Jumat, 03 Juni 2011

7 Perbedaan Atasan Yang BAIK & MENYEBALKAN


Disetiap perusahaan, pasti ada atasan yang baik dan memiliki gaya kepemimpinan yang dihormati oleh orang banyak. Tetapi sebaliknya juga, disetiap perusahaan banyak atasan yang menyebalkan dan tidak dihargai oleh anak buahnya. Kepemimpinannya selalu menjadi momok dan bahan gosipan anak buah.
Sayangnya sebagai atasan, banyak pemimpin tidak sadar apakah gaya kepemimpinannya akan merugikan atau membawa dampak positif buat orang banyak.
Artikel ini bertujuan untuk setiap atasan melakukan intropeksi diri apakah Anda termasuk atasan yang baik & dihormati para karyawan atau Anda adalah atasan yang menyebalkan dan tidak disukai oleh mayoritas orang.

Atasan Yang MENYEBALKAN  :
1.    Merasa dirinya lebih tinggi, oleh karena itu semua harus hormat padanya ( kadang harus ”disembah-sembah” & disanjung, anak buah harus ”berbungkuk-bungkuk” melayani atasan jenis ini )
2.    Hanya jadi ”Tukang Suruh”. Pola pikir yang ia miliki : ”sebagai atasan, tugas saya hanya berikan tugas dan nagih hasilnya saja”. Tipe atasan seperti ini malas mengembangkan anak buahnya
3.    Hanya mau diberikan masukan yang baik-baik saja, dan sulit terima kritikan atau masukan dari anak buahnya. Akibatnya, atasan seperti seringkali terlambat ”mengendus” permasalahan ditingkat bawah. Seringkali ia baru tahu atau menjadi sadar kalau semuanya sudah jadi ”bonyok”
4.    Tidak mau dipersalahkan. Kalau muncul suatu permasalahan, ia selalu cari kambing hitam dengan menyalah-nyalahkan orang lain atau anak buahnya. Kalaupun jelas-jelas ia bikin kesalahan, tipe atasan buruk tidak pernah akan berkata ”Saya minta maaf”. Malah yang terjadi, dia akan menuding kekiri-kekanan
5.    Cenderung satu arah. Jarang menghargai pendapat atau ide dari orang lain. Selalu merasa pendapatnya terbaik. Jarang mengadopsi ide-ide karyawan. Jarang memberikan kesempatan pada karyawan untuk sampaikan berbagai gagasan. Selalu mau menang sendiri didalam rapat atau perdebatan.
6.    Membatasi komunikasi dengan anak buah. Cenderung menjaga jarak dan berkomunikasi seperlunya saja ( tetapi atasan ini bisa akrab dan berkomunikasi baik dengan tingkat yang lebih tinggi )
7.    ”Lempar batu sembunyi tangan” ketika anak buah anak mengalami kesulitan. Atasan jenis ini tidak mau repot-repot untuk turun kebawah sama-sama memikirkan solusi yang terbaik ( ketika anak buah mentok dengan solusi ). Dia tipe yang mau terima beres. Bila ada anak buah yang meminta pendapatnya, ia selalu menggunakan berbagai jurus untuk menghindar.

Atasan yang BAIK
1.    Selalu merendahkan hati untuk membantu anak buahnya menjadi maksimal didalam melaksanakan tugas-tugas. Selalu menggunakan kata “kami” , bukan “aku”. Selalu mau turun kebawah untuk menawarkan bantuan.
2.    Mendelegasikan tugas kepada anak buah secara benar, yaitu :
a.    Pastikan anak buah benar-benar 100% mengerti tentang tugasnya
b.    Pastikan anak buah cukup terampil melakukan tugas-tugasnya
c.    Bila anak buah kurang terampil, si atasan akan melatih hingga si anak buah terampil
3.    Bersedia mendengar dari siapapun berbagai masukan yang positif maupun yang negative. Selalu mencari informasi ( positif maupun negatif ) untuk mengantisipasi agar masalah tidak menjadi besar.  Menyimak dengan baik setiap masukan yang diterima ( tidak counter balik setiap input yang diberikan ) dan mencoba menelaah lebih dalam.
4.    Bersedia dikritik bila atasan salah. Bersedia meminta maaf bila melakukan kesalahan. Terbuka untuk dikoreksi demi kepentingan bersama dan perusahaan
5.    Terbuka pada berbagai saran dan masukan. Setiap ide yang diajukan karyawan, akan disimak dengan baik dan dicerna. Setiap ide karyawan yang masuk akal dan menguntungkan perusahaan, akan diadopsi. Selalu mendorong karyawan sampaikan berbagai gagasan kreatif. Bersedia mengalah, apabila ide atasan kurang efektif didalammencapai target.
6.    Selalu mempertahankan komunikasi yang kondusif dengan anak buah. Selalu menjaga hubungan yang baik dengan seluruh anggota team. Tidak membeda-bedakan derajat didalam berkomunikasi dan pergaulan.
7.    Selalu siap untuk berikan advis yang diperlukan karyawan saat menghadapi kesulitan yang tidak bisa diatasi. Selalu memakai pendekatan ”Apa yang saya bisa bantu Anda untuk bisa selesaikan target tugas ini?”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar