon tempat mereka bisa melihat dan mendengar rapat tersebut. Suatu kali ketika Luther sedang berusaha berbicara, Ulrick dari Pappenheim memerintahkan kepadanya untuk diam sampai tiba waktunya ia diminta untuk berbicara.
Wakil uskup dari Treves membuka sesi itu dengan berkata, "Martin Luther! Keagungan kerajaan yang kudus dan tak terkalahkan telah memerintahkan dengan persetujuan semua negara di kekaisaran yang kudus, agar kamu muncul di hadapan takhta kita yang agung untuk menjawab dua pertanyaan utama: Apakah kamu menulis buku yang kami tumpuk di depanmu? Maukah kamu mencabut dan menarik kembali buku-buku itu, atau apakah kamu akan bertahan dengan hal yang telah kamu tulis?"
Luther menjawab, "Saya dengan rendah hati memohon kepada keagungan kekaisaran untuk memberikan kebebasan dan waktu luang untuk bermeditasi sehingga saya bisa menjawab interogasi yang dilakukan kepada saya tanpa melanggar firman Allah dan membahayakan jiwa saya sendiri."
Setelah para pangeran mendebatkan permintaannya, Eckius memberikan keputusan Kaisar: "Kaisar yang agung, semata-mata karena grasi yang ia berikan, memberikan waktu satu hari kepadamu untuk merenungkan jawabannya. Besok pada jam yang sama, kamu harus memberikan jawaban kepada kami, tidak secara tertulis, tetapi dengan suaramu sendiri."
Para bentara kemudian mengawal tokoh reformasi itu ke kamarnya, temp at Luther berdoa dan belajar untuk mengetahui kehendak Allah dengan pasti tentang jawaban yang harus ia berikan.
Banyak orang berkumpul untuk mendengar jawaban Luther keesokan harinya. Eckius berkata kepada Luther, "Sekarang sesuai perintah Kaisar, berikan jawaban. Apa kah kamu akan tetap mempertahankan buku-buku yang telah kamu akui sebagai tulisanmu, atau kamu akan menarik kernbali sebagian dari buku-bukumu dan menyerahkan dirimu kepada penguasa yang ditunjuk Allah atasmu?"
Martin Luther menjawab, "Mempertimbangkan fakta bahwa raja kita yang berdaulat dan hakim-hakim yang terhormat menghendaki jawaban yang jujur, saya mengatakan dan mengakui dengan ketetapan hati, sebulat mungkin, tanpa ragu-ragu [ketidakpastian] atau berbelit-belit [mungkin berarti argumen yang menyesatkan], bahwa jika tidak, saya tidak yakin terhadap kesaksian Alkitab sendiri - sebab saya tidak pereaya kepada paus, maupun sidang umumnya yang telah berbuat kesalahan berulang-ulang dan telah bertentangan dengan dirinya sendiri karena hati nurani saya sudah terikat dan ditawan oleh ayat-ayat Alkitab dan firman Allah maka saya tidak akan dan tidak mungkin menarik kembali sikap saya. Jika saya menentang hati nurani saya sendiri, itu akan merupakan hal yang tidak sah dan tidak saleh. Di sinilah saya berdiri dan beristirahat. Saya tidak memiliki sesuatu yang lain untuk dikatakan. Ya Allah, kasihani saya!"
Setelah para pangeran bersidang lagi, Eekius berkata kepada Luther, "Kaisar yang agung menuntut jawaban yang sederhana darimu, entah negatif atau peneguhan, terhadap pertanyaan ini: Apakah kamu bermaksud mempertahankan semua hasil karyamu sebagai seorang Kristen?"
Luther berpaling kepada Kaisar dan para bangsawan lalu memohon kepada me reka untuk menghormati hati nuraninya. Ia memohon dengan sangat kepada mereka untuk tidak memaksanya menentang hati nuraninya, yang ia katakan diteguhkan oleh Alkitab yang kudus. Ia menyimpulkan jawabannya dengan kata-kata langsung: "Saya terikat oleh Alkitab."
Ketika malam tiba, orang-orang yang terkemuka yang sedang bersidang tidak bisa mencapai kesimpulan akhir tentang Luther. Mereka meninggalkan rapat lalu menyuruh Luther digiring kembali ke kamarnya. Ketika kelompok itu bersidang lagi, surat dari Kaisar dibaeakan kepada sidang. Sesungguhnya, surat itu menyatakan bahwa sekalipun Luther bersalah karena tidak menyangkal posisinya, Kaisar akan menghormati janjinya untuk menjamin keamanannya. Oleh karena itu Luther boleh kembali ke rumahnya. Namun sebelum ia pergi, Luther diberi tahu bahwa ia harus kembali ke sidang Kaisar dalam waktu 21 hari.
Kampanye menentang Luther yang gencar mulai berkobar pada saat itu. Plakat-plakat yang menentangnya ditempelkan di banyak tempat dan di seluruh kekaisaran. Nama Luther dibiearakan oleh semua orang - imam maupun orang awam. Selama penangguhan hukuman tiga minggu, Kaisar dan Paus berkolaborasi menyusun rencana; dan Kaisar mengarahkan agar surat perintah yang khidmat ten tang proses pencabutan perlindungan hukum dikeluarkan terhadap Luther dan semua orang yang memihak ia, di mana pun Luther ditemukan ia akan ditangkap, dan semua bukunya akan dirampas dan dibakar. Luther mengungsi di puri Wartburg, tempat ia tinggal di pengasingan selama 8 bulan. Selama waktu itu ia menerjernahkan Perjanjian Baru ke dalam bahasa Jerman dan menulis sejumlah pamflet.
Pada saat yang sama Raja Henry VIII dari Inggris menulis surat menentang Luther. Ia memarahi Luther atas sikapnya terhadap surat pengampunan paus dan ia membela supremasi Uskup Roma. Akibat dukungan Henry secara tertulis, Paus menghormati raja dengan memberikan kepadanya, dan para penerusnya gelar yang mulia, "Pembela iman."
Pada November 1521, Paus Leo X terserang demam dan meninggal pada 1 Desember. Ia berumur 47 tahun. Banyak orang curiga ia telah diracun, Penggantinya bernama Adrianus VI, seorang sarjana yang pernah menjadi kepala sekolah Kaisar Charles. Adrianus berasal dari Jerman yang dibesarkan di Louvain. Ia seorang yang berpendidikan tinggi dengan gaya hidup yang moderat dan lemah lembut, tidak seperti para pendahulunya.
Meskipun Adrianus adalah paus pertama yang memberi respons terhadap Reformasi Protestan dengan berusaha memperbarui Gereja Roma, ia masih memandang Luther sebagai musuh gereja dan paus. Tidak lama setelah penunjukan Adrianus sebagai paus, Kaisar mengadakan sidang lain negara-negara Jerman di Nuremberg pada 1522. Adrianus menulis surat kepada sidang, yang di dalamnya ia menyatakan pandangannya tentang Martin Luther. Bagan surat kirimannya sebagai berikut:
Kami mendengar bahwa Martin Luther, pembangun kembali bidat lama yang sudah dikutuk, pertama sete1ah pengumuman bapa-bapa kerasulan; kemudian, sete1ah hukuman yang juga merupakan kutukan terhadap ia, dan terakhir, setelah keputusan putra kami terkasih, Charles V, kaisar terpilih Roma dan Raja Spanyol yang berafiliasi kepada Gereja Roma, yang te1ah diberitakan di se1uruh negara Jerman, tetapi ia be1um dibatasi sesuai perintah atau belum menahan diri sendiri dari kegilaannya, tetapi hari demi hari tidak pernah berhenti mengganggu dan memenuhi dunia dengan buku-buku baru, yang penuh dengan kesalahan, kesesatan, arogansi, dan hasutan, dan yang menulari negara Jerman, dan wilayah lain di sekitarnya dengan pes; dan masih terus berusaha merusak jiwa yang sederhana, dan tingkah laku manusia dengan racun dari lidahnya yang jahat secara moral. Dan yang paling buruk dari semuanya, ia memiliki pendukung bukan hanya dari rakyat jelata, melainkan juga beberapa bangsawan yang berbeda-beda yang juga mulai me1anggar hak-hak imam, berlawanan dengan ketaatan yang harus mereka berikan kepada rohaniwan, dan pejabat dunia, dan sekarang akhirnya juga telah berkembang menjadi perang sipil, dan perpecahan di antara mereka sendiri.
Apakah kamu tidak mempertimbangkan, O pangeran, dan rakyat Jerman, bahwa ini barulah awal, dan permulaan kejahatan, dan kerusakan yang dirancang, dan dikehendaki oleh Luther dengan sekte Lutherannya? Apakah kamu tidak me1ihat dengan je1as, dan menangkap dengan matamu, bahwa pembe1aan kebenaran Injil, yang pertama dimulai oleh penganut Lutheran hanyalah kepura-puraan, dan sekarang telah nyata maksudnya untuk merusak hal-hal yang baik darimu, yang telah mereka inginkan sejak lama? Atau tidakkah menurutmu para pelanggar itu memiliki maksud lain, bahwa atas nama kebebasan untuk menggantikan ketaatan, yang dengan demikian membuka kebebasan umum bagi setiap orang untuk melakukan hal yang ia sukai?
Orang yang menolak untuk memberikan ketaatan yang sepatutnya kepada imam-imam, uskup, dan Uskup Agung dari semua, yang setiap hari berada di depan wajahmu sendiri melakukan penjarahan terhadap harta benda gereja, dan benda-benda yang dipersembahkan kepada Allah, apakah kamu berpikir bahwa mereka akan menahan diri dari barang-barang rampasan dari jemaat? Menurut kamu apakah mereka tidak akan mengambil dari kamu segala sesuatu yang bisa diperoleh tangan mereka?
Bencana yang menyedihkan akhirnya akan memiliki dampak pada dirimu, barang-barangmu, rumahmu, istrimu, anak -anakmu, kekuasaanmu, harta bendamu, dan bait suci [gereja] yang kamu kuduskan dan hormati, kecuali jika kamu melakukan pengobatan segera terhadap hal yang sama.
Oleh karena itu, kami meminta kepadamu, demi ketaatan yang harus diberikan semua orang Kristen kepada Allah dan kepada St. Petrus serta kepada wakilnya di sini di bumi, agar kamu memberikan tangan pertolonganmu untuk memadamkan api publik ini serta berusaha mempelajari sebaik mungkin, bagaimana kamu bisa mengurangi pengaruh Martin Luther itu dan semua penipu lainnya yang melakukan gangguan dan kesalahan ini untuk membuat kesesuaian dan tukar-menukar yang lebih baik dalam hidup maupun iman. Dan jika mereka yang telah terinfeksi menolak untuk mendengar nasihatmu, buatlah ketetapan agar bagian yang masih sehat jangan dirusak oleh penyakit yang sama. Jika kebusukan moral yangjahat ini tidak bisa disembuhkan dengan obat-obat yang lunak dan lembut, obat penenang yang lebih keras harus diberikan dan dibakar dengan keras. Anggota yang sudah menjadi busuk harus dikerat dari tubuh sebab jika tidak, bagian yang sehat juga akan terinfeksi.
Secara demikianlah Allah melemparkan saudara Datan dan Abiram yang menyebabkan perpecahan ke neraka; dan ia yang tidak taat kepada otoritas imam, Allah memerintahkan agar ia dihukum mati. Demikian juga, Petrus, yang terutama di antara rasul-rasul, menempelak Ananias dan Safira yang berbohong kepada Allah sehingga menyebabkan kematian mereka seketika. Demikian juga kaisar- kaisar kuno yang saleh memerintahkan jovinian dan Priscillian sebagai bidat yang harus dipenggal kepalanya.
Sama halnya, St. Jerome berharap agar Vigilant, sebagai bidat, diserahkan tubuhnya untuk dihancurkan agar rohnya diselamatkan pada hari Tuhan. Demikian juga para pendahulu kita di Konsili Constance menghukum mati John Huss dan pengikutnya, Jerome; dan Huss sekarang tampaknya hidup kembali dalam diri Luther. Jika kamu mau meniru tindakan yang pantas dan teladan nenek moyangmu itu, kita tidak akan ragu-ragu, grasi Allah yang murah hati akan mendatangkan kelegaan bagi gerejanya.
Para raja di kekaisaran itu menjawab imbauan Paus untuk menghukum Luther dengan surat mereka sendiri. Inilah parafrase inti sari jawaban mereka:
Kami memahami bahwa kekudusannya dirongrong dukacita yang besar berkaitan dengan Luther dan sektenya. Kami juga menyadari bahwa jiwa-jiwa yang dipengamhi olehnya berada dalam bahaya kebinasaan kekal. Kami ikut merasakan kedukaanmu.
Banyak orang di Jerman berpaut pada pandangan yang sama dengan Luther, dan itulah sebabnya hukuman formal untuk Luther tidak bisa berlangsung. Hal ini akan menyebabkan kehebohan besar, bahkan mungkin perang, dalam wilayah kekaisaran.
Jika keluhan di antara penduduk umum tidak direformasi, tidak ada harapan lagi bagi keharmonisan antara pihak sekuler dengan gereja dalam masalah ini.
Oleh karena itu, kami merekomendasikan agar Paus, seizin Kaisar, mengadakan sidang Kristen di temp at yang nyaman diJerman sesegera mungkin. Dalam sidang ini orang-orang harus didorong untuk berbicara dengan bebas.
Kami merekomendasikan agar Duke Frederick menjaga supaya Luther dan para pengikutnya tidak diperbolehkan menulis, memaparkan, atau mencetak segala sesuatu lainnya. Dan semua pengkhotbah di wilayah Duke dilarang untuk berkhotbah dengan pandangan Luther.
Setiap imam yang tidak menaati petunjuk ini hams dihukum. Setiap buku baru harus diserahkan kepada otoritas gereja untuk disetujui sebelum dijual.
Imam-imam yang menikah atau meninggalkan otoritas mereka harus dihukum oleh petugas gereja yang tetap.
Segera setelah itu, satu pengikut Luther, Andreas Carolostadt dari Wittenberg, mendorong orang-orang untuk mengambil tindakan yang memprovokasi Paus dan wakil gereja lebih jauh. Di antara hal lainnya, Carolostadt mendorong orang-orang untuk membuang gambar dan patung di Gereja Roma. Pada bulan Maret 1522, Luther kembali ke Wittenberg untuk memulihkan tatanan terhadap ikonoklas [3] yang terlalu antusias ini yang menghancurkan mezbah, patung, dan salib.
Karya reformasi Luther selama tahun-tahun berikutnya mencakup penulisan Katekismus Kecil dan Besar, buku-buku khotbah, lebih dari se1usin himne, lebih dari 100 jilid traktat, makalah, komentar Alkitab, ribuan surat, dan terjemahan seluruh Alkitab ke dalam bahasa Jerman.
Bersama Philipp Melanchthon[4] dan orang lainnya, Luther mengorganisir gereja injili di wilayah Jerman karena didukung oleh para pangeran. Ia menghapuskan banyak praktik tradisional, termasuk pengakuan dosa dan kebaktian pribadi.
Luther berusia 63 tahun ketika ia meninggal pada 18 Februari 1546. Melanchthon menggambarkan jam-jam terakhir sang pembaru itu sebagai berikut:
Hari Rabu, 17 Februari, Dr. Martin Luther menderita sakit yang sudah biasa dideritanya, yaitu karena gangguan cairan tubuh di saluran atau lubang perutnya. Penyakit itu menyerangnya setelah makan malam, yang ia lawan dengan keras dan membuatnya dibawa ke ruang sebelah dan di sana ia terbaring di temp at tidurnya selama dua jam. Selama waktu itu sakitnya makin meningkat. Ketika Dr. Jonas berbaring di kamarnya, Luther bangkit lalu memohon kepadanya untuk bangun dan memanggil Ambrose, kepala sekolah anak-anaknya agar menyalakan api di kamar lainnya. Ketika ia baru saja masuk kamar itu, Albert, Earl of Mansfield, bersama istrinya dan orang-orang lain segera datang ke kamarnya.
Akhirnya, karena merasa saat-saat terakhirnya sudah mendekat, sebelum pukul sembilan pagi, pada 18 Februari, ia menyerahkan dirinya kepada Allah dalam doanya yang saleh ini: "Bapaku di surga, Allah yang kekal dan pemurah, Engkau telah menyatakan kepadaku Anak- Mu yang kekasih, Tuhan kami Yesus Kristus. Aku telah mengajarkan tentang Dia, aku telah mengenal Dia, aku mengasihi Dia sebagai hidupku, kesehatanku, dan penebusanku. Orang-orang yang jahat telah menganiaya, mernfitnah, dan menyebabkan Dia yang aku kasihi menderita. Ambillah nyawaku untuk-Mu."
Beberapa saat berlalu kemudian Luther mengulang doa penyerahan nyawanya tiga kali: "Aku menyerahkan rohku ke dalam tangan-Mu. Engkau telah menebus aku, Oh Allah kebenaran."Ia mengikuti doanya dengan kutipan ayat Alkitab favoritnya: "Oleh karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepadaNya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal" (Yohanes 3:16). Akhirnya, ia menutup matanya dan tidak membuka lagi.
Musuh-musuh Luther bersukacita ketika mengetahui kematiannya karena berpikir bahwa pekerjaannya mungkin akan mati bersamanya. Namun, tentu saja tidak demikian sebab pekerjaannya didasarkan pada kebenaran firman Allah. Dan seperti halnya firman, doktrin Luther bertahan dan menyebarkan Injil Yesus Kristus yang benar ke seluruh dunia.
-------
[1] Erasmus, Desiderius, (1446-1536) Sarjana Renaissance Belanda dan teolog Gereja Roma yang berusaha menghidupkan kembali teks-teks klasik zaman kuno, memulihkan iman Kristen yang sederhana dan didasarkan pada Alkitab, dan menghilangkan hal-hal yang tidak pantas dalam Gereja Roma abad pertengahan. Karyanya mencakup The Manual of The Christian Knight, yang diterbitkan pada 1503, dan The Praise of Folly yang diterbitkan pada 1509.
[2] Bulla, Meterai bulat yang dicapkan pada papan bull. Bull, dokumen resmi, seringkali merupakan keputusan, yang dikeluarkan oleh paus, dan dimateraikan dengan bulla.
[3] Ikonoklas (iconoclast), Seorang yang menyerang dan berusaha menggulingkan ide atau lembaga tradisional/ popular - seorang yang menghancurkan ikon/ gambar keagamaan yang sakral.
Iconoclasm, artinya penghancuran ikon-ikon (patung, lukisan, ukiran) religious. Sering terjadi waktu jaman perselisihan besar antara Protestan dan Katolik. Lawan katanya iconodules (dules = dulia). Jelas bagi Gereja Katolik Roma, Iconoclasm adalah bidat, karena ikon-ikon Gereja Roma dihancurkan, dan tentu itu berarti ssault against iman Gereja Katolik Roma.
Iconoclasm sendiri terjadi sepanjang sejarah, tetapi yang khusus jamannya Reformasi terjadi di Zürich (1523), Copenhagen (1530), Münster (1534), Geneva (1535), Augsburg (1537) dan Skotlandia (1559). Tentu kalau mau lebih lengkapnya bisa di cek di Catholic Encyclopedia http://www.newadvent.org/cathen/07620a.htm
[4] Melanchthon, Philipp, Aslinya Philipp Schwarzed, 1497-1560. Teolog Jerman dan pemimpin reformasi Jerman. teman Martin Luther, ia menulis Loci Communes, yang diterbitkan pada 1521. Ini merupakan makalah ekstensif pertama yang menguraikan doktrin Protestan.
Disalin dari :
John Foxe, Foxe's Book of Martyrs, Kisah Para Martir tahun 35-2001, Andi, 2001.
http://www.hrionline.ac.uk/johnfoxe/intro.html
Online Version : http://www.ccel.org/f/foxe/martyrs/home.html
Atau di http://www.the-tribulation-network.com/ ... rs_toc.htm
Artikel terkait :
- MARTIN LUTHER, di http://www.sarapanpagi.org/martin-luther-vt69.html
- Martin Luther's 95 Theses - 95 Dalil Luther, di http://www.sarapanpagi.org/martin-luthe ... .html#p3617
Martin Luther, anak penambang Saxon, dilahirkan di Eisleben, Saxony, pada 10 November 1483. Luther muda belajar di Magdeburg dan Eisenach kemudian masuk Universitas Erfurt. Ketika ia lulus pad a 1505, ia mulai belajar hukum karena dorongan ayahnya, tetapi pada bulan Juli ia meninggalkan studi hukumnya, meninggalkan dunia, dan masuk biara Para Pertapa Augustinian di Erfurt. Ia mengatakan bahwa keputusannya yang tiba-tiba ini ia ambil setelah ia terperangkap dalam badai guntur dan terjatub ke tanah karena tersambar petir. Ketika ia terbaring di tanah dengan ketakutan, ia menyadari bahwa hidupnya yang sementara hanya sedikit nilainya, dan yang penting hanyalah kehidupan jiwa yang kekal.
Pada 1508, Luther ditahbiskan di biara, dan pada 1509, dikirim ke Universitas Wittenberg temp at ia me1anjutkan studinya dan mengajar filsafat moral. Pada 1510, Luther berkunjung ke Roma karena urusan ordonya dan kaget ketika melihat korupsi yang terbuka di antara para pejabat gereja yang terkemuka. Pada 1511, ia menerima gelar doktor teologi dan diangkat menjadi profesor Alkitab di Wittenberg.
Meskipun Luther sangat mengenal teologi skolastik Gereja Roma, keseriusannya dalam kekristenan dan kondisi jiwanya menuntunnya pada krisis pribadi yang parah. Dalam teologi yang diajarkan kepadanya, ia tidak bisa menemukan jawaban untuk pergumulannya yang makin meningkat ten tang apakah mungkin memperdamaikan tuntutan hukum Allah dengan ketidakmampuan manusia untuk menjalani hukum tersebut. Untuk menemukan jawabannya ia menjadikan studi Alkitab sebagai pusat pekerjaannya dan dalam studinya yang dipus atkan pada surat-surat Rasul Paulus, terutama surat Paulus kepada jemaat di Roma. Di sanalah ia menemukan jawabannya.
Dalam kematian Kristus di kayu salib, Allah telah memperdamaikan manusia dengan diri- Nya sendiri. Kristus sekarang merupakan satu-satunya perantara antara Allah dengan manusia, dan pengampunan dosa serta keselamatan dihasilkan melalui kasih karunia Allah semata yang diterima melalui iman. Oleh karena itu yang dibutuhkan bukanlah ketaatan seseorang yang ketat pada hukum atau pemenuhan kewajiban agama, melainkan respons iman untuk menerima hal yang telah dikerjakan Allah melalui karya Kristus yang sudah lengkap. Pada saat iman semacam itu matang, respons iman akan menuntun pada ketaatan yang tidak dida sarkan pada rasa takut akan hukuman, melainkan pada kasih.
Pad a saat Luther melanjutkan studinya, ia menyadari bahwa doktrin Paulus secara radikal berbeda dari keyakinan tradisional dan ajaran Gereja Roma. Hal ini memengaruhi pengajaran pribadi Luther, dan mereka secara bertahap segera berpaling dari keyakinan dan doktrin itu. Tidak lama sesudahnya ia sarna sekali menentang teologi skolastik Roma yang menekankan peran manusia untuk mendapatkan keselamatannya sendiri dan menentang banyak praktik gereja yang menekankan pembenaran melalui perbuatan baik. Pemahamannya yang baru ten tang Injil yang sejati dan karya Kristus yang sudah lengkap segera mengakibatkan konflik antara ia dengan pejabat gereja.
Pada 1517, Luther mengalami konfrontasi langsung pertama dengan gerejanya tentang penjualan surat pengampunan dosa. Untuk menggalang dana untuk membangun Basilika St. Petrus di Roma, Paus Leo X mulai menjual surat pengampunan dosa kepada penganut Gereja Roma. Surat itu menjanjikan pengurangan sebagian jumlah waktu yang harus diderita seseorang, entah pembeli surat pengampunan itu sendiri atau orang yang ia kasihi, di api penyucian atas dosa-dosa mereka. Segera setelah itu, imam yang cerdik melihat penjualan sur at pengampunan dosa sebagai cara mendapatkan uang untuk gereja lokal atau untuk diri mereka sendiri. Luther meman dang dirinya sebagai imam Roma yang baik, tetapi ia menolak praktik ini dengan keras karena hal ini tidak alkitabiah dan merendahkan kasih karunia- Nya yang memberikan pengampunan juga merendahkan penderitaan dan penyaliban Yesus Kristus.
Luther dan Paus Leo segera bertikai atas hal ini, tetapi Paus Leo memandang keberatan Luther tidak berdampak apa-apa karena ia memandang rendah Luther. Jadi pada 31 Oktober 1517, Luther memakukan satu daftar berisi 95 dalil atau tesis di pintu utama gereja istana di Wittenberg. Isinya antara lain penyangkalan atas hak paus untuk mengampuni dosa dengan penjualan surat pengampunan dosa. Hampir seketika daftar tersebut beredar luas diJerman sehingga menyebabkan kontroversi besar. Di pihak gereja, biarawan, dan imam di seluruh wilayah itu mulai menyerang Luther dan ajarannya melalui khotbah dan tulisan mereka. Satu di antaranya berkata, "Luther adalah pengikut bidat dan pantas dihukum dengan api." Ia kemudian membakar beberapa tulisan dan khotbah Luther sebagai simbol pembakaran Luther.
Image
"Martin Luther's 95 Theses - 95 Dalil Luther" Lihat di http://www.sarapanpagi.org/martin-luthe ... .html#p3617
Segera setelah itu, Maximian, kaisar Jerman, Charles V, kaisar Roma yang Kudus dan raja Spanyol sebagai Charles I, serta Paus, menghubungi Frederick III, Duke of Saxony dan meminta agar ia membungkam Luther. Frederick tidak bergerak segera, tetapi berkonsultasi dengan banyak orang yang berpendidikan tinggi tentang masalah itu, termasuk Erasmus[1]. Erasmus menjawab Duke dengan mengatakan bahwa Luther melakukan dua kesalahan besar: ia menyentuh perut imam dan ia akan menyentuh mahkota paus. Yang lebih serius, teolog itu memberi tahu Duke bahwa Luther benar dalam keinginannya untuk memperbaiki kesalahan di gereja. Ia kemudian menambahkan peneguhannya ini: "Dampak doktrin Luther itu benar."
Belakangan pada tahun itu, Erasmus menulis surat kepada Uskup Agung Mentz. Dalam suratnya, ia menyatakan, :
"Dunia ini dibebani oleh institusi manusia dan dengan tirani biarawan yang senang menuntut. Dulu orang yang menentang Injil dipandang sebagai bidat. Namun, sekarang orang yang tidak seperti biarawan dianggap bidat dan apa pun yang tidak mereka pahami mereka anggap kesesatan. Mengetahui bahasa Yunani itu kebidatan, atau berbicara lebih baik daripada mereka,juga dianggap kebidatan."
Pada tanggal 7 Agustus 1518, Hierome, Uskup Ascoli, mengeluarkan surat kutipan yang meminta Luther untuk muncul di Roma. Duke Frederick dan Universitas Wittenberg mewakili Luther, menulis surat kepada Paus. Mereka menulis sur at yang sama kepada Carolus Miltitius, bendahara paus, orang percaya kelahiran Jerman yang mereka nilai cukup bersimpati pada Luther. Dalam surat-surat mereka, mereka meminta supaya Luther didengarkan oleh Kardinal Cajetan di Augsburg, bukan di Roma. Paus menjawab dengan memberi tahu Cajetan untuk memanggil Luther ke hadapannya di Augsburg dan segera membawanya ke Roma, jika perlu dengan paksa.
Pada Oktober 1518, Martin Luther pergi ke Augsburg sebagai respons terhadap perintah kardinal. Ia membawa beberapa surat penghargaan bersamanya. Ia menunggu di Augsburg selama tiga hari sampai ada jaminan keamanan yang ia peroleh dari Kaisar Maximillian. Luther kemudian muncul di depan Kardinal Cajetan, yang menuntut tiga hal kepadanya:
1. Supaya ia bertobat dan menarik kembali kesalahannya;
2. Supaya ia tidak mengulang kembali kesalahannya itu;
3. Supaya ia menahan diri dari segala sesuatu yang mungkin menyebabkan kesulitan pada gereja.
Ketika Martin Luther bertanya kepada kardinal apakah kesalahannya yang spesifik, kardinal menunjukkan kepadanya salinan bulla Gereja Roma Paus Leo tentang surat pengampunan dosa dan pengampunan dosa yang dihasilkannya serta menyatakan bahwa iman tidak diperlukan untuk seseorang yang menerima sakramen serta paus tidak mungkin salah dalam semua masalah iman.
Dalam jawabannya secara tertulis, Luther berkata bahwa paus bisa berbuat salah, dan hanya ditaati sejauh hal yang ia katakan sesuai dengan Alkitab, dan siapa pun orang Kristen yang setia memiliki hak untuk tidak setuju dengannya, terutama untuk menunjukkan kesalahan paus dari firman Allah. Ia juga menyatakan bahwa tidak ada seorang pun yang benar, dan manusia tidak bisa dibenarkan dengan melakukan perbuatan baik serta setiap orang yang menerima sakramen harus memiliki iman kepada karya Kristus yang sudah selesai. Dalam setiap hal, Luther mengutip ayat Alkitab yang sesuai untuk meneguhkan kata-katanya,
Namun, kardinal tidak ingin mendengar ayat Alkitab dikutip untuknya dalam masalah ini. Ia mengabaikan argumen Luther yang Alkitabiah dan menjawab dengan doktrin intelektual dan tradisional dari kepalanya sendiri, bukan dari Alkitab. Ia kemudian menyuruh Luther pergi sampai ia siap untuk bertobat. Luther tinggal di Augsburg selama tiga hari kemudian mengirim surat kepada kardinal, yang memberitahukan kepadanya bahwa ia akan berdiam diri terhadap syarat, dan pengampunan yang ditawarkan kepadanya jika musuh-musuhnya melakukan hal yang sarna. Ia juga meminta agar semua masalah kontroversi tersebut dirujuk kepada paus untuk meminta keputusannya. Ia kemudian menunggu selama tiga hari lagi, tetapi ia tidak menerima jawaban dari kardinal. Oleh nasihat teman-temannya, ia meninggalkan Augsburg lalu kembali ke Wittenberg. Sebelum ia berangkat, ia mengirim penjelasan kepada kardinal, dan permohonan kepada Paus, yang ia taruh di temp at umum sebelum ia pergi.
Sebagai respons terhadap permohonan Luther kepadanya, Paus mengeluarkan keputusan baru. Ia menyatakan bahwa surat pengampunan dosa merupakan bagian dari doktrin "Induk Gereja Roma yang kudus, putra mahkota semua gereja" serta menyatakan bahwa paus adalah penerus Petrus, dan akibatnya, mereka adalah wakil Kristus. Ia menyatakan lebih lanjut bahwa mereka memiliki kuasa, dan otoritas untuk melepaskan seseorang dari dosa, dan melakukan pengampunan dosa, terutama untuk memberikan surat pengampunan dosa kepada orang yang masih hidup maupun sudah mati - yaitu orang-orang yang masih ada di api penyucian. Ia mengatakan bahwa doktrin ini harus diterima oleh semua pengikut Kristus yang setia, dan memperingatkan penganut Gereja Roma bahwa jika mereka tidak menerima, dan mempraktikkan doktrin ini, mereka akan mengalami penderitaan akibat kutukan yang dahsyat, termasuk perpisahan sama sekali dari gereja.
Luther menjawabnya dengan mengimbau diadakannya sidang umum Gereja Roma, dan memprotes surat keputusan Paus. Ketika Paus Leo X mengetahui keluhan Luther kepada sidang umum, ia mengutus bendaharanya, seorang kelahiran Jerman, Carolus Miltitius dengan mawar emas untuk diberikan kepada Duke Frederick. Miltitius juga membawa surat rahasia dari Paus untuk bangsawan lain di wilayah itu. Surat-surat itu menyatakan dukungan mereka terhadap kepentingan Paus, dan penolakan mereka terhadap dukungan Duke terhadap Luther.
Namun, sebelum Miltitius sampai di Jerman, Kaisar Roma yang Kudus Maximillian I meninggal (Januari 1519). Dua pemimpin penting lainnya, segera bertikai untuk memperebutkan takhta yang kosong: Francis I, raja Prancis; dan Charles I, raja Spanyol. Pada akhir Agustus, Charles telah dipilih menjadi raja Jerman, dan sekaligus kaisar Roma yang Kudus, sebagai Charles V, menggantikan Maximillian, yang merupakan kakeknya dari pihak ayah.
Selama musim panas 1519, kontroversi tentang Luther dan ajarannya terus berlanjut. Debat publik secara formal berlangsung di Leipsic, sebuah kota dalam kekuasaan George, Duke of Saxon, paman Duke Frederick. Debat itu terjadi antara biarawan bernama John Eckius dan doktor dari Wittenberg bernama Andreas Carolostadt. Eckius te1ah menyerang ajaran tertentu yang diberikan Luther, terutama yang berkaitan dengan pengampunan dosa oleh paus. Pada sisi lainnya, Carolostadt membela Luther dengan kuat. Duke George menjanjikan keamanan kepada para peserta dan audiens mereka. Martin Luther memutuskan untuk hadir dalam acara debat itu, tetapi tidak ikut ambil bagian, melainkan sekadar mendengarkan hal yang dikatakan.
Meskipun awalnya tidak mau ikut terlibat perdebatan, Luther akhirnya terpaksa berdebat dengan Eckius. Masalah khusus yang mereka bahas adalah otoritas paus. Luther mengambil posisi yang sudah dikenal tentang keputusan Paus. Ia menyatakan bahwa jika keputusan Paus tidak didukung oleh Alkitab, itu tidak sah.
Eckius mengambil posisi garis gereja tradisional dengan mengatakan bahwa paus merupakan penerus St. Petrus, oleh karena itu, mereka memiliki otoritas rohani sepenuhnya atas gereja sebab mereka adalah wakil Kristus di bumi. Ia dengan tegas menyatakan bahwa Uskup yang diberi otoritas Roma secara kokoh didasarkan pada hukum Allah.
Debat berlanjut selama lima hari. Eckius seorang yang kasar, senang menentang, dan penuh tipu muslihat dalam pendekatannya. Ia ingin menyerahkan musuhnya ke dalam tangan paus. Ia menyatakan alasannya dengan cara berikut: "Seperti halnya gereja, sebagai satu tubuh sipil, tidak bisa ada tanpa kepala karena ia berdiri dengan hukum Allah, resimen sipillainnya seharusnya tidak melepaskan kepalanya; demikian juga hukum Allah mewajibkan agar paus menjadi kepala gereja Kristus secara universal.
Martin Luther menentang argumen ini dengan mengatakan bahwa gereja memiliki kepala - yaitu Yesus Kristus sendiri. Ia mengatakan bahwa Yesus adalah satu-satunya kepala gereja. Ia berkata, "Gereja tidak membutuhkan kepala yang lain karena gereja adalah lembaga rohani, bukan lembaga yang temporal."
Kemudian Eckius mengutip kata-kata Yesus seperti tercatat dalam Injil Matius, "Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat- Ku." (Matius 16:18).
Luther menjelaskan bahwa ayat ini merupakan pengakuan iman dan Petrus mewakili gereja universal, bukan hanya ia sendiri. Batu karang itu adalah Yesus Kristus dan firman-Nya, bukan Petrus.
(lihat artikel : BATU DASAR JEMAAT, di http://www.sarapanpagi.org/batu-dasar-jemaat-vt381.html )
Dalam usaha mendapatkan ayat Alkitab lainnya untuk mendukung argumennya, Eckius mengutip kata-kata Yesus dalam Injil Yohanes, "Gembalakanlah domba-dombaKu." (Yohanes 21: 16). Ia berkata bahwa kata-kata ini dikatakan Tuhan hanya kepada Petrus sendiri.
Martin Luther menunjukkan bahwa setelah Yesus mengucapkan kata-kata ini kepada Petrus, otoritas yang sama diberikan kepada semua rasul dan Yesus memerintahkan kepada mereka untuk menerima Roh Kudus dan Sang Guru melanjutkan dengan berkata, "Jikalau kamu mengampuni dosa orang, dosanya diampuni" (Yohanes 20:23).
Mencari sumber otoritas lainnya untuk meneguhkan posisinya, Eckius menunjukkan keputusan Konsili Constance. Ia mengutip keputusan mereka untuk berpaut pada paus, yang menurut konsili, adalah "kepala gereja tertinggi." Ia berkata bahwa konsili umum tidak mungkin salah dalam masalah sepenting itu.
Luther berkata bahwa keputusan tertentu dan otoritas Konsili Constance harus dihargai, tetapi hal-hal lain yang berkaitan dengan sidang masih harus dipertanyakan karena itu sekadar keputusan manusia. Ia berkata, "Ini merupakan hal yang paling pasti, bahwa tidak ada sidang yang memiliki kuasa untuk membuat artikel iman yang baru."
Laporan ten tang deb at ini, yang tidak menghasilkan kesimpulan khusus, beredar luas di seluruh Eropa. Eckius tetap yakin akan posisinya, sementara Luther berpegang erat pada keyakinannya tentang pembenaran oleh iman serta Alkitab merupakan peraturan iman dan praktik yang paling utama.
Pada 1520, Luther menyelesaikan tiga bukunya, yang di dalamnya ia menyatakan pandangannya. Buku pertama berjudul Address to the Christian Nobility of the German Nation, ia mendorong pangeran di Jerman untuk mengambil reformasi gereja dalam tangan mereka sendiri. Buku kedua adalah A Prelude Concerning the Babylonian Captivity of the Church, dan di dalamnya ia menyerang Gereja Roma dan teologi sakramennya. Buku ketiga adalah On the Freedom of a Christian Man, di situ ia menjelaskan posisi pembenaran dan perbuatan baik. Biarawan dan doktor Louvian serta Cologne mengutuk buku-buku Luther sebagai bidat. Luther menjawab kutukan itu dengan menyerang imam yang terlibat itu keras kepala, kejam,jahat, dan tidak beriman. Pada tanggal 15 Juni 1520, Paus Leo X mengeluarkan bulla, Exsurge Domine, yang mernberikan kesempatan 60 hari kepada Luther untuk mencabut pandangannya, tetapi bulla itu tidak memberikan dampak apa-apa pada dirinya dan doktrinnya.
Dalam bukunya yang pertama kepada bangsawan Jerman, Luther menentang tiga premis paus, yaitu:
1. Tidak ada hakim sementara atau non-religius yang memiliki kuasa atas kerohanian, tetapi orang-orang ini memiliki kuasa at as yang lainnya.
2. Jika ada ayat Alkitab, yang diperdebatkan, yang harus diputuskan, tidak ada manusia yang menjelaskan Alkitab, atau menjadi hakim atasnya, tetapi hanya paus.
3. Tidak ada seorang pun yang memiliki otoritas untuk mengadakan sidang kecuali paus.
Ia juga membahas beberapa masalah lain dalam bukunya:
1. Kesombongan Paus tidak boleh didiamkan,
2 Terlalu banyak uang yang dikirimkan dari Jerman ke Paus,
3. Imam-imam seharusnya diizinkan memiliki istri,
4. Seharusnya tidak ada larangan untuk memakan daging,
5. Kemiskinan yang disengaja seharusnya dihapuskan,
6. Kaisar Sigismund seharusnya mendukung John Huss dan Jerome,
7. Bidat seharusnya diyakinkan dengan firman Allah, bukan dengan api,
8. Ajaran pertama untuk anak-anak harus difokuskan pada Injil Yesus Kristus; bukan pada tradisi Gereja Roma.
Setelah Charles V dimahkotai menjadi raja Jerman, dan Kaisar Roma yang Kudus di Aix-la-Chapelle, Paus Leo mengutus dua kardinal kepada Duke Frederick. Misi mereka adalah untuk meyakinkan Duke untuk mengambil tindakan menentang Luther. Kedua kardinal itu pertama berusaha mendapatkan perkenan Duke dengan memuji kebangsawanan, kepemimpinan, garis keluarga, dan kebajikannya lainnya. Kemudian mereka mengajukan dua permintaan khusus demi nama Paus - yaitu untuk membakar semua buku Luther dan mengirim Luther ke Roma atau mengeksekusinya.
Duke menjawab mereka dengan berkata bahwa bendahara paus sendiri telah berkata bahwa Luther harus tetap berada di wilayahnya sehingga ia tidak bisa memengamhi Gereja Roma di negara lainnya. Ia kemudian meminta agar kedua kardinal itu memohon kepada Paus untuk memberikan izin agar teolog dan doktor yang terpelajar memeriksa tulisan-tulisan dan ajaran Luther untuk menentukan apakah ia seorang bidat. Jika ia memang terbukti bidat dan tidak mau mencabut pendapatnya, Duke tidak akan melindunginya lagi, tetapi sementara itu ia masih bertekad melindunginya.
Sebelum kardinal itu kembali ke Roma, mereka mengumpulkan buku Luther sebanyak mungkin yang bisa mereka temukan dan membakarnya di muka umum. Ketika Luther mendengarnya, ia mengumpulkan banyak muridnya dan pengurus fakultas di Universitas Wittenberg lalu mengadakan pembakaran keputusan Paus dan bulla yang dikeluarkan untuk menentangnya di muka umum. Pembakaran dokumen ini terjadi pada 10 Desember 1520.
Pada Januari 1521, Paus Leo X mengutuk Luther sebagai bidat dan mengeluarkan Bulla Pengucilan[2], Decet Romanum Pontificem, menentang Luther dan memerintahkan Kaisar Charles V untuk melaksanakannya. Namun, Kaisar justru memanggil "diet", atau sidang, di Worms; dan pada April 1521, memanggil Luther untuk muncul di hadapannya.
Audiensi pribadi dengan Kaisar dan beberapa bangsawan lainnya dijadwalkan di istana Earl Palatine. Luther secara diam-diam dikawal ke sana, tetapi kemunculannya di depan Kaisar tidak bisa dirahasiakan lagi. Orang banyak datang ke istana untuk melihat Luther yang misterius. Pengawal istana tidak mampu menahan mereka dan banyak orang memanjat balkon tempat mereka bisa melihat dan mendengar rapat tersebut. Suatu kali ketika Luther sedang berusaha berbicara, Ulrick dari Pappenheim memerintahkan kepadanya untuk diam sampai tiba waktunya ia diminta untuk berbicara.
Wakil uskup dari Treves membuka sesi itu dengan berkata, "Martin Luther! Keagungan kerajaan yang kudus dan tak terkalahkan telah memerintahkan dengan persetujuan semua negara di kekaisaran yang kudus, agar kamu muncul di hadapan takhta kita yang agung untuk menjawab dua pertanyaan utama: Apakah kamu menulis buku yang kami tumpuk di depanmu? Maukah kamu mencabut dan menarik kembali buku-buku itu, atau apakah kamu akan bertahan dengan hal yang telah kamu tulis?"
Luther menjawab, "Saya dengan rendah hati memohon kepada keagungan kekaisaran untuk memberikan kebebasan dan waktu luang untuk bermeditasi sehingga saya bisa menjawab interogasi yang dilakukan kepada saya tanpa melanggar firman Allah dan membahayakan jiwa saya sendiri."
Setelah para pangeran mendebatkan permintaannya, Eckius memberikan keputusan Kaisar: "Kaisar yang agung, semata-mata karena grasi yang ia berikan, memberikan waktu satu hari kepadamu untuk merenungkan jawabannya. Besok pada jam yang sama, kamu harus memberikan jawaban kepada kami, tidak secara tertulis, tetapi dengan suaramu sendiri."
Para bentara kemudian mengawal tokoh reformasi itu ke kamarnya, temp at Luther berdoa dan belajar untuk mengetahui kehendak Allah dengan pasti tentang jawaban yang harus ia berikan.
Banyak orang berkumpul untuk mendengar jawaban Luther keesokan harinya. Eckius berkata kepada Luther, "Sekarang sesuai perintah Kaisar, berikan jawaban. Apa kah kamu akan tetap mempertahankan buku-buku yang telah kamu akui sebagai tulisanmu, atau kamu akan menarik kernbali sebagian dari buku-bukumu dan menyerahkan dirimu kepada penguasa yang ditunjuk Allah atasmu?"
Martin Luther menjawab, "Mempertimbangkan fakta bahwa raja kita yang berdaulat dan hakim-hakim yang terhormat menghendaki jawaban yang jujur, saya mengatakan dan mengakui dengan ketetapan hati, sebulat mungkin, tanpa ragu-ragu [ketidakpastian] atau berbelit-belit [mungkin berarti argumen yang menyesatkan], bahwa jika tidak, saya tidak yakin terhadap kesaksian Alkitab sendiri - sebab saya tidak pereaya kepada paus, maupun sidang umumnya yang telah berbuat kesalahan berulang-ulang dan telah bertentangan dengan dirinya sendiri karena hati nurani saya sudah terikat dan ditawan oleh ayat-ayat Alkitab dan firman Allah maka saya tidak akan dan tidak mungkin menarik kembali sikap saya. Jika saya menentang hati nurani saya sendiri, itu akan merupakan hal yang tidak sah dan tidak saleh. Di sinilah saya berdiri dan beristirahat. Saya tidak memiliki sesuatu yang lain untuk dikatakan. Ya Allah, kasihani saya!"
Setelah para pangeran bersidang lagi, Eekius berkata kepada Luther, "Kaisar yang agung menuntut jawaban yang sederhana darimu, entah negatif atau peneguhan, terhadap pertanyaan ini: Apakah kamu bermaksud mempertahankan semua hasil karyamu sebagai seorang Kristen?"
Luther berpaling kepada Kaisar dan para bangsawan lalu memohon kepada me reka untuk menghormati hati nuraninya. Ia memohon dengan sangat kepada mereka untuk tidak memaksanya menentang hati nuraninya, yang ia katakan diteguhkan oleh Alkitab yang kudus. Ia menyimpulkan jawabannya dengan kata-kata langsung: "Saya terikat oleh Alkitab."
Ketika malam tiba, orang-orang yang terkemuka yang sedang bersidang tidak bisa mencapai kesimpulan akhir tentang Luther. Mereka meninggalkan rapat lalu menyuruh Luther digiring kembali ke kamarnya. Ketika kelompok itu bersidang lagi, surat dari Kaisar dibaeakan kepada sidang. Sesungguhnya, surat itu menyatakan bahwa sekalipun Luther bersalah karena tidak menyangkal posisinya, Kaisar akan menghormati janjinya untuk menjamin keamanannya. Oleh karena itu Luther boleh kembali ke rumahnya. Namun sebelum ia pergi, Luther diberi tahu bahwa ia harus kembali ke sidang Kaisar dalam waktu 21 hari.
Kampanye menentang Luther yang gencar mulai berkobar pada saat itu. Plakat-plakat yang menentangnya ditempelkan di banyak tempat dan di seluruh kekaisaran. Nama Luther dibiearakan oleh semua orang - imam maupun orang awam. Selama penangguhan hukuman tiga minggu, Kaisar dan Paus berkolaborasi menyusun rencana; dan Kaisar mengarahkan agar surat perintah yang khidmat ten tang proses pencabutan perlindungan hukum dikeluarkan terhadap Luther dan semua orang yang memihak ia, di mana pun Luther ditemukan ia akan ditangkap, dan semua bukunya akan dirampas dan dibakar. Luther mengungsi di puri Wartburg, tempat ia tinggal di pengasingan selama 8 bulan. Selama waktu itu ia menerjernahkan Perjanjian Baru ke dalam bahasa Jerman dan menulis sejumlah pamflet.
Pada saat yang sama Raja Henry VIII dari Inggris menulis surat menentang Luther. Ia memarahi Luther atas sikapnya terhadap surat pengampunan paus dan ia membela supremasi Uskup Roma. Akibat dukungan Henry secara tertulis, Paus menghormati raja dengan memberikan kepadanya, dan para penerusnya gelar yang mulia, "Pembela iman."
Pada November 1521, Paus Leo X terserang demam dan meninggal pada 1 Desember. Ia berumur 47 tahun. Banyak orang curiga ia telah diracun, Penggantinya bernama Adrianus VI, seorang sarjana yang pernah menjadi kepala sekolah Kaisar Charles. Adrianus berasal dari Jerman yang dibesarkan di Louvain. Ia seorang yang berpendidikan tinggi dengan gaya hidup yang moderat dan lemah lembut, tidak seperti para pendahulunya.
Meskipun Adrianus adalah paus pertama yang memberi respons terhadap Reformasi Protestan dengan berusaha memperbarui Gereja Roma, ia masih memandang Luther sebagai musuh gereja dan paus. Tidak lama setelah penunjukan Adrianus sebagai paus, Kaisar mengadakan sidang lain negara-negara Jerman di Nuremberg pada 1522. Adrianus menulis surat kepada sidang, yang di dalamnya ia menyatakan pandangannya tentang Martin Luther. Bagan surat kirimannya sebagai berikut:
Kami mendengar bahwa Martin Luther, pembangun kembali bidat lama yang sudah dikutuk, pertama sete1ah pengumuman bapa-bapa kerasulan; kemudian, sete1ah hukuman yang juga merupakan kutukan terhadap ia, dan terakhir, setelah keputusan putra kami terkasih, Charles V, kaisar terpilih Roma dan Raja Spanyol yang berafiliasi kepada Gereja Roma, yang te1ah diberitakan di se1uruh negara Jerman, tetapi ia be1um dibatasi sesuai perintah atau belum menahan diri sendiri dari kegilaannya, tetapi hari demi hari tidak pernah berhenti mengganggu dan memenuhi dunia dengan buku-buku baru, yang penuh dengan kesalahan, kesesatan, arogansi, dan hasutan, dan yang menulari negara Jerman, dan wilayah lain di sekitarnya dengan pes; dan masih terus berusaha merusak jiwa yang sederhana, dan tingkah laku manusia dengan racun dari lidahnya yang jahat secara moral. Dan yang paling buruk dari semuanya, ia memiliki pendukung bukan hanya dari rakyat jelata, melainkan juga beberapa bangsawan yang berbeda-beda yang juga mulai me1anggar hak-hak imam, berlawanan dengan ketaatan yang harus mereka berikan kepada rohaniwan, dan pejabat dunia, dan sekarang akhirnya juga telah berkembang menjadi perang sipil, dan perpecahan di antara mereka sendiri.
Apakah kamu tidak mempertimbangkan, O pangeran, dan rakyat Jerman, bahwa ini barulah awal, dan permulaan kejahatan, dan kerusakan yang dirancang, dan dikehendaki oleh Luther dengan sekte Lutherannya? Apakah kamu tidak me1ihat dengan je1as, dan menangkap dengan matamu, bahwa pembe1aan kebenaran Injil, yang pertama dimulai oleh penganut Lutheran hanyalah kepura-puraan, dan sekarang telah nyata maksudnya untuk merusak hal-hal yang baik darimu, yang telah mereka inginkan sejak lama? Atau tidakkah menurutmu para pelanggar itu memiliki maksud lain, bahwa atas nama kebebasan untuk menggantikan ketaatan, yang dengan demikian membuka kebebasan umum bagi setiap orang untuk melakukan hal yang ia sukai?
Orang yang menolak untuk memberikan ketaatan yang sepatutnya kepada imam-imam, uskup, dan Uskup Agung dari semua, yang setiap hari berada di depan wajahmu sendiri melakukan penjarahan terhadap harta benda gereja, dan benda-benda yang dipersembahkan kepada Allah, apakah kamu berpikir bahwa mereka akan menahan diri dari barang-barang rampasan dari jemaat? Menurut kamu apakah mereka tidak akan mengambil dari kamu segala sesuatu yang bisa diperoleh tangan mereka?
Bencana yang menyedihkan akhirnya akan memiliki dampak pada dirimu, barang-barangmu, rumahmu, istrimu, anak -anakmu, kekuasaanmu, harta bendamu, dan bait suci [gereja] yang kamu kuduskan dan hormati, kecuali jika kamu melakukan pengobatan segera terhadap hal yang sama.
Oleh karena itu, kami meminta kepadamu, demi ketaatan yang harus diberikan semua orang Kristen kepada Allah dan kepada St. Petrus serta kepada wakilnya di sini di bumi, agar kamu memberikan tangan pertolonganmu untuk memadamkan api publik ini serta berusaha mempelajari sebaik mungkin, bagaimana kamu bisa mengurangi pengaruh Martin Luther itu dan semua penipu lainnya yang melakukan gangguan dan kesalahan ini untuk membuat kesesuaian dan tukar-menukar yang lebih baik dalam hidup maupun iman. Dan jika mereka yang telah terinfeksi menolak untuk mendengar nasihatmu, buatlah ketetapan agar bagian yang masih sehat jangan dirusak oleh penyakit yang sama. Jika kebusukan moral yangjahat ini tidak bisa disembuhkan dengan obat-obat yang lunak dan lembut, obat penenang yang lebih keras harus diberikan dan dibakar dengan keras. Anggota yang sudah menjadi busuk harus dikerat dari tubuh sebab jika tidak, bagian yang sehat juga akan terinfeksi.
Secara demikianlah Allah melemparkan saudara Datan dan Abiram yang menyebabkan perpecahan ke neraka; dan ia yang tidak taat kepada otoritas imam, Allah memerintahkan agar ia dihukum mati. Demikian juga, Petrus, yang terutama di antara rasul-rasul, menempelak Ananias dan Safira yang berbohong kepada Allah sehingga menyebabkan kematian mereka seketika. Demikian juga kaisar- kaisar kuno yang saleh memerintahkan jovinian dan Priscillian sebagai bidat yang harus dipenggal kepalanya.
Sama halnya, St. Jerome berharap agar Vigilant, sebagai bidat, diserahkan tubuhnya untuk dihancurkan agar rohnya diselamatkan pada hari Tuhan. Demikian juga para pendahulu kita di Konsili Constance menghukum mati John Huss dan pengikutnya, Jerome; dan Huss sekarang tampaknya hidup kembali dalam diri Luther. Jika kamu mau meniru tindakan yang pantas dan teladan nenek moyangmu itu, kita tidak akan ragu-ragu, grasi Allah yang murah hati akan mendatangkan kelegaan bagi gerejanya.
Para raja di kekaisaran itu menjawab imbauan Paus untuk menghukum Luther dengan surat mereka sendiri. Inilah parafrase inti sari jawaban mereka:
Kami memahami bahwa kekudusannya dirongrong dukacita yang besar berkaitan dengan Luther dan sektenya. Kami juga menyadari bahwa jiwa-jiwa yang dipengamhi olehnya berada dalam bahaya kebinasaan kekal. Kami ikut merasakan kedukaanmu.
Banyak orang di Jerman berpaut pada pandangan yang sama dengan Luther, dan itulah sebabnya hukuman formal untuk Luther tidak bisa berlangsung. Hal ini akan menyebabkan kehebohan besar, bahkan mungkin perang, dalam wilayah kekaisaran.
Jika keluhan di antara penduduk umum tidak direformasi, tidak ada harapan lagi bagi keharmonisan antara pihak sekuler dengan gereja dalam masalah ini.
Oleh karena itu, kami merekomendasikan agar Paus, seizin Kaisar, mengadakan sidang Kristen di temp at yang nyaman diJerman sesegera mungkin. Dalam sidang ini orang-orang harus didorong untuk berbicara dengan bebas.
Kami merekomendasikan agar Duke Frederick menjaga supaya Luther dan para pengikutnya tidak diperbolehkan menulis, memaparkan, atau mencetak segala sesuatu lainnya. Dan semua pengkhotbah di wilayah Duke dilarang untuk berkhotbah dengan pandangan Luther.
Setiap imam yang tidak menaati petunjuk ini hams dihukum. Setiap buku baru harus diserahkan kepada otoritas gereja untuk disetujui sebelum dijual.
Imam-imam yang menikah atau meninggalkan otoritas mereka harus dihukum oleh petugas gereja yang tetap.
Segera setelah itu, satu pengikut Luther, Andreas Carolostadt dari Wittenberg, mendorong orang-orang untuk mengambil tindakan yang memprovokasi Paus dan wakil gereja lebih jauh. Di antara hal lainnya, Carolostadt mendorong orang-orang untuk membuang gambar dan patung di Gereja Roma. Pada bulan Maret 1522, Luther kembali ke Wittenberg untuk memulihkan tatanan terhadap ikonoklas [3] yang terlalu antusias ini yang menghancurkan mezbah, patung, dan salib.
Karya reformasi Luther selama tahun-tahun berikutnya mencakup penulisan Katekismus Kecil dan Besar, buku-buku khotbah, lebih dari se1usin himne, lebih dari 100 jilid traktat, makalah, komentar Alkitab, ribuan surat, dan terjemahan seluruh Alkitab ke dalam bahasa Jerman.
Bersama Philipp Melanchthon[4] dan orang lainnya, Luther mengorganisir gereja injili di wilayah Jerman karena didukung oleh para pangeran. Ia menghapuskan banyak praktik tradisional, termasuk pengakuan dosa dan kebaktian pribadi.
Luther berusia 63 tahun ketika ia meninggal pada 18 Februari 1546. Melanchthon menggambarkan jam-jam terakhir sang pembaru itu sebagai berikut:
Hari Rabu, 17 Februari, Dr. Martin Luther menderita sakit yang sudah biasa dideritanya, yaitu karena gangguan cairan tubuh di saluran atau lubang perutnya. Penyakit itu menyerangnya setelah makan malam, yang ia lawan dengan keras dan membuatnya dibawa ke ruang sebelah dan di sana ia terbaring di temp at tidurnya selama dua jam. Selama waktu itu sakitnya makin meningkat. Ketika Dr. Jonas berbaring di kamarnya, Luther bangkit lalu memohon kepadanya untuk bangun dan memanggil Ambrose, kepala sekolah anak-anaknya agar menyalakan api di kamar lainnya. Ketika ia baru saja masuk kamar itu, Albert, Earl of Mansfield, bersama istrinya dan orang-orang lain segera datang ke kamarnya.
Akhirnya, karena merasa saat-saat terakhirnya sudah mendekat, sebelum pukul sembilan pagi, pada 18 Februari, ia menyerahkan dirinya kepada Allah dalam doanya yang saleh ini: "Bapaku di surga, Allah yang kekal dan pemurah, Engkau telah menyatakan kepadaku Anak- Mu yang kekasih, Tuhan kami Yesus Kristus. Aku telah mengajarkan tentang Dia, aku telah mengenal Dia, aku mengasihi Dia sebagai hidupku, kesehatanku, dan penebusanku. Orang-orang yang jahat telah menganiaya, mernfitnah, dan menyebabkan Dia yang aku kasihi menderita. Ambillah nyawaku untuk-Mu."
Beberapa saat berlalu kemudian Luther mengulang doa penyerahan nyawanya tiga kali: "Aku menyerahkan rohku ke dalam tangan-Mu. Engkau telah menebus aku, Oh Allah kebenaran."Ia mengikuti doanya dengan kutipan ayat Alkitab favoritnya: "Oleh karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepadaNya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal" (Yohanes 3:16). Akhirnya, ia menutup matanya dan tidak membuka lagi.
Musuh-musuh Luther bersukacita ketika mengetahui kematiannya karena berpikir bahwa pekerjaannya mungkin akan mati bersamanya. Namun, tentu saja tidak demikian sebab pekerjaannya didasarkan pada kebenaran firman Allah. Dan seperti halnya firman, doktrin Luther bertahan dan menyebarkan Injil Yesus Kristus yang benar ke seluruh dunia.
-------
[1] Erasmus, Desiderius, (1446-1536) Sarjana Renaissance Belanda dan teolog Gereja Roma yang berusaha menghidupkan kembali teks-teks klasik zaman kuno, memulihkan iman Kristen yang sederhana dan didasarkan pada Alkitab, dan menghilangkan hal-hal yang tidak pantas dalam Gereja Roma abad pertengahan. Karyanya mencakup The Manual of The Christian Knight, yang diterbitkan pada 1503, dan The Praise of Folly yang diterbitkan pada 1509.
[2] Bulla, Meterai bulat yang dicapkan pada papan bull. Bull, dokumen resmi, seringkali merupakan keputusan, yang dikeluarkan oleh paus, dan dimateraikan dengan bulla.
[3] Ikonoklas (iconoclast), Seorang yang menyerang dan berusaha menggulingkan ide atau lembaga tradisional/ popular - seorang yang menghancurkan ikon/ gambar keagamaan yang sakral.
Iconoclasm, artinya penghancuran ikon-ikon (patung, lukisan, ukiran) religious. Sering terjadi waktu jaman perselisihan besar antara Protestan dan Katolik. Lawan katanya iconodules (dules = dulia). Jelas bagi Gereja Katolik Roma, Iconoclasm adalah bidat, karena ikon-ikon Gereja Roma dihancurkan, dan tentu itu berarti ssault against iman Gereja Katolik Roma.
Iconoclasm sendiri terjadi sepanjang sejarah, tetapi yang khusus jamannya Reformasi terjadi di Zürich (1523), Copenhagen (1530), Münster (1534), Geneva (1535), Augsburg (1537) dan Skotlandia (1559). Tentu kalau mau lebih lengkapnya bisa di cek di Catholic Encyclopedia http://www.newadvent.org/cathen/07620a.htm
[4] Melanchthon, Philipp, Aslinya Philipp Schwarzed, 1497-1560. Teolog Jerman dan pemimpin reformasi Jerman. teman Martin Luther, ia menulis Loci Communes, yang diterbitkan pada 1521. Ini merupakan makalah ekstensif pertama yang menguraikan doktrin Protestan.
Disalin dari :
John Foxe, Foxe's Book of Martyrs, Kisah Para Martir tahun 35-2001, Andi, 2001.
http://www.hrionline.ac.uk/johnfoxe/intro.html
Online Version : http://www.ccel.org/f/foxe/martyrs/home.html
Atau di http://www.the-tribulation-network.com/ ... rs_toc.htm
Artikel terkait :
- MARTIN LUTHER, di http://www.sarapanpagi.org/martin-luther-vt69.html
- Martin Luther's 95 Theses - 95 Dalil Luther, di http://www.sarapanpagi.org/martin-luthe ... .html#p3617
Langganan:
Postingan (Atom)